Berita Jombang

Banjir Jombang Akibat Tanggul Sungai Jebol, Ketinggian Air Capai 1 Meter, Warga Terpaksa Mengungsi

Warga terpaksa mengungsi setelah rumah mereka terendam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Afvour Besuk dan Sungai Afvour Brawijaya.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM/MOHAMMAD ROMADONI
Ketinggian banjir lebih dari satu meter merendam permukiman warga di Dusun Prayungan, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Sabtu (6/2/2021). 

Reporter: Mohammad Romadoni | Editor: Ayu Mufidah KS

TRIBUNMADURA.COM, JOMBANG - Banjir yang melanda Kabupaten Jombang merendam ratusan rumah penduduk Desa Gondangmanis dan Desa Bandar Kedungmulyo, Kecamatan Bandar Kedungmulyo.

Warga terpaksa mengungsi setelah rumah mereka terendam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Afvour Besuk dan Sungai Afvour Brawijaya, yang telah berlangsung selama tiga hari terakhir.

Pantauan di lapangan, Dusun Prayungan, Desa Gondangmanis, merupakan kawasan paling parah terdampak banjir tersebut.

Peredaran Miras di Pamekasan Kian Meresahkan, Ormas Islam Ajak Semua Pihak Ikut Andil Memberantas

Aparat Gabungan Bagikan Masker Gratis di 2 Pasar Pamekasan, Ajak Pedagang-Pengunjung Patuhi Prokes

Segel Bangku Taman Kota Malang Dirusak, Satpol PP Ngeluh Disambati DLH, Pasang CCTV Tangkap Oknum

Ketinggian air di Dusun Prayungan yang berada tidak jauh dari Balai Desa Gondangmanis tersebut bervariasi yaitu lebih dari satu meter di jalan poros desa.

Sedangkan, ketinggian air di dalam rumah warga sekitar 60 sentimeter sampai satu meter, yang hingga kini belum surut.

Nikmah (28), warga Dusun Prayungan mengatakan, banjir mulai merendam permukiman warga termasuk rumahnya pada Jumat (5/2/2021) siang.

Ketinggian air banjir justru semakin meningkat pada malam harinya, sehingga keluarganya terpaksa meninggalkan rumah untuk mengungsi ke tempat aman.

"Seluruh keluarga mengungsi ke Balai Desa Gondangmanis untuk sementara kemudian pindah ke rumah saudara di Dusun Gondanglegi yang tidak terkena banjir," terangnya di lokasi banjir, Sabtu (6/2/2021).

Menurut dia, banjir di kampungnya sudah terjadi sejak dulu apalagi ketika musim hujan, namun tidak sampai parah seperti ini.

Banjir masih belum surut bahkan sekarang ketinggian air masih mencapai sekitar 1 meter.

Ketinggian banjir lebih dari satu meter merendam permukiman warga di Dusun Prayungan, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Sabtu (6/2/2021).
Ketinggian banjir lebih dari satu meter merendam permukiman warga di Dusun Prayungan, Desa Gondangmanis, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Kabupaten Jombang, Sabtu (6/2/2021). (TRIBUNMADURA.COM/MOHAMMAD ROMADONI)

Muncul Gerakan Tolak Vaksin Covid-19 di Pamekasan, Dinkes Merespons, Minta Provokator Ditindak Tegas

Perdalam Ilmu Agama, Tahanan Polsek Sukorejo Ponorogo Diberi Kitab Tuntunan Salat dan Surat Yasin

"Dulu pernah banjir tapi tahun ini adalah banjir yang paling parah," jelasnya.

Sebagian warga masih beraktivitas di lokasi banjir untuk memastikan kondisi keamanan rumahnya.

Mereka juga tampak membersihkan rumahnya dari sampah yang terbawa air banjir.

Seorang warga, Nur Hamidah (43) tampak berjalan sempoyongan ketika menerjang air banjir setelah menilik keadaan rumahnya yang masih terendam banjir.

Dia hendak mengungsi ke tempat yang aman di Dusun Gondanglegi.

"Ya mau mengungsi tadinya ke Balai Desa namun sekarang ke rumah saudara di Dusun Gondanglegi," ungkapnya.

Hamidah menyebut, ketinggian air banjir yang memendam rumahnya lebih dari satu meter.

Puncak ketinggian air banjir terjadi dua hari yakni Kamis dan Jumat malam, sehingga warga dievakuasi menggunakan perahu karet BPBD ke tempat yang lebih aman.

Surabaya Tak Berlakukan Lockdown Akhir Pekan, Pemkot Pilih Perketat Penutupan Sejumlah Ruas Jalan

"Baru kali ini banjir terbesar sampai banyak warga yang mengungsi," ujarnya.

Dia mengaku, tidak bisa memasak untuk mencukupi kebutuhan makanan keluarganya karena kompor dan peralatan rumah tangga basah terkena air banjir.

Saat ini, ia mengandalkan bantuan dari pemerintah daerah berupa makanan nasi bungkus.

Namun yang bikin sesak adalah seluruh perabotan rumah tangga sekaligus barang dagangannya ludes dan rusak terkena banjir.

Warga semakin sengsara mencukupi kebutuhan di tengah kesulitan Pandemi yang bersamaan datangnya bencana banjir.

"Saya buka toko seperti buku-buku, pakaian peralatan rumah tangga, lemari dan lainnya rusak semuanya," kata dia.

"Susah ya mau bagaimana lagi masih Pandemi Covid-19 bersamaan bencana banjir ya susahnya semakin bertambah," ucap Hamidah.

Harapan warga agar pemerintah daerah lebih serius dalam penanganan banjir dan melakukan pencegahan secara simultan sehingga tidak menyebabkan banjir yang lebih parah.

"Harapan kami ya kalau bisa jangan ada banjir lagi yang menyusahkan banyak orang," tandasnya. (don/ Mohammad Romadoni).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved