Berita Pamekasan

Ibu-ibu Bawa Anak Demo Ternyata Settingan, Bupati Pamekasan Ungkap Isi Percakapan Kepsek & Orang Tua

Penulis: Kuswanto Ferdian
Editor: Elma Gloria Stevani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hasil screenshot dari beredarnya video viral orang tua siswa yang unjuk rasa di depan sebuah Sekolah Dasar di Desa Tebul Barat, Kecamatan Pengantenan, Kabupaten Pamekasan, viral di media sosial, Rabu (15/7/2020).

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan sejumlah ibu-ibu dan anaknya melakukan unjuk rasa di depan sebuah Sekolah Dasar di Desa Tebul Barat, Kecamatan Pengantenan, Kabupaten Pamekasan, Madura diduga disuruh oleh Kepala Sekolah SD setempat.

Dalam video berdurasi 3 menit 30 detik itu, mempertontonkan sejumlah ibu-ibu yang sedang berdebat dengan Kepala Sekolah SD setempat.

Puluhan orang tua siswa yang sedang berunjuk rasa bersama anaknya tersebut, tampak menuntut Kepala Sekolah agar kembali melakukan pembelajaran tatap muka.

Mobil Goyang di Depan Rumah Dinas Wakil Bupati Tuban, Kondom Dibuang saat Petugas Satpol PP Datang

BREAKING NEWS: Mayat Petani Garam Tergeletak di Area Tambak Sampang, Diduga Kena Baling-baling Kayu

BREAKING NEWS - Bentrok Warnai Demo Tolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja di Depan Kantor Bupati Gresik

Unjuk rasa tersebut terjadi hari Senin 13 Juni 2020, bertepatan dengan hari pertama dimulainya kegiatan belajar mengajar (KBM) sekolah tahun ajaran 2020/2021.

Tapi, unjuk rasa yang dilakukan para orang tua siswa tersebut diduga settingan dan diduga diminta oleh Kepala Sekolah SD setempat.

Hal itu terungkap, setelah Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam, menunjukkan sebuah video rekaman percakapan yang membahas tentang kronologis terjadinya unjuk rasa tersebut.

Isi dalam video itu, tampak merekam percakapan yang dilakukan oleh dua orang.

Meliputi, satu orang pria dan satu orang wanita.

Namun, pihaknya tidak mengizinkan para awak media untuk merekam video tersebut, hanya saja boleh mendengarkan.

Berikut hasil suara rekaman dari video yang ditunjukkan oleh Baddrut Tamam kepada sejumlah media yang dikutip TribunMadura.com, Kamis (16/7/2020).

"E Soro entar e undang napah kadhinapa kassah? (Disuruh hadir diundang atau bagaimana itu?)," tanya seorang pria kepada wanita.

Curiga Mobil Goyang di Depan Rumah Dinas Wabup Tuban, Sepasang Remaja Digerebek, Ada Kondom dan Tisu

Viral Mobil Sehat Dipakai Jalan-jalan ke Pantai dan Angkut Kasur, Bupati Pamekasan akan Evaluasi

BREAKING NEWS - Aliansi BEM UNIRA Demo di Kantor DPRD Pamekasan, Tolak Pengesahan RUU Omnibus Law

"Engghi soro entar, tak eparengih undangan kassah. Kassah ghun reng tuanah mored, kan masok e areh Senninah kassah, (Iya disuruh hadir, tapi tidak diberi undangan itu. Itu hanya untuk orang tua murid, kan waktu hari Senin itu masuk)," kata si wanita menjawab pertanyaan di pria.

Lalu, wanita dalam rekaman video tersebut bercerita kepada si pria, bahwa kata anaknya, hari Senin 11 Juli 2020, orang tuanya disuruh hadir ke sekolah.

Mulai dari orang tua siswa kelas 1 SD sampai kelas 6 SD.

Selepas anaknya memberitahu informasi itu, wanita tersebut langsung bertanya kepada anaknya, pukul berapa dirinya harus datang ke sekolah.

Lalu, anaknya menjawab pukul 08.00 WIB, sesuai arahan dari pihak sekolah.

"Kol berempah Cong? Kol belluk Mak. Resmi? Deddih entar kaule. Kaule se entar kassah deteng dibudih. (Jam berapa Nak? Jam delapan Buk. Resmi Nak? Jadi saya hadir. Saya waktu hadir itu datang belakangan)," cerita wanita itu kepada si pria.

Saat wanita tersebut datang ke sekolah anaknya, dia mengaku langsung duduk.

Namun, saat ingin duduk, semua para orang tua siswa yang saat itu juga hadir ke sekolah tersebut, tiba-tiba menunjuk dirinya untuk menjadi orator utama dalam unjuk rasa itu.

"Been marenah e aoro dingdudhingan ka gurunah. Terros kaule ngocak, jhek iyeh engkok todus, (Kamu sebentar lagi disuruh nunjuk-nunjuk ke gurunya siswa. Tapi saya bilang, kalau saya orangnya pemalu)," ceritanya lagi.

Selepas disuruh melakukan hal itu, wanita tersebut langsung duduk di luar.

Namun saat dirinya hendak ke luar, seketika, di luar ada yang memanggil.

"Kantoh empeyan jih. Empeyan degghik Mun akting jhek agghellek ka kaule ghi, pa serius (Kesini kamu Bu Haji. Kamu nanti kalau akting ke saya jangan sampai ketawa ya, yang serius)," kata wanita itu menirukan perkataan suruhan seseorang yang ada di luar kelas.

Namun, wanita itu mengaku sempat menolak suruhan seseorang tersebut, dengan alasan tidak pernah melakukan unjuk rasa.

Tapi, seseorang itu tetap memaksa untuk menyuruh wanita tersebut bersandiwara melakukan unjuk rasa.

"Se nikah beih pak, usa kadueh orengah. Caepon Kepala Sekolanah. Sittongnah ocak Bahasa Indonesia. Sittongnah a ocak Bahasa Madureh. Bhunten pak kaule todus, (Begini saja pak, harus dua orang. Begitu kata Kepala Sekolahnya. Satunya berbicara pakai Bahasa Indonesia. Satunya lagi berbicara Bahasa Madura. Saya nolak tidak mau, karena saya malu," kata Wanita itu kepada seseorang yang sempat menyuruhnya untuk bersandiwara.

Wanita itu mengaku tak menyangka, kalau unjuk rasa yang diduga hanya sandiwara ini, videonya akan viral.

Ia juga menyebut, yang merekam aksi unjuk rasa para orang tua siswa SD itu, adalah guru SD setempat.

"Se avidoe kassah gurunah sadejeh. Sobung se dheri luar (Yang memvideo itu gurunya semua. Tidak ada yang dari luar)," kata Wanita itu.

Herannya, kata Wanita tersebut, yang menyuruh untuk melakukan unjuk rasa sandiwara itu adalah Kepala Sekolah SD setempat.

Bahkan, Kepala Sekolah anaknya itu, juga menyuruh dirinya untuk menuding-nuding kepada pihaknya saat akting unjunk rasa mulai dilakukan.

"Kemmah lebur empeyan potranah tak epamasok Sekolah? (Apa seneng kamu kalau melihat anaknya tidak masuk sekolah)?," kata wanita itu menirukan perkataan Kepala Sekolah anaknya.

Lalu wanita itu menjawab, tidak senang bila sekolah masih tetap libur.

Sebab kata dia, selama masa libur sekolah berlangsung, di rumah, anaknya hanya main layangan terus.

"Pas deddih napah potranah kaule mun Sakolaknah notop sampek bulan 1 (Terus mau jadi apa anak saya kalau Sekolahnya libur sampai Bulan Januari," kata Wanita itu menjawab pertanyaan Kepala Sekolah anaknya.

Massa Getol Jatim Siap Menginap di Depan Kantor Gubernur, Hentikan Pembahasan RUU Omnibus Law

3 Manipulator Email Dibekuk Polisi, Sabotase Transaksi Keuangan Perusahaan, Raup Uang Rp 8,6 Miliar

Kabupaten Nganjuk Hadapi Penyebaran Virus Corona dan HIV/Aids, Sama-sama Membahayakan Kesehatan

Meski wanita itu sempat menolak suruhan Kepala Sekolahnya untuk melakukan akting unjuk rasa, tapi Kepala Sekolah anaknya tetap memaksa.

"Egghi nikah empeyan marenah anuh ka guleh dhing nudhing ka kaule. Enten ghule todus. Ghule tak oning engak nikah pak, caepon kaule (Iya nanti kamu nunjuk-nunjuk ke saya. Lalu saya bilang kalau saya malu karena tidak pernah kayak gitu)," kata Wanita itu ke Kepala Sekolah anaknya.

Tak berhenti disitu, wanita tersebut juga disuruh menandatangani sebuah berkas yang kata Kepala Sekolah anaknya akan dijadikan sebagai bukti.

Namun wanita itu mengaku tidak tahu di dalam berkas itu isinya apa, sebab saat melakukan tandatangan, ia langsung terburu-buru pulang.

Saat ia pulang, ternyata ada tetangganya yang memberitahu hasil rekaman video saat dirinya melakukan unjuk rasa.

Tapi, ia mengaku hanya tertawa saja ketika melihat video rekaman itu.

Berita Terkini