Virus Corona di Jawa Timur
Ada 52 Klaster Penyebaran Covid-19 di Jawa Timur, Tenaga Kesehatan Haji Indonesia Jadi yang Terbesar
Ada sebanyak 52 klaster penularan dan penyebaran virus corona Covid-19 di Jawa Timur.
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, Kohar Hari Santoso menyebutkan, ada sebanyak 52 klaster penularan dan penyebaran virus corona di Jawa Timur.
Kohar Hari Santoso mengatakan, ke-52 klaster itu tengah didalami dan ditelusuri untuk mencegah adanya penyebaran virus corona yang paling luas.
"Total sekarang klaster penularan Covid-19 di Jawa Timur sudah ada sebanyak 52 klaster," kata Kohar Hari Santoso di Gedung Negara Grahadi, Minggu (10/5/2020).
• Cara Risma Bujuk Pasien Covid-19 di Surabaya Agar Mau Dirawat di RS, Kami Mendorong yang Lain
• Empat Warung Kopi di Surabaya Dipasang Garis Polisi, Gara-Gara Bandel Tetap Buka saat Jam Malam PSBB
• PSBB Surabaya Tahap Kedua Dipastikan Lebih Diperketat, Ini Ancaman Sanksi Bagi yang Melanggar Aturan
"Yang berbesar adalah klaster Tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) ada sebanyak 167 kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19," sambung dia.
Selain itu, klaster penularan virus corona terbesar kedua di Jawa Timur ditempati Temboro.
Jumlah masyarakat yang terinfeksi covid-19 ada sebanyak 46 orang.
Lalu, ketiga klaster terbanyak adalah klaster Sampoerna dengan jumlah pasien sebanyak 41 orang.
Kota Surabaya kembali menjadi daerah yang paling banyak memiliki klaster penularan Covid-19.
Di Kota Surabaya, ada klaster PGS, klaster Pakuwon Mall, klaster RRI, Klaster PPI.
• Pemkot Temukan 16 Klaster Penyebaran Covid-19 di Surabaya, Risma Siap Tracing secara Menyeluruh
Lalu, ada klaster RS Mitra Keluarga Sehat, klaster PT HM Sampoerna, klaster Pasar Keputran, hingga klaster yang tidak ada riwayat pergi ke manapun.
Tidak hanya itu, juga ada yang cukup banyak memiliki korban penularan seperti klaster tenaga kesehatan yang memiliki kasus hingga 54 orang kasus.
Mulai nakes RSUD Dr Seotomo, RS Saiful Anwar, dan juga RS BDH, RS dr Isqak, dan juga nakes wilayah lain.
Selain itu klaster Magetan di Temboro juga menjadi klaster yang memiliki banyak kasus sampai 47 kasus.
Juga ada klaster perjalanan dari daerah lain seperti Jakarta, Makassar dan juga Bandung dan Sulawesi.
Hingga saat ini, ada sebanyak 592 kasus virus corona di Jatim yang sudah teridentifikasi masuk dalam klaster penularan tertentu.
• Gara-Gara Salah Paham Physical Distancing, Warga Dua Desa di Malang Tutup Jalan Pintu Masuk Wilayah
Kemudian juga ada sebanyak 628 kasus di Jatim yang belum teridentifikasi klaster.
"Ada klaster yang harus diwaspadai seperti klaster di Bojonegoro," kata dia.
"Lalu juga ada klaster tenaga kesehatan, kebanyakan tertular bukan di tempat kerja tapi saat menolong pasien di luar rumah sakit," tambahnya.
Sementar itu, Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa sempat menyinggung tentang klaster tiga Pasar Kota Bojonegoro.
Saat ini mereka sudah ada yang terdeteksi reaktif dalam rapid test sebanyak 168 orang.
"Kami sudah mengirimkan tim untuk melakukan swab pda mereka yang reaktif," kata Khofifah Indar Parawansa.
"Kami juga sudah sampaikan ke Bupati Bojonegoro agar yang reaktif semua dilakukan observasi di tempat yang memadai," sambung dia.
Pemprov Jatim juga menyediakan BLK Disnaker Jawa Timur yang ada di Bojonegoro untuk bisa dijadikan tempat observasi.
Jika masih belum mencukupi tempat UPT Dinas Sosial Pemprov Jatim juga siap untuk menjadi tempat observasi.