Madura Terpopuler
Madura Terpopuler: Kasus Kusta di Sampang Meningkat hingga Pengelolaan Sampah di RSUD Syamrabu
Berikut ini adalah kumpulan berita Madura Terpopuler, Senin (28/7/2025). Dari kasus kusta di Sampang meningkat tajam
TRIBUNMADURA.COM, MADURA- Berikut ini adalah kumpulan berita Madura Terpopuler, Senin (28/7/2025).
Dari kasus kusta di Sampang meningkat tajam, hingga pengelolaan sampah di RSUD Syamrabu.
1. Kasus Kusta di Sampang Capai Melesat Tajam, Ada 112 Penderita, 11 Wilayah Ditetapkan Endemis
Angka kasus kusta di Kabupaten Sampang masih menjadi perhatian serius, Minggu (27/7/2025).
Hingga pertengahan tahun 2025, tercatat seratus lebih warga terkonfirmasi menderita kusta aktif.
Programmer Kusta Dinas Kesehatan dan KB Sampang, Moh Ali mengatakan bahwa, jumlah penderita aktif di wilayah kerjanya saat ini mencapai 112 orang.
"Penderita tersebar di sejumlah kecamatan, tidak terpusat di satu wilayah saja," ujarnya
Dinas Kesehatan telah melakukan pemetaan wilayah endemis dan menetapkan 11 titik rawan, berdasarkan temuan kasus baru dalam tiga tahun terakhir.
Daerah tersebut kini menjadi fokus pemantauan dan penanganan intensif.
“Wilayah endemis beberapa diantaranya Tamberu Barat, Robetal, Tanjung, Camplong, Batu Lengger. Kami intensifkan pendekatan preventif dan pengobatan di sana,” terangnya.
Ali menegaskan bahwa jumlah kasus bukanlah ukuran keterbelakangan daerah, melainkan indikator perlunya peningkatan edukasi kesehatan, deteksi dini, dan keterlibatan masyarakat dalam pencegahan.
“Stigma terhadap penderita kusta harus dihapus, kusta bisa disembuhkan jika ditangani sejak dini,” tegasnya.
Upaya yang dilakukan Dinkes mencakup penyuluhan door-to-door, penyediaan obat-obatan, hingga pelatihan kader kesehatan di desa-desa.
"Harapannya, dengan kolaborasi semua pihak, kusta tak lagi menjadi momok kesehatan di Sampang," pungkasnya.
2. Mengintip Nilai Ekonomis Pengolahan Sampah Non Medis RSUD Syamrabu Bangkalan, Terima Cuan 70 Persen
RSUD Syamrabu Bangkalan merespon program ‘Bangkalan Berse Onggu’ (sangat bersih) dengan mengoptimalkan prinsip reduce, reuse, dan recycle (3R) melalui pendirian Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Nompak Prao (Naik Perahu). Urusan produksi sampah nonmedis itu kini tidak lagi membebani keuangan rumah sakit, malahan menjadi suntikan cuan dari bagi hasil dengan pihak ketiga.
Vendor TPS3R ‘Nompak Prao’ RSUD Syamrabu Bangkalan, Satria Eko Santosa mengungkapkan, pihaknya pada tahun pertama memberikan keuntungan kepada rumah sakit di angka 10 persen. Sebagaimana yang telah menjadi kesepakatan awal dengan komposisi 90 persen laba milikvendor untuk mengembalikan modal pembelian semua peralatan.
“Untuk tahun kedua, kami memberikan RSUD Syamrabu laba sebesar 30 persen, pada tahun ketiga kami berikan di angka 70 persen bagi hasil keuntungan. Jadi kami hanya menerima 30 persen keuntungan dari penjualan karena untuk balik modal sudah selesai di tahun pertama dan tahun kedua,” ungkap Satria, Minggu (27/7/2025).
TPS3R Nompak Prao diresmikan Bupati-Wakil Bupati Bangkalan, Lukman Hakim-Moch Fauzan Ja’far bersama Ketua PCNU/MUI Bangkalan, KH Makki Nasir pada Jumat (25/7/2025) pagi.
Penyediaan semua peralatan mulai dari mesin chopper atau pencacah, mesin pengayak, mesin press, dan komposter memang menjadi tanggung jawab pihak vendor. Sementara untuk kegiatan pemilah sampah masih dilakukan secara manual.
Satria menjelaskan, produksi sampah nonmedis dari tiap pos di lingkungan RSUD Syamrabu Bangkalan awalnya masuk ke TPS3R untuk dilakukan pemilihan secara manual oleh lima petugas. Kegiatan awal itu untuk memisahkan sampah organik dan non organic, dilanjutkan dengan langkah penyortiran untuk mendapatkan sampah yang bernilai ekonomis seperti plastik, botol plastik, dan kardus.
“Setelah itu masuk ke mesin jumbo bag, kita pilih lagi berdasarkan warna dan jenis sampah sebelum dilakukan pengepresan dan pencacahan. Ketika semua sudah rampung, barulah kami jual ke pabrik, di sana kembali diolah menjadi kemasan-kemasan baru lagi,” pungka Satria.
Dirut RSUD Syamrabu Bangkalan, dr Farhat Suryaningrat mengungkapkan, keberadaan TPS3R “Sekarang sampah nonmedis milik kami bernilai guna sesuai dengan standar dari Kementerian Kesehatan, bahwa setiap rumah sakit harus mempunyai TPS3R untuk pengolahan sampah non medisnya,” ungkap dr Farhat.
Program ‘Bangkalan Berse Onggu’ digelorakan Lukman kepada ratusan perwakilan Pegawai Negeri Sipil (PNS) lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Bangkalan serta perwakilan dari sejumlah elemen masyarakat di alun-alun kota pada 11 Juli 2025.
‘Bangkalan Berse Onggu’ diharapkan mampu menjadi komitmen bersama, sekaligus menjadi tonggak dimulainya langkah strategis melalui terwujudnya sinergitas antara Pemkab Bangkalan selaku sektor hilir dan masyarakat di sektor hulu dalam upaya mengatasi permasalahan sampah.
Dirut RSUD Syamrabu Bangkalan, dr Farhat Suryaningrat, SpKK mengungkapkan, urusan sampah khususnya sampah nonmedis produksi rumah sakit memang harus selesai di masing-masing OPD. Sebagaimana program Bangkalan Berse Onggu yang telah menjadi komitmen bersama lintas OPD di lingkungan Pemkab Bangkalan.
“Selama ini kami mengeluarkan anggaran untuk urusan sampah nonmedis, tapi sekarang kami menghasilkan pendapatan melalui kegiatan TPS3R. Sampah-sampah yang telah diolah di TPS3R kami, dijualkan oleh pihak ketiga. Peralatan juga tidak beli melainkan semua dari pihak ketiga,” singkat dr Farhat.
Update produksi sampah harian yang dihimpun Tribun Madura dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangkalan saat ini mencapai 98,7 ton. Dengan dominasi sampah rumah tangga di angka sekitar 70 persen, sisanya merupakan sampah dari warung-warung kuliner.
Setelah program Bangkalan Berse Onggu diluncurkan dua pekan lalu, DLH Bangkalan mencatat sebanyak dua bank sampah telah didirikan. Pertama Bank Sampah DLH, kedua Bank Sampah Pemda yang dikelola bersama oleh sejumlah OPD di komplek perkantoran pemda, di antaranya bappeda, dispenda, PUPR, cipta karya, dinas komunikasi dan informatika, hingga BPKAD.
Bupati Bangkalan, Lukman Hakim berharap, semua lembaga pemerintahan di lingkungan Pemkab Bangkalan bisa mendirikan TPS3R sebagai upaya mengolah sampah agar bernilai ekonomis. Sehingga di masa mendatang, tidak ada lagi OPD-OPD sebagai penyumbang sampah.
“RSUD Syamrabu menjadi pilot project, kami harapkan nanti bisa menular ke semua lembaga di pemerintahan, semua kantor OPD ada pengolahan sampah. Sehingga komitmen bersama tentang Bangkalan Berse Onggu bisa terwujud,” ungkap Lukman.
Inforrmasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Madura Terpopuler: Jumlah Penderita Campak Pamekasan Melonjak hingga Sopir Tergeletak di Bangkalan |
![]() |
---|
Madura Terpopuler: Gadis Kalianget Sumenep Dilaporkan Hilang hingga Kurir JNT Kehilangan Motor |
![]() |
---|
Madura Terpopuler: Penangkapan Pembacok di Bangkalan hingga Sumenep Gudang Pekerja Migran Ilegal |
![]() |
---|
Madura Terpopuler: Pria di Bangkalan Tewas Dibacok hingga Rumah Warga di Pamekasan Kena Balon Udara |
![]() |
---|
Madura Terpopuler: Peringatan Satgas MBG Sampang hingga Balon Udara Meledak di Pamekasan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.