Berita Pamekasan
Kasus Campak di Pamekasan Tertinggi ke 2 di Jatim, UNICEF Minta Warga Tak Takut Vaksin: Halal
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura akan melakukan imunisasi tambahan serentak di seluruh Puskesmas mulai 15 September 2025.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Januar
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Madura akan melakukan imunisasi tambahan serentak di seluruh Puskesmas mulai 15 September 2025.
Ini dilakukan untuk menekan lonjakan kasus campak di Pamekasan.
Imunisasi tersebut akan dilakukan setelah kasus campak di wilayah tersebut dinyatakan sebagai kejadian luar biasa.
Health Specialist UNICEF wilayah Jawa, Dr. Armunanto mengamati wilayah Pamekasan saat ini berbeda dengan sebelumnya karena jumlah kasus meningkat signifikan.
Kata dia, mulanya kasus di Pamekasan tidak sebanyak sekarang.
“Kematian akibat campak di Pamekasan sudah menjadi yang kedua tertinggi di Jawa Timur setelah Sumenep,” kata Dr. Armunanto saat ditemui di Pendopo Ronggosukowati Pamekasan, Selasa (16/9/2025).
Menurut Dr. Armunanto untuk mendukung imunisasi tambahan ini pemerintah tidak akan membebani APBD karena anggaran bersumber dari BLUD Puskesmas yang sudah tersedia di masing-masing wilayah.
Dengan imunisasi tambahan serentak ini, semua anak baik yang sudah pernah maupun belum pernah mendapat vaksin tetap akan dilayani.
“Kalau anak sedang sakit, pemberian vaksin ditunda, tapi setelah sembuh tetap akan mendapatkan imunisasi,” ujarnya.
Dr. Armunanto mengimbau masyarakat tidak perlu khawatir terhadap keamanan vaksin, karena vaksin campak diproduksi Bio Farma dan sudah mendapatkan sertifikat halal dari MUI.
Saran dia, jika setelah imunisasi anak panas, petugas kesehatan sudah menyiapkan obat penurun panas.
“Bahkan kalau ada efek samping lebih lanjut, pemerintah menanggung biaya perawatan di rumah sakit. Jadi vaksin ini aman dan halal,” tegasnya.
Nantinya, bila cakupan imunisasi tambahan di Pamekasan mampu mencapai di atas 95 persen, maka herd immunity akan terbentuk dan penularan campak bisa dihentikan.
“Kasus terbanyak memang terjadi pada anak usia 1 sampai 4 tahun, maka kelompok usia itu yang diprioritaskan mendapat tambahan imunisasi,” pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Kisah Tiyama Nenek asal Madura Pengidap Penyakit Hipertensi yang Berjuang Sembuh, Butuh Obat Rutin |
![]() |
---|
Miris, Narkoba di Pamekasan Sudah Merambah Dunia Pendidikan, Pelajar Jadi Kurir Sabu |
![]() |
---|
Kisah Heroik Pustakawan Pamekasan yang Berjuang saat Wabah Covid-19 Melanda: Seoga Tidak Terulang |
![]() |
---|
UNICEF Bocorkan Jumlah Anak yang Meninggal di Pamekasan karena Campak: 4 Tak Pernah Divaksin |
![]() |
---|
Susahnya Gelar Imunisasi di Ponpes Pamekasan, Ortu Santri Masih Takut Tak Halal |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.