"Kalau kita lihat proyeksi warga Surabaya terhadap calon pemimpin ke depan adalah figur muda millenial. Ini juga terhubung dengan figur yang bersih secara moral, bebas dari kasus korupsi," ucapnya.
• Wanita ini Minta Cerai saat Tahu Suaminya Punya WIL, Tapi Akibatnya Malah Celurit yang Bicara
• Terungkap Alasan Polisi Enggan Terima Imbalan Wanita Tua setelah Temukan Dompet Berisi Rp 5 Juta
Sedangkan jika dilihat dari budaya politik masyarakat Surabaya, warga Kota Pahlawan lebih suka dengan karakter tokoh yang bisa mengkombinasikan antara budaya pokitik abangan dengan budaya santri.
Hal itu bisa dilihat dari keberhasilan Tri Rismaharini memimpin Surabaya.
Meski Risma ditampilkan sebagai figur politik abangan tapi Risma terbukti mampu merangkul kalangan hijau.
Maka ke depan menurut Airlangga Pribadi juga figur semacam ini yang disukai warga Surabaya.
• KPK Tetapkan Ketua DPRD Tulungagung Supriyono Jadi Tersangka dalam Kasus APBD 2015 hingga 2018
• Ahmad Dhani, Manohara & Andre Hehanusa Pasti Terpental, Hanya Satu Artis Lolos DPR RI Dapil Surabaya
"Tapi yang harus ditekankan dalam proses politik Pilwali 2020 nanti tidak hanya ditentukan parpol tapi justru ada kecenderungan kekuatan figur. Figur ini yang nantinya akan berpengaruh besar pada pilihan politkk masyarakat," katanya.
Menurut Airlangga Pribadi, saat ini ada dua figur kuat di masyarakat Surabaya dan Jawa Timur. Yaitu figur dua tokoh perempuan Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini.
"Kalau misalnya ada titik temu atau konsesus antara Ibu Khofifah dan Ibu Risma terkait siapa yang akan maju dalam Pilwali Surabaya 2020, maka akan sangat menentukan kemungkinan besar terpilih dalam Pilwali Surabaya," pungkasnya.
• Mabuk Barang Haram, Pria di Sidoarjo Tanpa Ampun Menganiaya Pacarnya Sendiri
• Dirawat di RS Saiful Anwar, Mantan Menag Era Gus Dur Dijenguk Tamu Istimewa dan Teman Sepengabdian
• HASIL AKHIR PILPRES di Jatim, Prabowo Raih 8,4 Juta & Menangi 6 Daerah, Tapi Kalah Telak Dari Jokowi