Sedangkan opsi kedua adalah menempatkan mereka ke shelter Bima Sakti. Namun pilihan ini tidak dipilih oleh pemberi kerja karena harus membayar Rp 100 ribu per orang per hari.
“Akhirnya diambil opsi ketiga, memulangkan mereka dengan protap kesehatan, pengecekan dan sebagainya sehingga pilihan ketiga yang dilakukan. Kami bekerja sama dengan TNI/Polri untuk mengantar ke tempat tujuan,” terangnya.
Sebelumnya, pada Kamis (30/4/2020) pagi, warga setempat memberi arahan di sekitar lokasi pembangunan vila.
Mereka meminta agar untuk sementara waktu pekerjaan dihentikan dan para pekerja dapat mematuhi protap upaya pencegahan penularan virus corona.
• Sanksi Tegas Bila Tak Gunakan Masker, Disperdagprin Sampang Tutup Lapak Pedagang Pasar Tradisional
• Sinyal Via Vallen Ingin Tinggalkan Dunia Entertain & Berhenti Jadi Pedangdut, Saya Ingin Hijrah
• Hari Keempat PSBB, Volume Kendaraan yang Masuk ke Kota Surabaya Menurun 60 Persen
Suroso, warga sekitar mengaku kecolongan karena pada awalnya ia mengira pekerja di situ tidak banyak.
Namun belakangan ia dan sejumlah warga lainnya mengetahui kalau pekerja di sana mencapai 83 orang.
Warga yang telah mengetahui informasi adanya pekerja dengan gejala Covid-19 pun resah. Kemudian menghendaki agar proses pekerjaan vila dihentikan.
“Dihentikan kegiatannya sampai reda. Warga minta dihentikan sementara agar tidak tertular di RW 4,” ujar Suroso.
Suroso mengatakan, pekerja yang memiliki gejala Covid-19 tersebut berasal dari Pasuruan. Sebelum menunjukkan gejala, kata Suroso, pekerja tersebut pulang ke Kabupaten Pasuruan.
“Pekerja di sini kan kalau akhir pekan pulang ke rumah masing-masing,” terangnya.