TRIBUNMADURA.COM - Seorang anggota DPRD Tulungagung berinisial SHM mengamuk di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa Tulungagung.
Kelakuan tak pantas anggota DPRD Tulungagung itu diduga berkaitan dengan mutasi pejabat yang akan dilakukan oleh Bupati Tulungagung Maryoto Birowo.
Selain ngamuk di pendopo, SHM disebut-sebut warganet merupakan Politisi PDIP itu juga membanting toples berisi kue nastar, botol bir dan meninggalkan minuman keras ( miras) merek terkenal.
Miras itu sudah dikonsumsi sedikit oleh pelaku, sehingga isi di dalamnya masih terlihat banyak nyaris penuh.
"Setelah itu mereka pergi naik mobil keluar dari area pendopo," ujar sumber yang tidak mau disebutkan namanya kepada TribunMadura.com, Rabu (3/6/2020).
• Kapolres Pamekasan Salurkan Bantuan Sembako dari Kemenpar ke Pelaku Pariwasata Terdampak Covid-19
• Tenaga Kesehatan yang Tangani Covid-19 di Sampang Madura akan Memperoleh Insentif dari Pemerintah
• Selama Arus Mudik Lebaran, Polres Trenggalek Tilang 11 Travel Gelap dari Surabaya, Sidoarjo & Malang
Sekadar diketahui, SHM bersama seorang temannya berinisial YY datang ke Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa Tulungagung pada Jumat (29/5/2020) malam.
SHM dan YY berencana menemui Bupati Tulungagung. Namun, saat itu sang bupati tidak ada.
Politisi PDIP itu langsung ngamuk dan memecahkan sejumlah barang pecah belah.
Bahkan, dia juga sempat menantang Satpol PP yang sedang berjaga di pendopo.
Meski hampir sepekan kejadian itu masih menjadi pembicaraan hangat di kalangan warga.
Informasi di internal rumah tangga pendopo, saat itu mereka memecahkan toples berisi kue nastar di ruang tamu.
Mereka sempat masuk ke dalam mobil, namun keluar lagi.
Sebuah botol bir berwarna hijau yang sudah kosong kemudian dilempar ke tengah pendopo hingga pecah berantakan.
Mereka juga kembali masuk ke ruang tamu pendopo dan meletakkan sebuah botol minuman keras merek terkenal.
Soal mutasi pejabat
Informasi yang berkembang, kemarahan SHM terkait rencana mutasi yang akan dilakukan bupati.
Mutasi ini ditengarai akan memindahkan orang-orang yang selama ini di bawah perlindungan SHM.
Dikonfirmasi masalah ini, Bupati Maryoto Birowo mengaku tidak tahu latar belakang SHM ngamuk kepadanya.
Namun Maryoto mengaku sempat berbicara dengan SHM lewat sambungan telepon.
"Saya suruh tunggu karena saat itu saya sudah perempatan Samudera, kurang dari lima menit sudah sampai.
Tapi sampai sini dia sudah tidak ada," ujar Maryoto.
Maryoto mengakui akan melakukan mutasi sejumlah pejabat.
• 4 Jenazah TKI Sampang di Malaysia, Keluarga Syok Terima Kabar Rohmat Meninggal karena Infeksi Paru
• Jumlah Wisatawan Mancanegara di Jatim Hanya 21 pada April 2020, Menurun Tajam Akibat Pandemi Corona
• Update Corona di Pamekasan Rabu 3 Juni: Satu Pedagang Ikan di Pasar Kolpajung Terpapar Covid-19
Namun Maryoto juga mengaku tidak pernah berbicara dengan SHM soal pengaturan posisi pejabat yang akan dimutasi.
Maryoto juga menegaskan, rencana mutasi tidak terpengaruh dengan kejadian ini.
Tak ditemui Bupati ajak duel Satpol PP
Sebelumnya, suasana di Pendopo Kongas Arum Kusumaning Bangsa Kabupaten Tulungagung, Jumat (29/5/2020) malam diselumuti ketegangan.
Seorang anggota DPRD Tulungagung bersama seorang temannya ngamuk.
Kejadian itu dikecam oleh praktisi hukum sekaligus pegiat Aliansi Masyarakat Peduli Tulungagung (AMPTA), Heri Widodo.
"Saya mengecap aksi koboi di Pendopo Kabupaten Tulungagung," terang Heri, saat dihubungi Senin (1/6/2020).
Menurut Heri, dua orang ini datang mencari bupati, Maryoto Birowo.
Namun saat itu bupati tidak ada di pendopo. Anggota DPRD Tulungagng ini kemudian marah.
Dia membanting sebuah toples kaca di ruang tamu pendopo yang berisi kue nastar.
"Saat itu ada penjagaan Satpol PP dan Polisi. Tapi mereka tidak ambil tindakan karena situasinya memanas dan mengarah ke anarkis," sambung Heri.
Bukan hanya toples saja, mereka juga membanting botol bir di lantai pendopo.
Heri yang pernah menjadi kuasa hukum Maryoto mengungkapkan, saat itu bupati diberi tahu aksi itu.
Maryoto kemudian meminta anggota DPRD itu untuk menunggu.
Tapi bukannya menunggu, anggota DPRD itu malah pergi.
• Satu Warga Pulau Bawean Terkonfirmasi Positif Covid-19, Begini Penjelasan Humas Pemkab Gresik
• Rapid Test Covid-19 di Warung Kopi, 3 Pengunjung di Tuban Reaktif dan akan Jalani Tes Swab
• Dua Hari Rapid Test Massal di Masjid Al Akbar Surabaya, Total 152 Warga Dinyatakan Reaktif
"Bupati sudah bilang, lima menit lagi beliau tiba di pendopo. Tapi anggota dewan itu malah pergi," ungkap Heri.
Heri pun meminta polisi mengusut aksi koboi itu dan menghukum pihak-pihak yang terlibat.
Menurutnya, secara hukum aksi ini tidak perlu dilaporkan karena ada anggota polisi dan Satpol PP yang menjaga pendopo.
Sehingga seharusnya atas nama hukum mereka bisa melakukan penindakan atas dugaan tindak pidana.
"Bahkan dalam kejadian itu juga ada ancaman membunuh. Dia menantang duel Satpol PP," ujarnya.
Kabag Humas, Protokol dan Kerja Sama Antar Kepala Dinas Pemkab Tulungagung, Galih Nusantoro membenarkan kejadian itu.
Namun Galih belum memberikan penjelasan resmi.