Pilkada Surabaya

PDIP Beri Sindiran Keras ke Risma Jelang Pilkada Surabaya 2020, Hal Prinsip Ini yang Jadi Pemicunya

PDIP Beri Sindiran Keras ke Risma Jelang Pilkada Surabaya 2020, Hal Prinsip Inilah yang Jadi Pemicunya.

TRIBUNMADURA/Kolase Tribunnews.com
Wali Kota Surabaya dan PDIP - Menjelang Pilkada Surabaya 2020 PDIP Memberi Sindiran Keras Kepada Risma, Hal Prinsip Inilah yang Jadi Pemicunya. 

"Beliau punya kultur kuat santri dan punya kekuatan perempuan dan Muslimat. Apalagi di barisan Ibu Khofifah ada tokoh yang mulai muncul seperti Gus Hans," imbuhnya.

Selain itu, dinamika yang muncul bisa juga dipengaruhi oleh tokoh kawakan di Jawa Timur seperti Soekarwo (Pakde Karwo), yang oleh sejumlah pihak kemungkinan akan memunculkan nama mantunya Bayu Airlangga.

Di sisi lain, meski sudah beberapa nama tokoh muncul ke masyarakat, dikatakan Airlangga yang perlu menjadi pertimbangan khusus adalah karakteristik warga Surabaya.

Masyarakatnya yang plural harus dipertimbangkan dalam memunculkan calon dalam Pilwali Surabaya 2020.

"Kalau kita lihat proyeksi warga Surabaya terhadap calon pemimpin ke depan adalah figur muda millenial. Ini juga terhubung dengan figur yang bersih secara moral, bebas dari kasus korupsi," ucapnya.

Sedangkan jika dilihat dari budaya politik masyarakat Surabaya, warga Kota Pahlawan lebih suka dengan karakter tokoh yang bisa mengkombinasikan antara budaya pokitik abangan dengan budaya santri.

Hal itu bisa dilihat dari keberhasilan Tri Rismaharini memimpin Surabaya.

Meski Risma ditampilkan sebagai figur politik abangan tapi Risma terbukti mampu merangkul kalangan hijau.

Maka ke depan, menurut Airlangga Pribadi figur semacam inilah yang disukai warga Surabaya.

"Tapi yang harus ditekankan dalam proses politik Pilwali 2020 nanti tidak hanya ditentukan parpol tapi justru ada kecenderungan kekuatan figur. Figur ini yang nantinya akan berpengaruh besar pada pilihan politkk masyarakat," tegasnya.

Menurut Airlangga Pribadi, saat ini ada dua figur kuat di masyarakat Surabaya dan Jawa Timur. Yaitu figur dua tokoh perempuan Khofifah Indar Parawansa dan Tri Rismaharini.

"Kalau misalnya ada titik temu atau konsesus antara Ibu Khofifah dan Ibu Risma terkait siapa yang akan maju dalam Pilwali Surabaya 2020, maka akan sangat menentukan kemungkinan besar terpilih dalam Pilwali Surabaya," pungkasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved