Berita Kesehatan
Gubernur Jatim Khofifah : Antrean Operasi Jatung di RSUD dr Soetomo Surabaya Tembus Tiga Bulan
Gubernur Jatim Khofifah menyatakan, bahwa antrean Operasi Jatung di RSUD dr Soetomo Surabaya Tembus Tiga Bulan Sehingga Membuat Pasien Kelimpungan
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur bertekad kuat untuk bisa memangkas antrean layanan rumah sakit melalui sinergi dengan rumah sakit daerah yang ada di seluruh Jawa Timur.
Untuk itu, siang ini, Jumat (13/12/2019), Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menerima Asosiasi Rumah Sakit Daerah (Arsada) Jawa Timur dan Dewan Pengawas Rumah Sakit Daerah di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Forum silaturahmi tersebut digelar dengan mengangkat tema menjaga mutu pelayanan rumah sakit daerah di Era Jaminan Kesehatan Nasional ( JKN ).
"Pertama kita ingin sampaikan semangat kita kan peningkatan kualitas mutu layanan tentu pertama saya berharap bahwa ada networking di antara Arsada se Jawa Timur ini," kata Khofifah.
Mantan Mensos ini mengatakan dengan adanya networking antar rumah sakit bisa mengatasi masalah antrean dengan memanfaatkan jejaring antar rumah sakit dalam penggunaan alat kesehatan tertentu.
"Supaya bisa dibangun komunikasi secara lebih intensif. Misalnya begini, ada pasien di rumah sakit dia menunggu CT Scan, sampai berapa lama dia harus menunggu.
Lah ini kalau koneksitasnya terbangun baik antar rumah sakit, maka saya akan lebih cepat," kata Khofifah.
Kemudian juga pasien yang menunggu antrian MRI itu.
Dikatakan Khofifah jika pasien harus menunggu lama juga tidak baik, maka ia berharap sistem koneksi antar rumah sakit bisa membuat batas maksimal waktu tunggu seperti dwelling time di dunia kedermagaan.
"Nah, jadi kita bisa mengukur gitu berapa kita punya target, ibaratnya masa tunggu untuk menggunakan alkes tertentu itu masing-masing," kata Khofifah.
Selain penggunaan alkes dengan nerworking akan bisa dilakikan monitoring yang lebih baik dan intensif diantara 74 Rumah Sakit Daerah yang sudah menjadi satu kesatuan grup.
Di sisi lain, Khofifah menekankan pada seluruh Arsada Jatim agar tidak ada rumah sakit yang menolak pasien.
Termasuk jika ada pasien yang dalam master file kepsertaan BPJS pasien sudah terdelete.
"Gimana kalau pasien sudah di rumah sakit dia tidak tahu kalau di dalam masker file tidak ada lagi namanya.
Maka sudah ada surat dari BPJS bahwa meskipun dia didelete dari Master File sedangkan dia dalam pelayanan rumah sakit maka itu bisa undo data itu. Jadi kami harap tidak ada lagi sumber keresahan masyarakat," tegas Khofifah.