PMII Protes Dosen IAIN Madura

Pasca Didemo Aktivis PMII, Begini Curhat dan Cerita Eko Ariwidodo Dosen Ilmu Filsafat IAIN Madura

Pasca Didemo Ratusan Aktivis PMII, Begini Curhat dan Cerita Eko Ariwidodo Dosen Ilmu Filsafat IAIN Madura

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA/KUSWANTO FERDIAN
Dosen IAIN Madura, Eko Ariwidodo 

Pasca Didemo Ratusan Aktivis PMII, Begini Curhat dan Cerita Eko Ariwidodo Dosen Ilmu Filsafat IAIN Madura

Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Pasca didemo oleh ratusan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ( PMII ) IAIN Madura, Pamekasan, Eko Ariwidodo, Dosen Ilmu Filsafat IAIN Madura akhirnya kembali buka suara, Selasa (19/11/2019).

Eko Ariwidodo menceritakan kronologi lengkap dan sebenarnya perihal apa yang terjadi kepada TribunMadura.com.

Doktor Ilmu Filsafat lulusan Universitas Gadjah Mada ( UGM ) itu mengatakan, bahwa tiga hari sebelumnya ia juga pernah menurunkan spanduk milik PMII yang bertuliskan tentang pendaftaran anggota baru yang terpampang di sekitar lingkungan gedung perkuliahan Fakultas Syariah dengan gedung Dekanat.

Saat itu ia menurunkan tanpa merusak spanduk.

"Perlu ditegaskan lagi, saya hanya menurunkan di lingkungan Fakultas Syariah IAIN Madura, bukan di fakultas lain atau komisariat lainnya, dan di komisariat lainnya setelah acara mereka lipat dan simpan," ujarnya.

Begini Pengakuan Eko Ariwidodo, Dosen IAIN Madura yang Robek Simbol PMII dan Membuang ke Tong Sampah

Dosen IAIN Madura Diduga Lecehkan Simbol PMII, Ratusan Aktivis Geruduk Kampus Minta Dosen EA Dipecat

Pria asal Kediri itu melanjutkan, 15 November 2019 tepatnya sore hari ia sedang berjalan dari Gedung Multicenter menuju ke Gedung Fakultas Syariah, tiba-tiba ia kembali melihat spanduk yang sama terpasang lagi.

Kemudian, Eko Ariwidodo berinisiatif untuk menurunkan spanduk itu dengan niat bukan melakukan perusakan.

"Atas inisiatif saya sendiri, saya menurunkan (bukan perusakan) dan tidak sembunyi-sembunyi saat menurunkan, dengan harapan mereka bisa berpikir.

Maksud saya ini sebenarnya soal beda "penafsiran" terkait keberadaan semua UKM intra kampus (Unit Kegiatan Mahasiswa di bawah SK rektor) lingkungan IAIN Madura," ujarnya.

Selain itu, Eko Ariwidodo mengutarakan, jika organisasi ekstra kampus seperti HMI, PMII, GMNI dan sejenisnya tidak ada dalam daftar UKM IAIN Madura.

"Berlandaskan dasar itu saya menafsirkan, kalau tidak ada di daftar UKM IAIN Madura, ya tidak boleh pasang atribut apapun di lingkungan IAIN Madura," ungkapnya.

"Tetapi sayangnya bagi mereka kawan-kawan PMII Fakultas Syariah (bukan PMII Komisariat se-IAIN) menafsirkan bahwa kalau tidak ada larangan dari Rektorat berarti boleh pasang. Nah, ini keberatan saya," sambung dia.

BREAKING NEWS: Sopir Bus PO Ladju Mendadak Meninggal di Kemudi saat Antar Penumpang di Kota Surabaya

Bawa Rokok Kemasan, Dua Pria di Surabaya ini Langsung Lemas saat Lewat Area Kuburan Tembok Dukuh

Eko Ariwidodo menegaskan mengenai penurunan spanduk yang dilakukannya itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan pelecahan.

"Coba pakai logika saja, saya sama sekali tidak punya kepentingan apa-apa di Kampus IAIN atau pun di mana-mana," tegasnya.

Lebih lanjut Eko Ariwidodo menyebut, secara pribadi, ia sama sekali tidak ada niatan untuk melecehkan lambang PMII dan tidak ada hubungannya jika saat penurunan itu rusak atau robek yang tepat pada bagian logo PMII Fakultas Syariah.

"Itu sama sekali bukan kesengajaan. Saya menurunkan spanduk rekruitmen hanya karena mereka bukan bagian dari intra kampus (UKM) IAIN Madura.

Dengan kata lain PMII, HMI, GMNI dan sejenisnya itu ekstra kampus, tapi kok malah dipelintir menjadi pelecehan lambang PMII," keluhnya.

Tidak hanya itu, Eko Ariwidodo mengaku meminta maaf yang sebesar-besarnya atas ketersinggungan pengurus PMII Komisariat Fakultas Syariah dan Ketua IKA PMII IAIN atas insiden tersebut.

"Masukan saya ke Rektorat mungkin ada baiknya organisasi ekstra kampus itu diakomodasi di dalam struktur Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM ) yang resmi di bawah payung SK Rektor IAIN Madura," harapnya.

"Persoalan ini dan TKP-nya kan di dalam kampus, seharusnya tidak perlu dibawa keluar kampus dan bisa diselesaikan dengan sebaik-baiknya di dalam kampus.

Hal serupa juga sudah saya laporkan ke Rektor, karena ini masalah internal kampus IAIN Madura," tandas Eko Ariwidodo.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved