Yang terpenting mereka menyampaikan secara terang benderang keberatan selama berada di yayasannya.
"Saya pribadi akan kasih hadiah atau tanda terimakasih," janjinya.
Ditulis sebelumnya, sejumlah guru sertifikasi di SDIT Al Hidayah Sumenep, Madura ini harus gigit jari.
Sebab, setiap pencairan dana tunjangan sertifikasi tersebut diduga dipotong oknum yayasan hingga mencapai sebesar Rp 850.000.
Informasi yang diterima TribunMadura.com, bahwa dana sertifikasi guru di sekolah bergengsi (elit) yang berada di Jl. Siwalan KH. Agus Salim Gg 1 Desa Pangarangan, Kecamatan Kota ini cair setiap tiga bulan sekali.
Namun, setiap kali pencairan guru sertifikasi tersebut punya kewajiban untuk menyetor uang itu ke oknum yayasan yang jumlahnya hampir satu juta atau Rp 850 ribu.
"Dipotong 15 persen dari pendapatan, atau setiap dana sertifikasi itu cair potongannya capai Rp 850 ribu," tutur seorang guru pada media ini dan namanya minta tidak disebutkan pada Sabtu (9/8/2025).
Dugaan pemotongan sertifikasi guru itu sudah berlangsung cukup lama terjadi.
Bahkan, jika guru penerima sertifikasi itu tidak segera menyetorkan ke oknun yayasan akan tetap ditagih.
Baik secara lisan langsung, maupun dipesankan ke guru lain yang sudah selesai nyetor.
Dana sertifikasi guru di SDIT Al-Hidayah Sumenep itu memang cair langsung dari pihak bank ke rekening guru masing-masing.
Namun, setiap penerima punya kewajiban setor Rp 850 ribu ke oknum pengurus yayasan.
Dana tersebut, dipotong oknum yayasan dengan modus akan dibagikan pada para guru yang belum menerima dana sertifikasi di lingkungan sekolahnya.
"Bersih dari pihak bank dana sertifikasi yang diterima guru itu sebesar Rp 5.640.000," ucapnya.