Berita Pamekasan

Kisah Ayu Dian Saputri, Siswi Pamekasan Tabah Mengurus Nenek yang Buta, Ditinggal Ibunya Sejak Bayi

Gadis yang tinggal di Dusun Kalijati, Desa Samiran, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura ini tinggal di rumah berukuran sekitar 5x7 meter.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN
Kepala Disdikbud Kabupaten Pamekasan, Akhmad Zaini saat mendengarkan keluh kesah dari Ayu di rumahnya, Dusun Kalijati, Desa Samiran, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Madura, Rabu (3/2/2021). 

Reporter: Kuswanto Ferdian l Editor: Elma Gloria Stevani

TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Ayu Dian Saputri tidak bisa merasakan kehidupan seperti anak seusianya.

Sebab, gadis berusia 8 tahun ini, dalam kesehariannya harus tabah mengurus Sawati, neneknya yang buta.

Bermula dari bangun tidur, Ayu Dian Saputri memulai aktivitas kesehariannya dengan membersihkan rumah yang berdinding rajutan bambu dan beralaskan tanah. 

Gadis yang tinggal di Dusun Kalijati, Desa Samiran, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura ini tinggal di rumah berukuran sekitar 5x7 meter.

Di rumah itu, Ayu Dian Saputri tinggal berdua dengan neneknya.

Kondisi atap dan dinding rumah yang ditinggalinya, tampak keropos dan sudah berbolong-bolong.

Wajar, cahaya matahari yang bersinar dalam setiap harinya, kerap menulusuk ke dalam rumahnya.

Petani Tuban Hilang di Bengawan Solo, Tiga Hari Belum Ditemukan, BPBD dan Basarnas Siaga di Posko

Pilkades Serentak Bangkalan, Ketua DPRD Sentil Para Camat: Kalau Duduk di Ruangan Itu Bukan Camat

Melawan Petugas Pakai Linggis, Pasien Positif Covid-19 Tulungagung Kabur dari Rumah dan Berkeliaran

IMLEK 2021: Ramalan Shio Sabtu 6 Februari 2021 Shio Kuda Super Sibuk, Shio Babi Hati-Hati Gosip

Kepala Disdikbud Kabupaten Pamekasan, Akhmad Zaini saat mendengarkan keluh kesah dari Ayu di rumahnya, Dusun Kalijati, Desa Samiran, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Madura, Rabu (3/2/2021).
Kepala Disdikbud Kabupaten Pamekasan, Akhmad Zaini saat mendengarkan keluh kesah dari Ayu di rumahnya, Dusun Kalijati, Desa Samiran, Kecamatan Proppo, Pamekasan, Madura, Rabu (3/2/2021). (TRIBUNMADURA.COM/KUSWANTO FERDIAN)

Setelah Ayu Dian Saputri selesai membereskan pekerjaan rumah, lalu ia memandikan neneknya.

Sesudah neneknya bersih dan selesai dipakaikan baju, ia langsung bergegas menyuapi neneknya dengan nasi dan lauk pauk seadanya.

Ayu Dian Saputri menceritakan, pemenuhan kebutuhan makan ia dan neneknya, dalam setiap harinya, selalu dikirim oleh tante dan sepupunya.

Terkadang, juga dikasih oleh tetangga sekitarnya.

Kata dia, biaya sekolah di MI Nurul Ulum II Teja Barat, seluruhnya digratiskan.

Saat ini, Ayu Dian Saputri sudah duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas 2.

Ayu mengaku, sejak berumur 14 bulan sudah ditinggalkan oleh ibunya merantau.

Hingga saat ini, Ibunya belum pernah menengoknya di rumah tempat ia tinggal.

Kemudian, Ayahnya meninggal dunia saat Ayu Dian Saputri berusia 16 bulan.

Sewaktu itu, Ayahnya wafat karena mengidap penyakit liver.

"Aku tidak tahu seperti apa wajah Bapak dan Ibuku. Semerdu apa suara mereka saya juga tidak tahu," kata Ayu dengan suara polos bercerita kepada TribunMadura.com, Jumat (5/2/2021).

Ayu Dian Saputri terkadang merasa iri dengan anak seusianya ketika melihat disuapi nasi oleh Ibu mereka.

Ia ingin merasakan hal yang sama, yaitu mendapatkan kasih sayang Ibunya.

Bahkan, Ayu Dian Saputri mengaku ingin merasakan bagaimana rasanya dimandikan, disuapi, dipakaikan baju, dan diajak beli mainan ke pasar oleh Ibunya.

Namun kata dia, hal itu tidak mungkin bisa ia rasakan.

Sebab, dalam kesehariannya, ia harus menemani neneknya yang buta sembari mengurus ternak ayam warisan peninggalan mendiang Ayahnya.

Sisa ternak ayam itu, kadang menjadi penolong bagi Ayu Dian Saputri dan neneknya untuk dijual.

Lalu, hasil uangnya dibelikan kebutuhan pokok untuk menunjang keperluan sehari-harinya.

Sejak sekolah, Ayu Dian Saputri tidak pernah merasakan uang jajan.

Kecuali, saat tante, sepupu, dan tetangganya memberinya uang, baru ia bisa jajan di sekolah.

"Sejak bayi aku sudah tinggal sama Nenek. Ibuku katanya kabur entah kemana. Bapak sudah meninggal sejak aku bayi. Ya aku tidak tahu wajah mereka," ceritanya.

Dalam setiap harinya, Ayu Dian Saputri sering makan sepiring berdua sama neneknya.

Ia mengaku senang ketika mendengar perkataan neneknya yang seringkali mengatakan kenyang setelah disuapi oleh Ayu Dian Saputri.

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunMadura.com, Ibu Ayu Dian Saputri merupakan warga Malang.

Sedangkan, Ayahnya, warga Desa Samiran, Pamekasan.

Di sekolahnya, Ayu Dian Saputri dikenal sebagai anak yang rajin dan cerdas.

Untuk tiba di rumah Ayu Dian Saputri, jarak dari jalan Desa Samiran ke rumahnya sekitar 200 meter.

Sebab, harus melewati jalan setapak yang dikelilingi hamparan sawah dan becek.

Polres dan Kodim Pamekasan Bagikan Masker dan Penyemprotan Disinfektan di Sejumlah Pusat Keramaian

Debat Barbie Kumalasari vs Galih Ginanjar, Protes Mantan Suami Tertutup: Aku Izin Sama Kris Hatta

Tragedi Pernikahan Berdarah, Mempelai Tewas di Depan Istri, Pelukan Terakhir Pilu, Lihat dari Atas

Coba Kabur Saat Diringkus, Dua Pengedar Narkoba Asal Jombang Ditembak Kakinya oleh Polisi Sidoarjo

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved