Hikmah Ramadan 2025

Pemburu Lailatul Qadar: Ciri-ciri dan Keberkahannya

Salah satu keutamaan yang terdapat pada bulan Ramadhan adalah tibanya lailatul qadar.  

Editor: Taufiq Rochman
Istimewa
HIKMAH RAMADAN - Dr H Liliek N Chalida Badrus M.Hi (Anggota Komisi Pemberdayaan Perempuan MUI Jatim) menulis artikel hikmah Ramadan 2025 berjudul "Pemburu Lailatul Qadar: Ciri-ciri dan Keberkahannya" yang tayang pada Sabtu (22/3). 

Oleh: Dr H Liliek N Chalida Badrus M.HI (Anggota Koisi Pemberdayaan Perempuan MUI Jatim)

TRIBUNMADURA.COM - Bulan Ramadhan bulan yang penuh keberkahan dan penuh ampunan.

Salah satu keutamaan yang terdapat pada bulan Ramadhan adalah tibanya lailatul qadar.  

Malam yang penuh kemuliaan atau malam dimana Allah menurunkan segala bentuk pengampunan terhadap manusia sebagai wujud penghambaan.

Dalam al-Qur’an dijelaskan pada surah al-Qadr ayat 3,

لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مّنْ أَلْفِ شَهْرٍ 

Artinya : “malam lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan”

Maka, barang siapa yang menghabiskan malamnya dengan beribadah, mendekatkan diri atau taqorrub kepada Allah, ia akan mendapatkan pahala berlipat ganda dari hari-hari biasanya. 

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam bukhori menjelaskan demikian,

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

artinya: “carilah lailatul qadar pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.”

Dikatakan dalam hadits tersebut bahwa Lailatul Qadar jatuh pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadlan, merupakan  waktu yang sangat ditunggu oleh umat Muslim karena keistimewaannya.

Meskipun tanggal pastinya tidak dipastikan, banyak hadits yang menunjukkan bahwa malam tersebut kemungkinan besar terjadi pada malam-malam ganjil di antara 21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadhan.

Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk mencari Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir Ramadan dengan meningkatkan ibadah dan amal saleh.

Oleh karena itu, banyak Muslim yang memanfaatkan kesempatan ini untuk lebih giat dalam beribadah, seperti melaksanakan shalat malam (tahajud), membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan berdoa, dengan harapan dapat meraih keberkahan dan pahala yang sangat besar. 

Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh kemuliaan, di mana amal ibadah yang dilakukan pada malam tersebut memiliki nilai yang lebih tinggi dari seribu bulan.

Wahbah az-Zuhaily dalam karya tafsirnya yaitu tafsir al-Munir, menjelaskan bahwa lailatur qodar terdapat pada bulan Ramadhan dan sering kali jatuh pada sepuluh hari terakhirnya.

Adapun pada malam itu memiliki ciri-ciri tersendiri, seperti langit yang terlihat terang dan cerah, suhu udaranya tidak dingin dan juga tidak panas, pada malam itu terasa seperti terdapat rembulan yang terang, dan setan pun tidak bisa keluar pada malam itu, sampai terbitnya matahari. 

Hal tersebut juga sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Nabi saw, melalui periwayatan Ahmad,

وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ َ: إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ.

Artinya: “Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya tanda dari lailatul qadar adalah malamnya cerah dan terang, seolah-olah di dalamnya ada bulan terang, tenang dan tenteram, tidak ada dingin dan panas.dan tidak halal bagi bintang muncul sampai pagi, dan tandanya juga matahari akan terbit pada pagi hari dengan sangat indah, tanpa sinar yang kuat deperti bulan purnama, dan setan tidak boleh keluar bersamanya pada hari itu.”

Berdasar hadits diatas memberikan penjelasan tentang ciri-ciri khusus yang dapat dirasakan dan diamati pada lailatul qadar.

Ciri-ciri yang sesuai dengan hadits diatas, sebagai berikut.

Pertama, Malam yang cerah dan terang.

Rasulullah SAW menggambarkan Lailatul Qadar sebagai malam yang sangat terang, seolah-olah ada cahaya bulan yang menyinari seluruh malam tersebut.

Walaupun tidak ada bulan yang tampak dengan jelas seperti bulan purnama, suasana malam tersebut tetap terang benderang. Cahaya yang dimaksud bukanlah cahaya biasa, tetapi cahaya yang memberikan ketenangan dan kenyamanan.

Malam tersebut tidak gelap atau suram, melainkan dipenuhi dengan sinar yang membawa kedamaian, seolah alam semesta turut memberikan penghormatan pada malam yang mulia itu.

Kedua, Suasana tenang dan tenteram.

Selain terang, Lailatul Qadar juga diwarnai dengan ketenangan yang luar biasa. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa malam tersebut terasa sangat damai, tidak ada kegelisahan atau kekhawatiran yang mengganggu jiwa.

Suasana hati orang yang menjalani ibadah pada malam itu akan merasakan kedamaian yang mendalam, seolah-olah segala kesulitan atau kecemasan terangkat, memberikan ruang untuk fokus sepenuhnya pada ibadah kepada Allah SWT.

Ketiga, Cuaca yang tidak terlalu dingin atau panas.

Lailatul Qadar juga ditandai dengan cuaca yang sejuk dan nyaman, tidak terlalu panas atau dingin.

Cuaca yang ideal ini membuat umat Islam dapat beribadah dengan khusyuk tanpa merasa terganggu oleh kondisi fisik, seperti rasa panas atau dingin yang berlebihan.

Ini juga menambah kenyamanan dan kelancaran dalam beribadah, terutama saat melaksanakan ibadah seperti shalat malam (tahajud) atau dzikir.

Keempat, Bintang tidak muncul sampai pagi.

Salah satu tanda unik yang disebutkan dalam hadis adalah bahwa pada Lailatul Qadar, bintang-bintang tidak akan terlihat di langit hingga pagi hari.

Ini menunjukkan bahwa langit malam tersebut tampak berbeda dari malam-malam biasa.

Dalam kebanyakan malam, langit dipenuhi dengan bintang yang bersinar terang, namun pada  Lailatul Qadar, langit menjadi tampak lebih sepi dan hening, tidak ada gemerlap bintang yang biasa terlihat.

Hal ini memberikan kesan bahwa malam tersebut memiliki suasana yang berbeda dan khusus, yang memberi tanda bahwa malam itu adalah malam yang penuh keberkahan.

Kelima, Matahari terbit dengan cahaya yang lembut.

Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa setelah Lailatul Qadar berakhir, matahari akan terbit pada pagi hari dengan sangat indah, tetapi tidak dengan sinar yang kuat atau menyilaukan seperti biasanya.

Sinar matahari pada pagi hari setelah Lailatul Qadar akan terasa lembut, mirip dengan cahaya bulan purnama.

Hal ini menjadi tanda bahwa malam tersebut memang luar biasa, berbeda dengan malam-malam lainnya, dan membawa keberkahan yang tampak hingga matahari terbit.

Keenam, Setan tidak boleh keluar pada hari itu.

Salah satu ciri yang sangat mencolok dari  Lailatul Qadar adalah bahwa setan tidak dapat mengganggu umat Islam pada hari itu.

Setan tidak dapat mengeluarkan gangguan atau godaan pada malam atau hari tersebut.

Ini menunjukkan bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang sangat suci dan penuh dengan ketenangan spiritual, di mana umat Islam dapat fokus sepenuhnya pada ibadah tanpa adanya gangguan dari kekuatan jahat.

Ini juga mencerminkan keberkahan malam tersebut, di mana Allah SWT menghalangi segala bentuk gangguan dari setan untuk memberi ruang bagi hamba-hamba-Nya untuk beribadah dengan tenang.

Secara keseluruhan, tanda-tanda ini menggambarkan bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan keberkahan dan keistimewaan.

Keadaan alam yang tenang, cuaca yang nyaman, serta tanda-tanda langit dan matahari yang berbeda memberikan petunjuk kepada umat Islam bahwa malam tersebut adalah malam yang sangat mulia. 

Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah mereka, khususnya di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, dengan harapan dapat meraih keutamaan malam yang lebih baik daripada seribu bulan ini.

Tetapi peru diketahui bahwa lailatul qadar juga merupakan salah satu bentuk kasyf nabawi, atau yang berarti pengalaman spiritual atau pencerahan yang diberikan oleh Nabi saw.

Oleh sebab itu, agar dapat merasakan syahdunya lailatul qadar, seseorang harus menjalani riyadhoh atau latihan spiritual yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan istiqomah.

Selain itu, riyadhoh harus dilakukan dengan niat dalam hati yang tulus, ikhlas agar mendapatkan ridho dari Allah swt.

Proses ini memang membutuhkan waktu yang cukup lama dan membutuhkan keistiqomahan serta pengabdian yang konsisten agar dapat merasakannya.

Dengan begitu, orang yang tidak memiliki hal tersebut, akan merasakan  lailatul qadar sama seperti malam-malam pada umumnya. 

Meskipun tanda-tanda kesyahduan ibadah  lailatul qadar tidak bisa dirasakan oleh semua orang, tetapi ketenangan dan kedamaian pada malam itu, masih dapat dirasakan oleh seluruh orang. 

Adapun orang-orang yang berburu  Lailatul Qadar adalah mereka yang penuh dengan keikhlasan dan keimanan yang mendalam, serta berusaha meraih keberkahan dari malam tersebut.

Mereka berlomba-lomba menghidupkan malam tersebut dengan taqarrub ila Allah, mulai dari berdo’a, berdzikir, sholat malam untuk  mengharapkan Rahmat-Nya dan memohon ampunan atas dosa yang telah diperbuat.

Dijelaskan oleh Nabi saw melalui riwayat Abu Hurairah bahwa dengan melakukan sholat sunnah pada Lailatul Qadar dengan keimanan yang tulus dapat meleburkan dosa-dosa yang telah dilakukannya.

مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: Rasul SAW bersabda, "Siapa yang mengerjakan sholat pada  lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridha Allah SWT, maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni." 

Dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah juga menjelaskan bahwa salah satu amalan yang dapat dilakukan pada Lailatul Qadar adalah dengan memperbanyak membaca do’a:

 اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي 

Yang bertujuan untuk memohon ampunan kepada Allah swt, agar dosa-dosanya diampuni.

Berikut haditsnya,

قَالَتْ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ، مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: “Aisyah berkata, "Saya pernah bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika saya mendapati malam lailatul qadar, apa yang harus saya ucapkan pada malam tersebut?' Beliau menjawab, 'Hendaklah kamu membaca doa, (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan menyukai ampunan, maka ampunilah segala kesalahanku)." 

Pada malam itu, tidak hanya waktu untuk memperbanyak amalan kepada Allah swt, tetapi juga waktu yang tepat untuk memperbanyak sedekah kepada fakir, miskin, anak yatim dan yang membutuhkan.

Nabi saw bersabda, bahwa paling utama dalam hal bersedekah adalah bersedekah pada bulan Ramadhan.

أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ

Artinya: “paling utama sedekah adalah sedekah di Bulan Ramadhan” 

Dengan niat yang tulus, sedekah menjadi sarana untuk membersihkan hati, memperbanyak amal, serta memperoleh pengampunan dan rahmat Allah SWT.

Oleh karena itu, mari manfaatkan setiap detik Lailatul Qadar untuk berbuat kebaikan, termasuk dengan sedekah, sebagai bentuk keikhlasan kita dalam mencari ridha-Nya.

Semoga kita menjadi bagian dari orang-orang yang sedang berburu malam Lailatul Qadar dan merasakan nikmatnya ibadah pada malam tersebut. Amiin. والله اعلم بالصواب....

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved