Berita Sumenep

Cara Bupati Achmad Fauzi Tanamkan Cinta Budaya ke Anak-anak Sumenep, Gelar Lomba Acareta

Suasana Pendopo Agung Keraton Sumenep tampak berbeda, pada Kamis (30/10/2025). Suara tawa, tepuk tangan dan kisah-kisah rakyat Madura menggema

|
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Januar
Humas Pemkab Sumenep/TribunMadura.com
CINTA BUDAYA: Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo saat foto bersama para juara "Lomba Acareta" tingkat SD, MI se- Sumenep di Pendopo Agung Keraton Sumenep pada Kamis (30/10/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Bupati Sumenep punya cara khusus tanamkan nilai cinta budaya ke anak-anak
  • Caranya dengan menggelar Lomba Acareta
  • Lomba Acareta adalah lomba bercerita

 

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Suasana Pendopo Agung Keraton Sumenep tampak berbeda, pada Kamis (30/10/2025).

Suara tawa, tepuk tangan dan kisah-kisah rakyat Madura menggema dari atas panggung.

Anak-anak Sekolah Dasar (SD) dari berbagai penjuru Sumenep tampil dengan penuh percaya diri dalam "Lomba Acareta" (lomba bercerita) tingkat SD, MI se- Sumenep yang digelar untuk menumbuhkan kecintaan pada budaya lokal.

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo hadir langsung dalam kegiatan itu tampak antusias menyaksikan satu per satu peserta menunjukkan kemampuannya bercerita dengan bahasa dan ekspresi khas Madura.

"Lomba ini adalah wadah menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap budaya daerah, sekaligus melatih kemampuan bercerita, berkomunikasi, dan berani tampil di depan umum," ujar Achmad Fauzi dalam kesemoatan tersebut.

Menurut Bupati Sumenep dua periode ini, kegiatan seperti Lomba Acareta tersebut bukan hanya sekadar ajang kompetisi.

Lebih dari itu, menjadi upaya menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang mulai luntur di kalangan anak-anak masa kini.

"Kemajuan teknologi jangan sampai membuat anak-anak melupakan jati dirinya. Lomba Acareta ini bagian dari upaya menanamkan rasa cinta terhadap budaya daerah dan memperkuat karakter mereka," terangnya.

Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep ini menilai, anak-anak yang gemar bercerita memiliki kecerdasan komunikasi dan empati sosial yang tinggi.

Dengan lomba seperti ini lanjutnya, mereka bisa menyalurkan bakat sekaligus tetap dekat dengan akar budaya sendiri.

"Kami ingin anak-anak tumbuh mengenal kisah, legenda, dan nilai luhur bangsanya, agar mereka menjadi generasi yang berkarakter," tegasnya.

Suami Nia Kurnia Fauzi ini juga berpesan, agar para peserta tidak hanya berfokus pada gelar juara, tetapi lebih kepada proses belajar menghargai warisan budaya.

"Kami berharap anak-anak yang ikut lomba ini tidak hanya mengejar juara, tapi belajar menghargai warisan budaya daerah. Itu sebagai bagian dari pendidikan karakter," ucapnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved