Berita Surabaya

Kenali Penyebab Anak Kecanduan Gadget, Kebiasaan dan Pengawasan Orangtua Bisa Jadi Faktornya

Orangtua bisa menjadi penyebab anak kecanduan gadget karena paparan sejak balita.

Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
ikydz.com
ilustrasi - Kenali Penyebab Anak Kecanduan Gadget, Kebiasaan dan Pengawasan Orangtua Bisa Jadi Faktornya 

Orangtua bisa menjadi penyebab anak kecanduan gadget karena paparan sejak balita

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Seiring perkembangan teknologi, gadget kian digandrungi banyak orang dan kalangan.

Bahkan, tidak sulit bagi kita menemukan anak yang sudah menggunakan gadget.

Padahal, jika digunakan tidak semestinya, gadget bisa berdampak negatif bagi anak.

3 Cara Mengatasi Anak Kecanduan Gadget, Perhatikan Perilaku yang Bisa Menjadi Contoh Utama

Lagi Bersihkan Sampah di Saluran Air Persawahan, Pria Jember Kaget Temukan Benda Tak Terduga

Tips Mencegah Penyakit Demam Berdarah Dengue saat Musim Penghujan, Anak Kost Dilarang Lakukan ini!

Tanpa disadari, orang tua lah yang menjadi contoh utama anak dalam menggunakan gadget.

Psikiater anak dan remaja RSUD Dr Soetomo, dr Yunias Setiawati mengungkapkan, orang tua menjadi contoh utama bagi anak

Sejak balita, orangtua sudah mengenalkan gawai atau ponsel pintar kepada anak.

Hal tersebut tak ayal membuat anak terpapar gawai sejak dini

"Paparan yang terus menerus bisa menimbulkan kebiasaan," kata Psikiater anak dan remaja RSUD Dr Soetomo, dr Yunias Setiawati, Rabu (8/1/2020).

"Nah, dari kebiasaan tersebut muncul lah kecanduan terhadap gawai," sambung dia.

dr Yunias Setiawati menuturkan, bermain gadget dapat merangsang pusat dopamine, yakni neurotransmitter.

Setiap Hari, RSUD Dr Soetomo Terima 3 Pasien Anak Penderita Gangguan Belajar Akibat Kecanduan Gadget

Dikirimi Paket Sabu oleh Menantu, Mertua asal Sokobanah Sampang Diduga Terima Upah Rp 2 Juta

Neurotransmitter merupakan zat kimia yang berfungsi mengirimkan sinyal antara sel saraf di otak, yang mendorong perasaan senang atau bahagia.

Oleh karena itu, kata Yunias, bermain gawai membuat seseorang merasa senang.

Seseorang cenderung mencari gawai atau sumber internet untuk menenangkan diri.

Selain faktor tersebut ada beberapa penyebab anak kecanduan gawai. Apa saja?

Simak paparan di bawah ini!

dr Yunias Setiawati memaparkan, faktor pertama, yaitu pola asuh.

ilustrasi
ilustrasi (ien.com)

Mau Nyebrang, Pengendara Motor Terpental Ditabrak Mobil dari Belakang, Korban Ditinggal Begitu Saja

Kisah Getir Calon Pengantin Gagal Nikah Sampai Ditolak KUA, Orangtua Bongkar Duduk Perkaranya

Menurut dia, pola asuh yang kurang tepat membuat anak gampang melampiaskan diri kepada ponsel genggam.

"Karena terus dibiarkan ketika bermain gawai, anak bisa terus kecanduan," kata dr Yunias Setiawati.

"Terlalu banyak peraturan, juga membuat anak lebih suka berselancar di dunia maya untuk mendapat pengakuan," sambung dia.

Ia menyebut, pada masa remaja, anak cenderung mencari pertemanan yang membuatnya nyaman.

Tak jarang, hal tersebut malah memberikan dampak negatif pada anak.

Kemudian, faktor kedua yaitu kurangnya pengawasan dari orangtua.

Kisah Cinta Kakek Duda dan Gadis Pujaan Hati, Si Nona Ajak Menikah Prianya Meski Beda Usia 56 Tahun

6 FAKTA Satu Keluarga Bandar Sabu Banyuates Sampang Ditangkap, Sosok Pelaku hingga Wilayah Target

dr Yunias Setiawati menyebut, orangtua kini semakin banyak yang mementingkan pekerjaan sehingga pengawasan terhadap anak berkurang.

"Penting mengawasi anak-anak dalam bermain gawai. Orangtua setidaknya memberi batasan waktu," kata dia.

"Apalagi jika usia anak kurang dari enam tahun," lanjutnya.

Dalam sehari, tuturnya, maksimal penggunaan gawai yakni dua jam. Itu pun dalam waktu yang terjeda.

"Misalnya, jam sekian main (gawai) kemudian dijeda beberapa lama," ucap dr Yunias Setiawati.

"Setelah itu baru boleh main sebentar lagi. Setidaknya maksimal dua jam," tambahnya.

ilustrasi
ilustrasi (abcnews.go.com)

Kisah Pasangan Kembali Menikah setelah Cerai, Padahal Tak Pernah Tegur Sapa selama 17 Tahun Pisah

Satu Keluarga di Banyuates Sampang Nekat Jadi Bandar Sabu, Ditangkap Polisi Jelang Tahun Baru

Ketiga, anak kurang tempat bermain. Kini, kata Yunias, rumah kurang memberikan ruang bermain anak.

"Akibatnya, anak kekurangan tempat bermain yang edukatif. Akhirnya, gawai menjadi pelarian," ungkap dia.

"Karena dirasa memberikan kesenangan terhadap anak secara gampang," tutur dr Yunias Setiawati.

Keempat, anak kurang mendapat stimulasi. Karena orangtua jarang ada waktu, anak kurang mendapat stimulasi untuk mendorong perkembangannya.

"Kebanyakan, orangtua memberikan hiburan yang gampang agar anak tidak menangis yakni menyodorkan gawai," Yunias mengungkapkan.

Deretan Drama Korea Terbaru Tahun 2020, Ada Romantic Doctor Teacher Kim 2 hingga Itaewon Class

Agensi Hyun Bin dan Son Ye Jin Bantah Rumor Asmara Pemeran Utama Drama Korea Crash Landing On You

Kelima, anak meniru sekitar. Kecanduan bermain gawai pada anak tidak bisa dikurangi jika lingkungan, utamanya lingkungan keluarga masih sering melakukannya.

"Sekarang, misalnya, anak disuruh untuk tidak bermain gawai. Sementara ia sendiri sering terlihat memainkannya di depan si anak," ucap dia.

"Oleh karena itu, apabila ingin anak mengurangi bermain gawai, orangtua juga harus melakukannya," kata Yunias.

Menurut dr Yunias Setiawati, penggunaan gawai yang berlebihan dapat memberikan dampak buruk bagi anak, bahkan bisa menyebabkan ganguan psikotik.

"Bahkan ada kasus anak terkena cyber sexual," ucap dia.

"Oleh karena itu, penting dalam mencegah dan mengawasi agar anak tidak terpapar gawai terlalu lama," pungkasnya. (Christine Ayu Nurchayanti)

Beredar Kabar Hyun Bin & Son Ye Jin Nikah usai Drama Korea Crash Landing on You Tamat, Agensi Bantah

Alasan Kim Soo Hyun Jadi Cameo Drama Korea Crash Landing on You, Ada Campur Tangan Penulis Naskah?

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved