DLH Sumenep Kirim 24 Ton Hasil Olahan Sampah ke PT SBI, Harga RDF Masih Tunggu Uji Kualitas

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Ali Hafidz Syahbana

TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Pengelolaan sampah di Kabupaten Sumenep mulai menunjukkan hasil nyata. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat mencatat, pengiriman perdana hasil olahan sampah berupa Refuse Derived Fuel (RDF) telah dilakukan ke PT Solusi Bangun Indonesia (SBI).

Kepala UPT Pengelolaan Sampah DLH Sumenep, Achmad Junaidi mengatakan sebanyak 24,1 ton RDF sudah dikirim sebagai tindak lanjut dari perjanjian kerja sama (PKS) antara Pemkab Sumenep dengan PT SBI tersebut.

"Bagi kami capaian luar biasa. Sampah yang selama ini jadi persoalan, kini bisa diolah menjadi sumber energi bernilai ekonomis," kata Achmad Junaidi, Minggu (9/11/2025).

Namun kata Junaidi, harga jual RDF per kilogramnya belum bisa ditentukan. PT SBI masih melakukan pengecekan terhadap kualitas RDF yang dikirim dari Sumenep.

"Setelah pengecekan selesai, baru diketahui harga dan biaya transportasinya," tuturnya.

Menurutnya, hasil olahan sampah yang diproduksi DLH terdiri dari dua jenis, yaitu organik dan nonorganik. Pengangkutannya pun dilakukan dengan sistem berbeda.

"Untuk pengiriman, pihak ketiga yang akan menangani. DLH hanya menyiapkan bahan olahannya," tambahnya.

Terpisah, Anggota Komisi III DPRD Sumenep Akhmadi Yasid meminta DLH Sumenep harus bisa membuktikan efektivitas penggunaan mesin pengolah sampah senilai Rp 2,8 miliar tersebut.

"DLH harus bisa menunjukkan hasil. Mesin itu jangan hanya jadi alat daur ulang, tapi juga harus berdampak pada peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Karena hasil olahannya dijual ke pihak ketiga," tegasnya.
 
 
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com