Berita Bangkalan

Kocaknya Lomba Agustusan di Bangkalan, Bapak-bapak Nyunggi Tempeh Tak Selihai Emak-emak: Kompak

Nyunggi Tempeh atau dalam Bahasa Madura, Nyo'on Geddeng menjadi salah satu jenis lomba tradisional

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Januar
tangkapan layar
TAK SELIHAI PEREMPUAN - Salah seorang peserta lomba agustusan, Mohammad Yasir kesulitan berjalan dengan kedua lengan menjepit dua balon sambil Nyunggi Tempeh di lapangan bola voli, Jalan Teuku Umar, Gang III RT II, Kelurahan Kemayoran, Kota Bangkalan, Minggu (10/8/) malam. 

Laporan wartawan TribunMadura.com, Ahmad Faisol

TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Nyunggi Tempeh atau dalam Bahasa Madura, Nyo'on Geddeng menjadi salah satu jenis lomba tradisional pada momen agustusan di Kabupaten Bangkalan.

Namun ketika Nyo'on Geddeng dilombakan oleh kaum bapak-bapak, kontan saja mengundang gelak tawa karena ternyata para bapak tidak selihai kaum emak-emak untuk membawa tempeh di atas kepala.   

Sebagaimana yang terangkum dalam kegiatan lomba agustusan warga Jalan Teuku Umar, Gang III RT II,  Kelurahan Kemayoran, Kota Bangkalan, Minggu (10/8/) malam. Di kampung yang berlokasi tepat di sisi Utara Stadion Gelora Bangkalan itu, warga dari berbagai usia, latar belakang pekerjaan, dan tingkat ekonomi melebur dalam bingkai semangat perayaan Hari Kemerdekaan Ke-80 Republik Indonesia.

Mereka larut dalam suasana penuh kegembiraan, persatuan, dan menanggalkan masing-masing status sosial ketika mengikuti lomba. Seperti lomba menjepit dua balon di kedua lengan sambil nyunggi tempeh dan lomba memakai pakaian sambil menjaga satu balon tetap terbang atau tidak menyentuh tanah.

“Ternyata Nyo'on Geddeng itu sulitnya bukan main. Setelah ditaruh di (kepala) sini, beberapa kali jatuh. Tetapi ketika ibu-ibu ada yang gampang ada juga yang tidak, jadi menurut saya Nyo'on Geddeng butuh konsentrasi,” ungkap peserta, Mohammad Yasir kepada Tribun Madura ketika ditemui di kediamannya, Senin (11/8/2025).

Nyunggi Tempeh dalam budaya Jawa, filosofinya melambangkan keseimbangan dan kehati-hatian. Para peserta mengharuskan mampu menjaga keseimbangan saat berjalan sambil membawa tempeh di atas kepala.

“Artinya, kalau orang dulu itu konsentrasinya luar biasa. Bahkan kadang-kadang sambil menggendong anaknya, kemudian sambil Nyo'on Geddeng, dia masih bisa jalan cepat. Tetapi kalau bapak-bapak memang kesulitan sekali,” pungkas Mohammad Yasir.

Momen lomba agustusan memang menjadi salah satu kegiatan rutin setiap tahun yang bisa mempertemukan masyarakat lintas profesi dan berbagai kesibukan melalui kegiatan-kegiatan lomba maupun pertandingan.  

Syafiuddin, warga setempat mengatakan,  masyarakat Kemayoran biasanya setiap hari memang fokus pada aktivitas masing-masing. Namun tadi malam semua warga berkumpul, bertemu langsung, dan bersilaturahmi dengan mengadakan lomba agustusan.

“Ada lomba menjepit balon sambil Nyunggi Tempeh, ada juga lomba memakai pakaian sambil menjaga balon tidak jatuh menyentuh tanah. Alhamdulillah kompak dan seru, semua warga merasa senang karena jarang bertemu. Akhirnya momen tadi malam sangat semarak,” singkat Syafiuddin. 
 
 
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved