Pemkot Surabaya Mangkir Hadiri HUT Satpol PP se Jatim, Gubernur Khofifah Langsung Beri Teguran Keras
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menegur keras Pemkot Surabaya saat acara HUT Satpol PP ke 69, Pemadam Kebakaran ke 100 dan Satlinmas ke 57 yang berlangsung di Alun-Alun Caruban Kabupaten Madiun, Kamis (28/3/2019).
Pasalnya dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jatim, hanya kota Surabaya saja yang tidak mengirimkan kontingennya alias mangkir, untuk berpartisipasi dalam rangkaian acara HUT tiga elemen penting penjaga ketertiban masyarakat tersebut.
Padahal menurut Khofifah, ini termasuk momen penting untuk bisa memberikan penguatan perekat kebersamaan dan persatuan antar pemerintah daerah.
"Saya berterima kasih perwakilan Forkopimda hadir di sini. Dan ada sebanyak 37 kabupaten kota mengirimkan timnya, mengapa 37 karena ada satu yang berhalangan mengirimkan kontingennya yaitu Kota Surabaya," tegas Khofifah.
• Tebar Hoaks Bupati Sampang di Facebook Soal Pilpres, Guru Honorer di Kemenag ini Ditangguhkan UNBK
• Lihat Alat Kelamin Menantunya Tak Sebesar yang Diduga, Mertua Cabut Laporan di Polisi dan Minta Maaf
• Ternyata Jadi Anak Angkat Ronaldo Tak Mudah, ABG Asal Aceh Ungkap Tiga Permintaannya yang Terkabul
• Pernikahan Lucinta Luna Belum Genap Seminggu Sudah Terancam Kandas, Penyebabnya Sepele
• Jalin Asmara Usai Kenal Duda di Jakarta, Janda 4 Anak ini Malah Masuk Penjara Saat Belanja di Pasar
• Mengintip Isi Doomsday Vault, Gudang Raksasa Simpan Semua Kebutuhan Untuk Persiapan Hari Kiamat
Dari Deville kontingen yang masuk dalam rangkaian acara tersebut, Khofifah mengatakan tidak ada rombongan kontingen dari Surabaya.
Mantan Menteri Sosial ini berharap lain kali Kota Surabaya bisa ikut berpartisipasi dan kontribusi dalam acara-acara semacam ini.
"Kenapa menurut saya ini penting. Karena ini bagian dari perekat kebersamaan kita, perekat persatuan kita dan bagaimana kita bisa menjaga diantara seluruh elemen di Jawa Timur termasu Pemerintah Daerahnya itu bisa guyub rukun," tegas Khofifah.
• Gadis Muda di Surabaya ini Dua Tahun Dicabuli Ayahnya Sendiri, Terungkap Berkat Jasa Guru Sekolah
• Anak Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini Diperiksa Polda Jatim Terkait Kasus Amblesnya Jalan Gubeng
• Dapat Gelar Doktor HC Ilmu Pendidikan Islam dari UINSA, Pakde Karwo Sebut Belum Khatam Jadi Santri
• Jalin Asmara Usai Kenal Duda di Jakarta, Janda 4 Anak ini Malah Masuk Penjara Saat Belanja di Pasar
Lebih lanjut, Khofifah yang pagi itu menjadi inspektur upacara dan lengkap mengenakan seragam Satpol PP, dia menekankan bahwa hari ini Satpol PP menghadapi tantangan yang cukup berat di era digital IT.
Saat ini sudah ramai terkonfirmasi bahwa betapa erebaknya futnak, hoaks, ujaran kebencian, yang berpotensi mengganggu dan memecah belah integritas bangsa.
"Kita tidak ingin ada potensi disintegritas yang tidak terdeteksi, maka deteksi itu selain dilakukan oleh elemen strategis lain juga dilakukan oleh Satpol PP," tegas Khofifah.
• Kisah Ulfa, Gadis Imut 12 Tahun Dinikahi Syekh Puji & Bikin Heboh? Sekarang Berubah Total Kondisinya
• Viralnya Foto Bupati Pamekasan Acungkan Satu Jari, Bawaslu Pamekasan Surati Baddrut Tamam
Terlebih dunia global sedang diserang oleh era post truth. Yaitu era pasca kebenaran.
Masyarakat diajak untuk masuk firehouse of falsehood, yang dijelaskan Khofifah sebagai banyaknya pipa-pipa menyebarkan kebohongnya.
"Kalau ada Satpol PP kurang fasih IT-nya maka tugas Kasatpol PP memberikan training kepada mereka. Karena fungsi perekat kebangsaan, maka Satpol PP nggak boleh gaptek. Karena mereka harus menunjukkan yang benar adalah benar yang salah adalah salah," tandas Khofifah.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kasatpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto, mengatakan bahwa Pemkot Surabaya memang berhalangan hadir dan mengirimkan kontingen ke Madiun dalam acara tersebut.
"Ini memang kita sedang konsentrasi mengingat cuaca yang nggak menentu. Mengingat cuaca nggak menentu ini, kita mutuskan tidak bisa menghadiri acara tersebut," dalih Irvan Widyanto.
• Ternyata Jadi Anak Angkat Ronaldo Tak Mudah, ABG Asal Aceh Ungkap Tiga Permintaannya yang Terkabul
• Usai Ikut Viralkan Meme Tuman, Gubernur Jatim Khofifah Kirim Sembako Kepada Dua Warga Bernama Tuman
Menurutnya wajar saja jika masing-masing wilayah punya kebijakan sendiri-sendiri. Termasuk Kota Surabaya.
Irvan Widyanto menyebut undangan terkait acara di Madiun ini sudah diterima Satpol PP Kota Surabaya jajaran.
Namun pihaknya juga menegaskan bahwa Kota Surabaya sudah mengkonfirmasi untuk tidak bisa hadir.
"Layanan 112 banyak yang harus dilayani," tambahnya.
Sehingga menurut Irvan harus ada pengerahan fokus petugas untuk berjaga melayani masyarakat di Surabaya.
• Mengintip Isi Doomsday Vault, Gudang Raksasa Simpan Semua Kebutuhan Untuk Persiapan Hari Kiamat
Petugas Satpol PP Surabaya Dibacok
Tri Setia Bakti, seorang anggota Satpol PP Kota Surabaya menjadi korban pembacokan ketika hendak menertibkan pedagang di Pasar Keputran, Tegalsari, Surabaya, Rabu (27/2/2019) dini hari.
Informasi yang diperoleh TribunJatim.com (Grup Tribunmadura.com) di lapangan menyebutkan, akibat bacokan tersebut, Tri Setia Bakti, warga Bangong Ginayan Surabaya ini mengalami luka di salah satu bagian tubuhnya.
Dikonfirmasi hal itu, Kanitreskrim Polsek Tegalsari Surabaya, Iptu Zainul Abidin membenarkannya.
Abidin membenarkan peristiwa pembacokan yang dialami Tri Setia Bakti, seorang anggota Satpol PP Kota Surabaya ketika korban hendak menertibkan pedagang di Pasar Keputran, tepatnya di Jalan Keputran Nomor 43 Surabaya.
Secara tiba-tiba disabet senjata tajam oleh seseorang yang tak dikenalnya.
"Kejadiannya tadi malam (Selasa,26/2/2019) sekitar pukul 20.30 WIB, di kawasan Pasar Keputran," tegasnya, Rabu (27/2/2019).
Menurut Zainul Abidin, peristiwa pembacokan tersebut bermula ketika Tri Setia Bakti akan menertibkan mobil pikap yang tengah melakukan bongkar muat di sekitar Pasar Keputran.
Anggota Satpol PP tersebut menertibkan dengan cara mengingkatkan. Namun, ada seseorang yang tidak terima.
Tiba-tiba, orang tersebut mengeluarkan sebuah senjata tajam yang diduga berjenis sebilah pisau dari balik bajunya.
Pisau itu langsung disabetkan ke arah Tri Setia Bakti dan pun mengenai lengan kirinya.
Setelah itu, terduga pelaku melarikan diri.
Zainul Abidin menjelaskan, sampai saat ini pihaknya masih menyelidiki kasus itu.
Bahkan, personelnya telah disebar untuk memburu pelaku.
"Kami masih melakukan proses lidik," beber Abidin, Rabu (27/2/2019).
Disisi lain, pihak Satpol PP Kota Surabaya juga mengaku telah menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
Menyikapi kasus pembacokan anggota Satpol PP tersebut, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini langsung menyikapi serius dan bereaksi keras.
Menurut Risma, setelah mendengar berita tersebut dirinya tidak tinggal diam. Pemkot Surabaya sudah melaporkan perkara tersebut kepada Polsek Tegalsari.
"Lanjut! Kita laporkan polsek. Pemkot Surabaya juga punya face recognition atau kamera pengenal wajah. Akan terdeteksi dia lari kemana," tegasnya, Rabu (27/2/2019).
Dirinya, kata Risma tidak ingin kejadian seperti itu terulag lagi. Karena selama ini, anggota Satpol PP atau pemerintah kota lainnya hanya berniat melakukan penertiban.
"Kita sudah berikan waktu, sehingga sebetulnya kita bukan mematikan usaha. Semua kan ada aturannya. Karena itu tadi, saya sampaikan kami (pemkot Surabaya) akan meminta pengamanan penjagaan dari kepolisian. Karena kami gak bisa bawa pistol, jadi kita minta pengamanan penertiban," tandasnya.
Untuk itu, ke depan, pihaknya akan meminta agar anggota melakukan penertiban gabungan, dengan melibatkan aparat terkait lainnnya.
Soal bekal keamanan yang diberikan Pemkot Surabaya kepada para anggota, sebenarnya sudah diupayakan.
Salah satunya adalah memberikan perangkat Handy Talkie (HT) yang terkoneksi dengan panggilan darurat Command Center 112.
Harapannya dengan HT tersebut, anggota pemkot bisa meminta pertolongan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, karena panggilan darurat 112 juga terkoneksi dengan kepolisian.
Selain itu, Risma juga mengaku Anggota Satpol PP juga dilengkapi satu alat yang bisa digunakan untuk melindungi diri dari jarak jauh.
"Sebetulnya dia sudah pakai pengaman, pakai rompi. Saya kepingin anak-anak kita selamat. Anggota kita kan gak bawa senjata, kita sudah bicara dengan pihak kepolisian itu susah, karena pegang senjata harus ada kesiapan psikologi," tegasnya.
• 31 Tahun di Kubur, Jasad Tokoh NU di Blitar Masih Utuh, Kain Morinya Juga Belum Rusak
Copot Baliho Caleg, Petugas Satpol PP Surabaya Ditampar
Terjadi insiden penamparan oleh seorang pria terhadap petugas Satpol PP wilayah Krembangan Utara Surabaya pada Rabu (13/2/2019).
Diketahui, petugas Satpol PP yang menjadi korban penamparan bernama Rianda Harendino.
Terkait hal itu, Kasatpol PP Surabaya, Irvan Widyanto mengomentari insiden penamparan petugas satpol PP tersebut.
Irvan Widyanto menerangkan kronologi insiden penamparan yang dialami Rianda Harendino anggota Tratibumas Satpol PP Kelurahan Krembangan Utara.
Rabu (13/2/2019) jajaran Satpol PP kelurahan krembangan utara yang dikomandoi Rianda melakukan monitoring wilayah rutinan mulai pukul 09.00 WIB.
Perubahan Sikap Puput Nastiti Devi Versi Tetangga Setelah Dikabarkan Nikah dengan Ahok, Beda Banget?
Ramai Twit 'Presiden Baru' CEO Bukalapak: Beda Respon Jokowi & Gibran-Kaesang hingga Fakta Data Lama
Saat tiba di Jalan Kebalen Wetan, lanjut Irvan, Rianda mendapati sebuah banner Alat Peraga Kampanye (APK) caleg yang posisinya terlepas dari kawat pengait, lalu jatuh ke tengah jalan dan mengganggu akses pengendara yang melintas.
Rianda berinisiatif mengambilnya lalu membawa ke Kantor Kelurahan Krembangan Utara Jalan Kali sosok No 27 Surabaya.
Saat kembali ke kantor kelurahan, ternyata di sana, si pelaku penamparan sudah menunggu Rianda.
Si pelaku penamparan yang mengenakan kaus hijau, mengenakan sarung warna coklat, tanpa alas kaki dalam video viral berdurasi 1 menit 51 detik, diketahui berinisial AD warga Kebalen Wetan Krembangan Utara.
Ia ternyata menjabat sebagai sebagai ketua RT 06 RW 07 Krembangan Utara.
"Ya udah terjadilah insiden itu. Bagaimanapun dia adalah aparat yang menjalankan tugas dan fungsinya," kata Irvan pada TribunJatim.com.
Irvan Widyanto mengaku tak bergeming, pihaknya akan menyelesikan insiden ini secara hukum.
Karena Alasan Spanduk Pria Ini Ditampar Berkali-kali
Sebuah video yang memperlihatkan perseturan yang dua pria berdurasi 1 menit 51 detik mendadak viral, Jumat (15/2/2019).
Dalam video tersebut, tampak seorang pria berkumis dan bertopi hitam yang mengenakan seragam dinas khas Satpol PP, ditampar berkali-kali oleh seorang pria yang mengenakan kaus oblong berwarna hijau, bersarung warna coklat, tanpa mengenakan alas kaki.
Pria berkaus hijau itu sejak awal video dimulai, sudah berada di sebuah halaman depan bangunan yang diketahui adalah bangunan Kantor Kelurahan Krembangan Utara.
Ia berjalan mondar-mandir berkacak pinggang, seraya melecutkan umpatan berkali-kali tanpa jelas kepada siapa umpatan itu ditujukan.
"Delok'en lek wes totok kene tak tempeleng langsung (Lihat saja kalau sudah sampai langsung aku pukul) ," katanya seraya mengarahkan telunjuk tangan kanannya ke arah bawah.
Tak berselang lama, seorang pria berkumis, bertopi hitam, dan mengenakan seragam khas Satpol PP tiba mengendari motor tipe bebek warna hitam.
Pria itu tampaknya baru saja tiba dari suatu lokasi, lalu memarkirkan motornya di bahu jalan tepat di seberang sisi depan bangunan kelurahan.
Belum juga turun dari motornya, pria yang mengenakan kaus berwarna hijau itu langsung menghampirinya.
"Kon lapo nyoplok spanduk (Kamu kenapa melepas spanduk) hah! Lapo dicoplok," nadanya meninggi seraya mengayunkan dua kali tamparan.
Tamparan pertama diarahkan tepat di bagian atas kepala mengenai topi dan tamparan ke dua tepat mengenai pipi kiri pipi pria berseragam satpol PP.
Usai menampar, pria berkaus hijau kembali mengumpat disertai bentakkan yang memaksa si pria berseragam satpol PP untuk masuk ke dalam kantor kelurahan.
"Ayo menjero disek ae (Ayo masuk dulu saja)," jawab pria berseragam Satpol PP mengiyakan paksaan si pria berkaus hijau.
Tak sampai masuk ke dalam ruangan, tepat di depan kantor kelurahan, pria berkaus hijau itu langsung mencengkram kerah baju pria berseragam satpol PP, lalu menariknya.
Pria itu mengajukan pertanyaan yang sama, ia meminta penjelasan tentang spanduk yang disebut-sebut, dicopot secara paksa.
"Alasanmu nyoplok (melepas) lapo hah," bentaknya.
Pria berseragam satpol PP itu tampaknya berusaha menjawab. Namun suaranya yang kalah kencang dengan si pria berkaus hijau yang makin tak sabaran, begitu samar-samar terdengar.
Tak puas mendengar jawaban dari lawan seterunya, ia kembali mencengkram kerah pria berseragam satpol PP itu, lalu berkali-kali menariknya.
Bahkan ia nyaris melayangkan bogem mentah ke arah pria berseragam satpol PP pada menit ke 01.05.
Sebuah kepalan tangan kanan yang diangkat dengan ancang-ancang yang mantab, ternyata urung dihempaskannya.
"Koen paling anyar nag kene (Kamu paling baru di sini) , tak gibeng kon (tak pukul kamu) , iki urusane harga diri," bentaknya.
Tak puas cuma membentak dan menarik kerah berkali-kali, pria berkaus hijau kembali mendorong lawan seterunya itu ke arah jalan.
Ia membentak si pria berseragam satpol PP itu untuk segera memasang kembali spanduk yang sebelumnya disebut-sebut, dicopot paksa.
Bukan cuma si pria berseragam satpol PP saja, seorang perempuan berkerudung dan berpakaian warna merah yang mencoba menenangkannya, juga tak luput terkena damprat.
"Ojo melok-melok bu wes gak isok sabar aku (Jangan ikut-ikut bu, saya sudah tidak bisa sabar) ," katanya dengan nada suata yang tak kalah tinggi saat membentak si pria berseragam satpol PP.
Mendengar bentakkan si pria berkus hijau itu perempuan itu akhirnya bungkam.
Usai berurusan dengan perempuan itu, pria berkaus hijau kembali membentak si pria berseragam satpol PP untuk segera menaiki motornya.
"Ayo ndang dipasang, pemilu iku kongkon suksesno, ojo golek perkoro. Caleg iki entek duit akeh iki," pungkasnya seraya menaiki motor matic berwarna merah.
Insiden Penamparan Satpol PP Disebut Irvan Widyanto Tak Akan Surutkan Semangat Bertugas
Kasatpol PP Surabaya Irvan Widianto membenarkan video viral berdurasi 1 menit 51 detik seorang pria berkumis yang mengenakan seragam dinas Satpol PP yang ditampar seorang warga berkaus hijau adalah anggotanya.
Petugas satpol PP itu bernama Rianda Harendino, yang bertugas sebagai Ketertiban Umum Masyarakat (Tratibumas) Satpol PP Surabaya di Kelurahan Krembangan Utara.
Insiden penamparan itu, lanjut Irvan, sebenarnya terjadi pada Rabu (13/2/2019) lalu. Namun belakang menjadi viral dan menggegerkan kalangan di kesatuannya.
Irvan mengaku, insiden yang dialami anggotanya itu akan diselesaikan secara hukum.
Pukul 13.00 tadi, Rianda diketahui telah melaporkan insiden yang dialaminya ke Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Lalu menjalani visum di RS PHC Tanjung Perak Surabaya guna melengkapi kebutuhan data penyelidikan.
"Kami laporkan polisi. Kami serahkan masalah ini untuk diproses secara hukum," katanya saat dihubungi TribunJatim.com, Jumat (15/2/2019).
Dalam insiden tersebut, Irvan menganggap, prosedur tugas yang dilakukan anggotanya dalam melakukan penertiban sudah sesuai.
Ia menegaskan, anggotanya tidak bergeming atas insiden ini, dan akan terus melaksanakan tugas.
"Kejadian ini tidak menyurutkan kami untuk melaksanakan tugas," tandasnya.
• Siswi SMP Diperkosa 13 Pria, Pelaku Terima Hukuman Berbeda, Sesali Perbuatan Setelah 3 Tahun Berlalu
• 31 Tahun di Kubur, Jasad Tokoh NU di Blitar Masih Utuh, Kain Morinya Juga Belum Rusak
• Bayinya Lahir Buntung, Ibu Kandung di Sumenep ini Langsung Ngebut Pakai Motor Membuangnya di Kuburan
• Mau Pulang ke Rumah Merayakan Hari Ultah Istri, David Malah Dapati Istrinya Tewas Dengan Selingkuhan