11 Risiko Kesehatan dari Makanan Tinggi Gula yang Umum Disajikan saat Lebaran Idul Fitri

Menurut para ahli, konsumsi gula berlebih merupakan salah satu faktor penyebab obesitas, selain faktor genetik, aktivitas fisik, dan kondisi ekonomi.

Kompas.tv
KUE LEBARAN - Berbagai macam kue manis yang umum disajikan saat Lebaran Idul Fitri. Berikut beberaoa risiko kesehatan akibat mengonsumsi makanan tinggi gula, mulai dari obesitas hingga kanker. 

TRIBUNMADURA.COM - Saat perayaan Lebaran Hari Raya Idul Fitri, berbagai hidangan manis seperti kue kering dengan aneka rasa, sirup berwarna-warni yang menyegarkan, dan hidangan pencuci mulut menjadi sajian utama di banyak rumah. 

Namun, di balik kenikmatannya, konsumsi gula dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai risiko bagi kesehatan.

Para ahli gizi dan kesehatan menyatakan bahwa konsumsi gula berlebih merupakan salah satu faktor penyebab obesitas, selain faktor genetik, aktivitas fisik, dan kondisi ekonomi. 

Oleh karena itu, pedoman diet merekomendasikan agar asupan kalori dari gula tambahan tidak melebihi 10 persen dari total kalori harian. 

Dengan mengontrol asupan gula, seseorang dapat menjaga keseimbangan nutrisi dalam tubuh, mempertahankan berat badan ideal, serta mengurangi risiko penyakit yang berkaitan dengan pola makan yang tidak sehat.

Baca juga: Kenali 7 Manfaat Pistachio, Camilan Sehat untuk Menjaga Kadar Gula Darah Bagi Penderita Diabetes

Berikut 11 bahaya yang dapat ditimbulkan akibat konsumsi gula yang berlebihan, dikutip dari National Geographic:

1. Meningkatkan Risiko Obesitas

Mengonsumsi gula dalam jumlah besar, terutama dari minuman manis, dapat meningkatkan risiko obesitas. Fruktosa dalam minuman manis dapat memicu rasa lapar dan mengganggu hormon leptin yang berfungsi mengatur nafsu makan.

Akibatnya, tubuh lebih cenderung mengonsumsi kalori berlebih yang berujung pada penumpukan lemak, khususnya di perut.

Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

2. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung

Pola makan tinggi gula berkontribusi terhadap peningkatan risiko penyakit jantung, yang merupakan penyebab utama kematian di dunia.

Konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan obesitas, peradangan, serta meningkatkan kadar trigliserida, gula darah, dan tekanan darah.

Minuman manis juga dikaitkan dengan aterosklerosis (penyumbatan arteri) dan peningkatan risiko stroke. Satu kaleng soda setiap hari hampir mencapai batas konsumsi gula yang disarankan, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi kardiovaskular.

3. Memicu Munculnya Jerawat

Makanan dan minuman dengan indeks glikemik tinggi dapat meningkatkan kadar gula darah serta insulin, yang memicu produksi minyak berlebih, peradangan, dan sekresi hormon androgen.

Beberapa studi menunjukkan bahwa diet rendah glikemik dapat mengurangi jerawat, sementara diet tinggi glikemik cenderung memperburuknya.

Masyarakat yang tinggal di pedesaan dan mengonsumsi makanan alami dengan sedikit proses pengolahan umumnya menunjukkan tingkat jerawat yang lebih rendah dibandingkan dengan penduduk perkotaan yang lebih sering mengonsumsi makanan olahan.

Baca juga: Cara Menyembuhkan Jerawat Tanpa Efek Samping dengan Bahan Alami, Kulit Kembali Mulus

4. Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Meskipun belum ada bukti bahwa gula secara langsung menyebabkan diabetes, konsumsi gula berlebihan dapat berkontribusi terhadap kenaikan berat badan dan resistensi insulin.

Studi menunjukkan bahwa seseorang yang sering mengonsumsi minuman manis lebih rentan mengalami diabetes dibandingkan mereka yang jarang mengonsumsinya.

5. Berkaitan dengan Risiko Kanker

Kelebihan gula dalam pola makan dapat meningkatkan risiko kanker, terutama karena keterkaitannya dengan obesitas, peradangan kronis, dan resistensi insulin.

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker hingga 95 persen, sementara konsumsi minuman manis dapat meningkatkan risiko hingga 200 persen .

Beberapa jenis kanker yang sering dikaitkan dengan gula berlebih adalah kanker prostat dan kanker esofagus.

6. Meningkatkan Risiko Depresi

Terlalu banyak mengonsumsi gula dapat memengaruhi suasana hati dan meningkatkan risiko depresi.

Studi menunjukkan bahwa asupan gula yang tinggi dapat menyebabkan peradangan, resistensi insulin, serta gangguan pada sistem dopamin yang berperan dalam regulasi emosi.

Sebuah penelitian yang melibatkan 8.000 individu menunjukkan bahwa pria yang mengonsumsi lebih dari 67 gram gula setiap hari memiliki kemungkinan mengalami depresi 23 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari 40 gram.

7. Mempercepat Penuaan Kulit

Kandungan gula yang tinggi dalam tubuh dapat memicu pembentukan advanced glycation end products (AGEs), senyawa yang merusak kolagen dan elastin dalam kulit.

Akibatnya, kulit menjadi lebih kendur dan muncul lebih banyak kerutan. Pola makan yang tinggi gula juga dikaitkan dengan penuaan dini.

8. Mempercepat Penuaan Sel

Telomer adalah bagian dari kromosom yang berfungsi melindungi informasi genetik. Seiring bertambahnya usia, telomer secara alami memendek.

Konsumsi gula yang berlebihan dapat mempercepat pemendekan telomer, yang berkontribusi terhadap penuaan sel yang lebih cepat.

Sebuah penelitian kecil yang melibatkan anak-anak prasekolah menunjukkan bahwa asupan minuman manis berhubungan dengan panjang telomer yang lebih pendek, yang mengindikasikan percepatan proses penuaan sel.

Baca juga: Suka Kalap saat Hari Raya Idul Fitri? Berikut Tips Mengontrol Nafsu Makan dan Menjaga Gula Darah

9. Menurunkan Tingkat Energi

Makanan tinggi gula dapat menyebabkan lonjakan cepat kadar gula darah yang diikuti dengan penurunan drastis (sugar crash), sehingga seseorang merasa lelah dan sulit berkonsentrasi.

Untuk menjaga energi tetap stabil, disarankan memilih makanan kaya serat serta mengombinasikan karbohidrat dengan protein atau lemak sehat.

10. Berisiko Menyebabkan Perlemakan Hati

Fruktosa yang dikonsumsi dalam jumlah tinggi dapat berkontribusi pada penyakit perlemakan hati non-alkohol (NAFLD).

Fruktosa yang diproses di hati dapat diubah menjadi lemak, yang jika berlebihan akan menumpuk dan menyebabkan masalah kesehatan. Studi menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis setiap hari dapat meningkatkan risiko NAFLD hingga 56 % .

11. Berbagai Risiko Kesehatan Lainnya

Selain dampak yang telah disebutkan, konsumsi gula berlebih juga dikaitkan dengan:

  • Peningkatan risiko penyakit ginjal akibat kadar asam urat yang lebih tinggi
  • Kerusakan gigi akibat asam yang dihasilkan bakteri dari gula
  • Peningkatan risiko asam urat (gout)
  • Penurunan fungsi kognitif yang berhubungan dengan demensia dan Alzheimer

Penelitian mengenai dampak negatif konsumsi gula terhadap kesehatan masih terus berkembang. Namun, bukti yang ada semakin menguatkan pentingnya membatasi asupan gula demi menjaga kesehatan jangka panjang.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved