TRIBUNMADURA.COM, BLITAR - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Blitar mengumumkan kasus baru virus corona.
Ada lima kasus baru positif virus corona Covid-19 di Kota Blitar pada Jumat (17/7/2020).
Saat ini, jumlah komulatif kasus positif virus corona Covid-19 di Kota Blitar sebanyak 23 orang.
• Gelar Pesta Miras, 3 Warga Bondowoso Tewas Bergiliran, Diduga Campur Alkohol dengan Antiseptik
• Mahasiswa UTM Sulap Daun Sirih Jadi Hand Sanitizer, Bagikan Produk Buatannya ke Warga Sumenep
• Pemkot Surabaya Bantah Kabar Lahan Makam Khusus Covid-19 Corona Penuh, Baru Dipakai Seperempatnya
Rinciannya, sebanyak 11 pasien sembuh, 10 pasien dirawat, dan dua orang meninggal dunia.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Blitar, dr M Muchlis mengatakan, empat dari lima kasus baru positif virus corona merupakan orang yang kontak erat dengan perempuan 40 tahun.
Perempuan asal Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar itu sebelumnya dinyatakan positif virus corona pada 13 Juli 2020.
Empat kasus baru positif virus corona itu terdiri atas anak laki-laki umur 11 tahun, anak perempuan umur 9 tahun.
Lalu, ada laki-laki usia 22 tahun dan laki-laki usia 23 tahun.
"Keempatnya tidak ada keluhan dan sekarang isolasi mandiri di rumah," kata Muchlis.
• Sosok Sultan Jember, Wanita yang Hampir Tipu Anang Ashanty atas Pembelian Rumah, Bukan Warga Jember?
• Ada 6 Kasus Baru Virus Corona Ditemukan, Klaster Persekutuan Doa Sumbang 8 Pasien Covid-19 di Kediri
"Hasil tes swab keempatnya keluar kemarin malam dan dinyatakan positif," sambung dia.
Dikatakan Muchlis, untuk satu lagi kasus baru positif virus corona merupakan laki-laki usia 57 tahun asal Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
Pasien bekerja sebagai aparatur sipil negara (ASN) di Lumajang.
"Yang bersangkutan juga tidak ada keluhan dan saat ini melakukan isolasi mandiri di rumah," ujar Muchlis.
Menurutnya, Gugus Tugas sudah melakukan tracing terhadap orang yang kontak erat dengan kasus konfirmasi di Kelurahan Karangtengah dan di Kelurahan Gedog.
Hasilnya, Gugus Tugas mendapatkan 25 orang kontak erat dengan kasus konfirmasi asal Kelurahan Karangtengah, terdiri atas 15 orang tenaga kesehatan dan 10 orang tetangga.
"Untuk yang di Gedog, hasil tracing ada empat orang kontak erat dengan pasien positif," ucap dia.
"Semua orang yang kami tracing sudah dilakukan tes swab. Sekarang mereka isolasi mandiri sambil menunggu hasil tes swab keluar," katanya. (sha)
• Ruas Jalan di Gresik Dipasang Starting Grid Moto GP, Terapkan Physical Distancing Bagi Pengendara
• Ditinggal Kabur Teman ke Madura, Maling Motor di Surabaya Jadi Bulan-Bulanan Warga yang Geram
Gejala Covid-19 paling menonjol di Jawa Timur
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi mengungkapkan gejala paling menonjol dalam kasus Covid-19 di Jawa Timur adalah batuk dan pilek.
Hal ini berbeda dengan kasus di Wuhan, Shanghai, Washington, dan Singapura yang mayoritas gejalanya adalah demam, batuk, dan sesak napas
"Genomnya yang diketahui sampai sekarang ada A, B, C. Ternyata di sini yang B.
Sehingga memberikan gejala yang berbeda dengan yang di Eropa," kata Joni Wahyuhadi, Selasa (12/5/2020).
• 7 TKI Ilegal asal Pamekasan Meninggal Dunia di Tempat Kerja, P4TKI Pastikan Bukan karena Covid-19
• Pasien Covid-19 di Kabupaten Madiun Bertambah Jadi 14 Orang, Terbanyak dari Klaster Ponpes Temboro
• Pasien Positif Covid-19 di Kota Madiun Bertambah Jadi 2 Orang, Berasal dari Kelurahan Nambangan Lor
Gejala paling banyak di Jatim, lanjut Joni, 52,1 persen adalah mengalami batuk kemudian 35,1 persen pilek dan barulah demam 26,2 persen.
"Padahal yang di Wuhan itu (mayoritas) demam bukan batuk.
(Tapi di Jatim) Demam nomor tiga Sesak nafas.
Kalau sudah sesak nafas sudah sakit sedang ke arah berat," lanjutnya.
Setelah sesak nafas, gejala yang paling banyak adalah lemah, menggigil, sakit tenggorokan, sakit otot, mual dan muntah, sakit kepala, sakit perut, lalu terakhir diare.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak mengatakan bahwa dengan adanya data tersebut diharapkan masyarakat untuk lebih waspada.
"Kita sadari bahwa dari sekian banyak kasus yang disampaikan ada batuk tapi tidak sampai sesak nafas, bahkan dari kasus positif yang disurvei, hanya 50 persen yang menyatakan mengalami gejala batuk.
Jadi banyak yang dites positif tapi merasa dirinya baik-baik saja, inilah makannya kita harus melakukan kewaspadaan setinggi mungkin," kata Emil.
Hal ini lanjut Emil, tidak seperti apa yang diketahui publik bahwa pada umumnya bahwa gejala dari Covid-19 adalah mengalami kesulitan bernapas.