Teroris Serang Polsek Wonokromo
Berikut Fakta Penyerangan Polsek Wonokromo Surabaya, Mulai dari Video Call Hingga Ganti Senjata
Penyerangan Polsek Wonokromo itu dilakukan saat pelaku sedang berpura-pura melapor ke bagian SPKT Polsek Wonokromo Surabaya.
Berikut Fakta Penyerangan Polsek Wonokromo Surabaya, Mulai dari Video Call Hingga Ganti Senjata
TRIBUNMADUDA.COM - Pelaku penyerangan Polsek Wonokromo Surabaya diketahui membawa dua senjata untuk melakukan penyerangan.
Penyerangan Polsek Wonokromo itu dilakukan saat pelaku sedang berpura-pura melapor ke bagian SPKT Polsek Wonokromo Surabaya.
Di tengah melapor, pelaku langsung menyerang polisi yang sedang bertugas menggunakan senjata tajam, pelaku sempat menyabet senjata tajamnya ke arah polisi.
Setelah itu, terlihat pelaku lalu meloncat ke arah polisi, dan menyabetkan senjata yang lain.
• Usai 5 Kali Sabetkan Parang ke Tubuh Aiptu Agus Polsek Wonokromo, Teroris IM Ganti Bacokkan Celurit
• Jelang Pulang ke Tanah Air, Jamaah Haji asal Sumenep Madura Tertinggal di Tanah Suci Makkah
• Harga dan Spek Deretan Rekomendasi HP Terbaik Agustus 2019 Mulai dari Oppo, Vivo Hingga Samsung,
Polda Jatim mengungkap kronologi pelaku IM, terduga teroris menyerang polisi di Markas Polsek Wonokromo, Surabaya, Sabtu (17/8/2019) malam.
Kronologi penyerangan Markas Polsek Wonokromo, Surabaya yang dilakukan terduga teroris menyerang polisi, berdasarkan hasil rekaman CCTV di Ruang SPKT Matkas Polsek Wonokromo, Surabaya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan, penggalan video tersebut menggabarkan detail penyerangan pelaku terhadap angotanya, alias terduga teroris menyerang polisi.
"Disitu lengkap semua kita bisa tahu cara pelaku menyerang Aiptu Agus," katanya pada awakmedia di Balai Wartawan Gedung Humas Markas Polda Jatim, Minggu (18/8/2019).
Terekam jelas di CCTV
Melalui penggalan rekaman CCTV yang berdurasi 4 menit 54 detik itu, ungkap Barung, ternyata pelaku terduga teroris menyerang polisi menggunakan dua jenis senjata tajam yang berbeda.
"Aiptu Agus dia pikir hanya satu senjata itu yang digunkaan (parang) ternyata ada senjata lagi berupa celurit," tuturnya.
TribunJatim.com (Grup Tribunmadura.com) berkesempatan mengunduh video tersebut.
Bila ditilik dari keterangan rekaman video tersebut, rekaman tersebut dimulai sekitar pukul 16.33 WIB.
• VIRAL - Pakai Suzuki Satria Brong, Dua Pemuda Tulungagung Terobos Barisan Upacara HUT Kemerdekaan RI
• Kapolri Tito Karnavian Naikkan Pangkat Dua Anggota Polsek Wonokromo Korban Teroris di Surabaya
• Mantan Pentolan JI Ungkap IM Teroris Penyerang Polsek Wonokromo Surabaya adalah Serigala Penyendiri

Tampilan video tersebut tampak hitam putih, sehingga tak begitu jelas warna semua objek yang terekam di ruang tersebut.
Termasuk pakaian yang dikenakan kedua orang yang ada di dalam rekaman video tersebut.
Bila dilihat secara teliti, pelaku penyerangan berinisial IM tampak duduk membelakangi kamera CCTV dan menghadap ke meja utama pelayanan SPKT yang disitu terdapat Aiptu Agus Sumarsono yang sedang duduk.
Keduanya tampak terlibat percakapan, Aiptu Agus tampak menanggapi IM selama duduk di depannya.
Tepat saat keterangan waktu di CCTV menunjukkan pukul 16.35 WIB, pelaku sontak mengambil dengan tangan kanannya sebilah parang yang panjangnya sedepa dari dalam tasnya.
Dengan posisi berdiri pelaku langsung menyabet Aiptu Agus yang duduk di depannya.
Sedikitnya, ada lima kali sabetan yang dilakukan pelaku pada tubuh Aiptu Agus.
Sabetan pertama tepat mengenai kepala Agus, dan sabetan lainnnya ditangkis Agus menggunakan kedua tangannya, sehingga menyebabkan tangannya terluka.
Pelaku berganti senjata
Seakan belum puas setelah menyabet parang sebanyak lima kali, pelaku lantas menaiki meja SPKT untuk melompat dan berniat terus menyerang Aiptu Agus yang tanpak terkapar payah hingga membuatnya mundur beberapa langkah ke belakang ruang SPKT.
Namun pelaku yang kehilangan keseimbangan saat melompat justru mendapat perlawanan dari Aiptu Agus.
Aiptu Agus yang tampak terkapar bersimbah darah, berusaha meringkus IM yang terjatuh di lantai SPKT.
• Inilah Kondisi Terbaru Aiptu Agus Polsek Wonokromo yang Disabet Parang Teroris IM usai 5 Jam Operasi
• Barcelona dan Real Madrid Ingin Beli Neymar, Dua Pemain ini Halangan Real Madrid di Bursa Transfer
• Buntut Kerusuhan Mahasiswa Papua di Jawa Timur, Gedung DPRD Papua Barat Dibakar Massa
Agus berusaha menyergap IM yang tersungkur di lantai, hingga terjadilah pergulatan sengit diantara keduanya.
Kemelut diantara keduanya tak berlangsung lama, hingga Aiptu Agus berhasil mengambil parang yang terlepas dari tangan IM lalu berbalik menyabetkannya ke tubuh IM, sebagai bentuk perlawanan.
Kemudian Agus mengangkat tubuh IM dan berusaha menyandarkannya ke tembok di sisi timur ruangan SPKT itu.
Tapi tanpa diduga IM ternyata masih memiliki sebilah senjata tajam berbentuk celurit yang diselipkan di pinggangnya yang tertutup pakaiannya.
Kemudian IM kembali menyabetkan celurit sedikitnya delapan kali sabetan pada tubuh Aiptu Agus.
Tepat pukup 16.36 WIB, setelah IM tahu korban yang tersungkur bersimbah darah.
IM langsung melompat keluar dari area ruangan SPKT dengan meloncat meja di depannya.
Namun belum sampai melintasi pintu utama Markas Polsek Wonokromo Surabaya yang terbuat dari kaca.
Pelaku sudah dihadang oleh dua orang petugas polisi berpakaian biasa, yang keluar dari beberapa ruang yang berdekatan dengan ruang SPKT.
Kejadian setelah video call
Aiptu Agus Sumarsono menjadi salah satu korban penyerangan oleh seorang pria berinisial IM alias terduga teroris menyerang polisi di Markas Polsek Wonokromo, Surabaya.
Sebelum kejadian ada terduga teroris menyerang polisi di Markas Polsek Wonokromo Surabaya itu, ternyata korban Aiptu Agus sempat video call anaknya melihat cucunya yang masih berusia lima bulan.
Siti Fajari (28) anak pertama Aiptu Agus Sumarsono saat ditemui Surya (Grup Tribunmadura.com) di kediamannya awalnya mengaku kaget mendengar kabar ayahnya diserang kemarin.
"Awalnya dapat info ayah berantem dengan pelapor. Itu saya kaget tidak percaya, kok bisa?" ujarnya, Minggu (18/8/2019).
Informasi itu didapat dari ibunya, Sri Ambarwati.
Sambil menggendong anaknya yang masih berusia lima bulan, dia tidak mengira ayahnya kelahi. Sebab, selama ini dikenal sebagai sosok pria yang pendiam dan penyayang terutama kepada keluarga. Apalagi saat ini telah memiliki tiga cucu.
Kemudian, pukul 18.30 barulah dia mendapat kabar terbaru ayahnya dirawat di rumah sakit.
Mendengar kabar itu, dia langsung kaget bukan kepalang.
Bersama tiga orang anaknya, wanita berusia 28 tahun ini dirumah sendiri. Suaminya, Sugito sedang bekerja di luar kota.
Dia tidak bisa menemui langsung ayahnya yang baru saja teleponan setelah salat ashar.
Saat itu ayahnya Video Call untuk melihat Mareta, cucunya yang paling kecil.
Mareta yang tidak pernah lepas dari pangkuannya itu ternyata salah satu penyemangat Aiptu Agus Sumarsono saat bekerja.
Kemudian, berlanjut chattingan melalui aplikasi Whatsapp (WA), saat itu. Ayahnya menanyakan nomor PDAM. Kemudian di balas. Setelah itu belum dibalas lagi.
• Berulah Lagi, Komdis PSSI Kembali Beri Sanksi Tegas dan Denda Arema FC, Madura United dan Madura FC
• Pria ini Rampas HP Milik Pelajar di Malang, Modusnya Nuduh Korban Berkelahi dengan Keponakannya
"Padahal ayah tadi ya telepon biasa gitu, masa iya ayah sakit. Saya mau kesana terus anak saya bagaimana," terang Siti.
Kemudian, adiknya yang masih duduk di bangku SMA, Palupi (17) juga mengabari hal demikian.
Dia meminta adiknya itu untuk mendampingi bu menemani ayah yang sedang dirawat di rumah sakit Polda Jatim.
Menjadi ibu rumah tangga mengurusi tiga orang anak yang masih kecil membuatnya hanya bisa mendengar kondisi sang ayah dari keluarga.
Sekitar pukul 21.00, dia menidurkan ketiga anaknya yang masih kecil itu di dalam kamar.
Tidak lama, dia mendapati kabar, ayahnya ternyata mengalami luka bacok setelah diserang seorang pria di dalam Mapolsek Wonokromo.
Air matanya jatuh tak tertahan, sambil menenangkan si kecil di dalam kamar agar segera tidur. Dia berusaha mengabari sang suami yang sedang bekerja di Madiun.
"Saya langsung kabari suami saya, saya suruh pulang," tegasnya.
Siti tidak dapat tidur menemani ketiga buah hatinya di dalam kamar. Dia hanya memegang handphone sambil mendengar kabar kondisi ayahnya yang dirawat intensif itu.
Apalagi, ayahnya yang akan pensiun pada tahun depan mengalami luka bacok di bagian kepala. Hal itu membuatnya terus menangis sembari berdoa untuk kesembuhan ayahnya.
"Ibu cuma bilang, luka di kepala, tangan jari manisnya sebelah kanan patah, ayah masuk ruang operasi, doain ya. Adik bilang jam 02.00 masih di dalam ruang operasi, jam 09.00 katanya sudah sadar," kata Siti.
Siti menambahkan, biasanya setiap pagi sebelum kerja, ayahnya selalu video call menanyakan kabar cucu-cucunya.
Namun, sekarang malah dia sekeluarga yang sedang menunggu kesembuhan ayahnya yang diserang saat bertugas.
Tak lama, pukul 12.30 suaminya datang dan langsung bersiap-siap. Mereka kemudian bergegas, kedua anaknya yang sedang bermain kejar-kejaran di ruang tamu langsung diajak mandi.
Sedangkan Mareta yang digendong Siti diserahkan ke suaminya yang sudah rindu dengan buah hatinya yang baru saja lahir pada tahun ini.
"Saya semalam dapat kabar jam 10 malam langsung saya beres-beres saya nunggu bus patas tidak ada. Saya nunggu akhirnya baru berangkat set 6 pagi tadi dari Madiun sampai sini baru saja, handphone saya juga mati," terang Sugito yang baru saja masuk ke dalam rumah.
Siti mengaku, akan menemui ayahnya yang saat ini sedang terbaring di rumah sakit.
Dia ingin menjenguk ayahnya. "Ini langsung berangkat habis ini, mau ketemu ayah," ucapnya.
Dia mengerti betul profesi ayahnya sebagai petugas kepolisian. Resiko bisa datang kapan saja.
Yang jelas, baru kali ini Aiptu Agus ayahnya mengalami musibah diserang oleh seorang pria yang merupakan pelapor di Mapolsek Wonokromo. Dia tidak dendam.
"Sejak kecil saya lihat ayah jadi Polisi baru kali ini ada kejadian seperti itu. Pelaku juga sudah diurus pihak yang berwajib," tutupnya.
Kronologi
Sebelumnya, dua anggota Polsek Wonokromo Surabaya yang bertugas di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu menjadi korban penyerangan seorang pria berinisial IM pada Sabtu, (17/8/2019). Si IM meurpakan terduga teroris menyerang polisi.
IM menyerang Brigadir Febian dan Aiptu Agus Sumarsono dengan cara melompat dan mengayunkan parang dan celurit kepada kedua petugas polisi yang sedang melayani laporannya itu.
Akibatnya, Aiptu Agus Sumarsono mengalami luka bacok di bagian kepala dan Brigadir Febian mengalami luka di bagian wajah.
Korps Bhayangkara langsung melumpuhkan pria bernama Imam Mustofa alias Ali itu.
Di dalam tas pelaku, beberapa senjata tajam, ketapel, air soft gun dan panah dan kertas memilik lambang mirip bendera ISIS.
Saat ini, pelaku ditangani langsung oleh Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.