Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Pondok Pesantren Hidayatul Ulum Utara Ganding di Kabupaten Sumenep, Madura kini dikenal sebagai tempat rehabilitasi bagi pengguna narkoba, terutama bagi anak di bawah umur.
Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Ulum Utara Ganding, KH. Ahmad Qusyairi Zaini (Gus Qusyai) mulai menceritakan keahliannya merehabilitasi dengan metode pijat saraf dan jamu herbal.
"Untuk mengeluarkan racn dalam tubuhnya kita terapkan pijat dibagian saraf tertentu dan meminumkan jamu herbal, selain kita isi kegiatan keagamaan olahraga juga kita rutin lakukan bagi anak yang menjalani rehabilitasi di pesantren," kata Gus Qusyai saat dikonfirmasi melalui telepon pribadinya, Senin (9/11/2020).
Baca juga: Persentase Kasus Aktif Covid-19 Jatim Terendah Kedua se-Indonesia, Khofifah: Bergerak ke Zona Hijau
Baca juga: FPTI Pamekasan dan Mahasiswa Pecinta Alam Salatiga Jawa Tengah Eksplorasi di Tebing Alam Mahawaru
Baca juga: Acara Baby Shower Rusuh karena Suami, Istri Dipermalukan, Perselingkuhan dan Video Intim Terbongkar
Gus Qusyai menjelaskan pijat saraf bagi mereka yang kecanduan narkotika jenis sabu sebagai relaksasi agar mantan pecandu tidak lagi berpikir untuk menyalahgunakan narkoba.
"Sedangkan meminum jamu herbal untuk memulihkan kondisi kesehatan tubuh dan terapi ini dilakukan berkala selama 41 hari," katanya.
"Jadi pikiran mereka harus tenang baru diarahkan agar tidak lagi menggunakan narkoba, pikiran dan tubuh mereka harus sehat. Yang sudah menjalani rehabilitasi terus mau lanjut mondok bisa, gratis," ucapnya.
Ditanya sejak kapan metode ini dilakukan, Gus Qusyai mengaku diterapkan sejak awal dibukanya pelayanan rehabilitasi pada tahun 2007 yang lalu.
Baca juga: Pasangan Bukan Suami Istri Terciduk Razia Kamar Kos di Kota Kediri, Digelandang ke Kantor Satpol PP
Baca juga: Gara-gara Cemburu Buta, Pria di Gresik Tega Aniaya dan Rusak Rumah Istri Siri, Korban Lapor Polisi
Baca juga: Oknum Guru PNS Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Pemerintah Kabupaten Sampang akan Bentuk Tim Khusus
"Secara mandiri dulu saya mulai sejak 2007 lalu, tapi secara mandiri. Mereka yang terjerat narkoba itu kami tangani tapi tidak kami tampung di pesantren, istilahnya rawat jalan," terangnya.
Namun saat ini pondok pesantren Hidayatul Ulum Ganding katanya, sudah kerjasama dengan Polres Sumenep terkait penanganan rehabilitasi pecandu narkoba anak usia sekolah.
"Kebetulan Polres Sumenep punya program kampung tangguh narkoba, program tersebut sudah berjalan untuk anak-anak yang terjerat narkoba di usia sekolah itu tidak dimasukkan ke penjara, tapi direhabilitasi di pesantren,"katanya.
KH. Ahmad Qusyairi Zaini mengaku, selama ini kendalanya hanya tempat yang kurang memadai, sehingga tidak banyak bagi para pecandu narkoba yang ditampung di pesantren.
"Kalau sekarang ya 4 orang anak saja, tapi yang dari dulu banyak gak kita ampung. Bahkan dari Surabaya juga ada," katanya.
Salah seorang pasien berinisial NA mengaku rehabilitasi yang dijalankan sangat membantu dirinya agar tidak lagi terjerumus pada penggunaan narkoba.
NA mengungkapkan sempat menjadi pengguna narkoba selama dua tahun yaitu mulai lulus SMP hingga kelas 2 SMA.
"Awal saya pakai itu diberi gratis sama teman, tapi lama-kama saya kecanduan dan harus beli. Kalau sekarang tidak, saya tidak mau dekat-dekat (narkoba) lagi," cerita NA.