Aksi 22 Mei Rusuh

Provokator yang Bikin Rusuh Jakarta Dibayar Rp 6 Juta, Wiranto Mengaku Sudah Tahu Siapa Dalangnya

Provokator Pembikin Rusuh Jakarta Dibayar 6 Juta, Menkopolhukam Wiranto Ngaku Sudah Kantongi Dalangnya.

Editor: Mujib Anwar
Kolase Tribunnews.com
Menkopolhukam Wiranto dan massa yang terlibat bentrok dengan polisi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, dalam aksi 22 Mei, Rabu (22/5/2019). 

Provokator yang Bikin Rusuh Jakarta Dibayar Rp 6 Juta, Wiranto Mengaku Sudah Tahu Siapa Dalangnya

TRIBUNMADURA.COM, JAKARTA - Pemerintah menyatakan sudah tahu siapa pihak yang menjadi dalang aksi kerusuhan di Jakarta, yang terjadi setelah aksi unjuk rasa di depan kantor Bawaslu RI, Selasa (21/5/2019) malam hingga Rabu (22/5/2019) pagi.

Selain itu, aparat keamanan juga menegaskan, bahwa provokator yang memicu terjadinya aksi kerusuhan adalah massa bayaran dan kebanyakan berasal dari luar Jakarta.

Menyikapi hal itu, aparat langsung bertindak tegas. Hal ini berdampak pada semakin banyaknya jumlah massa yang diduga provokator yang telah ditangkap oleh aparat kepolisian.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan, pemerintah sudah mengetahui dalang dari aksi kerusuhan yang terjadi setelah unjuk rasa di depan Kantor Bawaslu, Jakarta, Selasa (21/5/2019).

Wiranto juga memastikan, bahwa aparat keamanan akan bertindak tegas.

Hal itu ditegaskan Wiranto dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (22/5/2019).

"Kami sebenarnya, dari hasil investigasi saat ini, sudah tahu dalang aksi tersebut. Aparat keamanan dengan seluruh kekuatan akan bertindak tegas secara hukum," kata Wiranto. 

Sebanyak 69 Provokator Ditangkap Polisi Dalam Aksi Ricuh di Jakarta, Kebanyakan Dari Tiga Daerah ini

KPU Umumkan Hal yang Bikin Banyak Orang Terkecoh, Seusai Tetapkan Jokowi Menang Pilpres Atas Prabowo

Aksi Anarkistis di Depan Kantor Bawaslu saat Aksi 22 Mei, Polri Sebut Dalangnya Orang Luar Jakarta

Wiranto mengatakan, berdasarkan rangkaian peristiwa hingga kerusuhan pecah, pihaknya melihat ada upaya membuat kekacauan nasional.

Hal itu, kata dia, terlihat dari pernyataan tokoh-tokoh yang kemudian menyalahkan aparat keamanan atas jatuhnya korban jiwa.

Wiranto melihat ada upaya membangun kebencian hingga antikepada pemerintah. 

Padahal, kata dia, ada aksi brutal yang dilakukan kelompok lain selain pengunjuk rasa.

Ia menyebut kelompok itu adalah preman bayaran. Mereka menyerang petugas, merusak asrama Polri di Petamburan, membakar sejumlah kendaraan, dan aksi brutal lain.

"Saya katakan tidak, jangan sampai diputarbalikkan. Pada saat menghadapi demonstrasi, aparat keamanan diinstruksikan Kapolri, Panglima TNI, untuk tidak bersenjata api. Senjata disimpan di gudang. Aparat menggunakan perisai dan pentungan," tegasnya.

"Sehingga tidak mungkin aparat keamanan membunuh rakyat aksi demo," imbuh Wiranto.

Cerita Warga saat Aksi Kerusuhan, Pintu Rumah Digedor hingga Mobil Dilempar Bom Molotov Massa

Ada Unjuk Rasa di Gedung KPU dan Bawaslu RI, Anies Baswedan Minta Warga Jakarta Tidak Menonton

SBY Puji Prabowo yang Gugat Hasil Pilpres ke MK, Sebut Nama Prabowo Akan Tercatat Sejarah Demokrasi

Massa aksi 22 Mei bersitegang dengan anggota Brimob di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Massa pendemo yang masih bertahan di Gedung Bawaslu RI terus didorong oleh petugas kepolisian.
Massa aksi 22 Mei bersitegang dengan anggota Brimob di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Massa pendemo yang masih bertahan di Gedung Bawaslu RI terus didorong oleh petugas kepolisian. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)
Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved