Virus Corona di Tulungagung

Pelaku Usaha Wisata di Tulungagung Rapid Test untuk Mencegah Penularan Covid-19 Selama Libur Panjang

Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Tulungagung melakukan uji acak pada pelaku usaha wisata.

Penulis: David Yohanes | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/FARID MUKARROM
Ilustrasi 

TRIBUNMADURA.COM, TULUNGAGUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Tulungagung melakukan uji acak pada pelaku usaha wisata.

Kebijakan ini diambil untuk mengantisipasi penularan Covid-19, karena pelaku usaha wisata adalah kelompok rawan. Apalagi setelah libur panjang akhir Oktober 2020 lalu.

Rapid test menyasar Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), para pedagang di destinasi wisata dan pelaku usaha persewaan alat wisata.

Baca juga: Honor Lesty Kejora di Pernikahan Putra Pengusaha Terkuak, Gebetan Rizky Billar Dapat Rp 300 Juta

Baca juga: Hubungan Rizky Billar dan Lesty Kejora Diramal Mama Ella, Bahas Orang Ketiga: Jangan Sampai Tergoda

Baca juga: Nikita Mirzani dan Barbie Kumalasari Ribut di Acara TV, Kuak Alasan Benci: Dia Doakan Anak Gue Mati

Baca juga: Kode Raffi Ahmad Soal Pernikahan Luna Maya, Ayu Dewi Ingin Bocorkan Sosoknya: Aku Boleh Kasih Foto?

Menurut Galih Nusantoro, Wakil GTPP Covid-19 Tulungagung, sudah ada 200 orang pelaku usaha wisata yang menjalani rapid test.

“Random test ini untuk mencegah klaster baru setelah libur panjang. Mereka adalah kelompok yang berinteraksi dengan para wisatawan dari berbagai daerah selama libur panjang kemarin,” terang Galih, Senin (9/11/2020).

Pelaku usaha wisata yang sudah dites rapid antara lain di Pantai Bayem, Pantai Gemah dan Pantai Klathak.

Tiga pantai itu adalah destinasi wisata paling ramai setiap kali musim libur tiba. Setiap akhir pekan ada 7.000-10.000 wisatawan yang datang.

“Karena pengunjungnya sangat banyak, resiko penularannya juga tinggi. Karena itu mereka jadi sasaran rapid test,” sambung Galih.

Dari semua pelaku usaha wisata yang menjalani rapid test, semuanya non reaktif.

Namun upaya tes acak ini akan dilakukan sampai perkiraan masa puncak inkubasi, yaitu hari Rabu (11/11/2020) mendatang.

GTPP Covid-19 Tulungagung juga melakukan sosialisasi, agar pelaku usaha wisata yang sakit dengan gejala Covid-19 agar segera menghubungi fasilitas kesehatan.

“Setiap yang dicurigai akan langsung dilakukan tes usap (swab). Hasil tes akan memastikan, apakah positif atau negatif,” tutur Galih.

Baca juga: Acara Baby Shower Rusuh karena Suami, Istri Dipermalukan, Perselingkuhan dan Video Intim Terbongkar

Baca juga: Persentase Kasus Aktif Covid-19 Jatim Terendah Kedua se-Indonesia, Khofifah: Bergerak ke Zona Hijau

Baca juga: Klarifikasi Adhietya Mukti Soal Namanya yang Diseret Dalam Kasus Video Syur Mirip Gisel: Bukan Adit

Baca juga: Profil dan Biodata Adhietya Mukti, Sosok Pria yang Dikaitkan dengan Skandal Video Syur Mirip Gisel

Selama masa pandemi virus Corona, belum ada klaster pelaku usaha wisata di Tulungagung.

Kasus yang kerap ditemukan adalah Pelaku Perjalanan Daerah Transmisi (PPDT).

Warga Tulungagung melakukan perjalanan ke kota lain dan tertular.

Data Senin (9/11/2020), jumlah akumulasi pasien Covid-19 Tulungagung sejumlah 509 orang.

Dari jumlah itu, 462 pasien dinyatakan sembuh dan empat orang meninggal dunia.

Sedangkan pasien tersisa terdiri dari 23 pasien menjalani karantina, 4 orang menjalani isolasi dan 16 pasien menjalani perawatan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved