Berita Sumenep
Fakta Kasus Dugaan Bayi Tertukar di Sumenep, Polisi Ungkap Hasil Tes DNA, Hal Aneh Diungkap Orangtua
Pasangan suami istri di Sumenep melaporkan dugaan kasus bayi tertukar di RSUD Dr H Moh Anwar Sumenep.
Penulis: Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Reporter : Ali Hafidz Syahbana | Editor: Ayu Mufidah KS
TRIBUNMADURA.COM, SUMENEP - Seorang bayi diduga tertukar saat berada di RSUD Dr H Moh Anwar Sumenep, Minggu (15/11/2020) lalu.
Bayi itu diduga tertukar saat berada di ruang picu nicu RSUD Dr H Moh Anwar Sumenep.
Kapolres Sumenep, AKBP Darman mengatakan, dari hasil tes DNA, bayi itu merupakan anak pasangan suami istri bernama Subroto (31) dan Norma Ningsih (31), asal Desa Nyabakan, Kecamatan Batang-Batang.
"Dengan kesimpulan bahwa hasil tes DNA bayi itu identik dengan kedua orang tuanya," kata AKBP Darman pada media, Senin (8/2/2021).
• 40 Anggota Polres Sampang Berpestasi Dapat Penghargaan dari Kapolres Abdul Hafidz, Ini Daftarnya
• Pengamen Jalanan di Pamekasan Menjamur, Pemkab Diharapkan Bangun Rumah Singgah, Ini Fungsinya
Pengambilan sampel darah dan bucal swab terhadap dugaan bayi tertukar itu dilakukan oleh Kaur Doksik pada Subbiddokpol Biddokkes Polda Jatim di Poliklinik Bhayangkara Polres Sumenep pada hari Selasa (1/12/2020).
Hasil dari tes DNA itu diambil di RS Bhayangkara Polda Jatim pada Jumat (5/2/2021) pukul 10.00 WIB.
"Kesimpulannya, bahwa hasil tes DNA bayi tersebut identik dengan kedua orang tuanya," terangnya.
Sebelumnya, Subroto dan istrinya menduga bayi mereka tertukar saat melahirkan di RSUD Dr H Moh Anwar Sumenep.
Subroto bercerita, dugaan tertukarnya bayi tersebut karena ada keanehan pada bayinya saat diberi ASI.
Ia menuturkan, secara riba-tiba rambut pada si bayi lebat.
Sontak Subroto dan istrinya langsung kaget.
Keduanya meyakini jika bayi itu bukan anaknya.
"Karena bayi kami tidak ada rambutnya, tau-tahu saat diberi ASI untuk kedua kalinya pas ada rambutnya,"
"Jadi firasat kami sebagai orang tua meyakini jika itu bukan anak kami," terang Subroto, Rabu (2/2/2020) lalu.
Atas dasar inilah pasangan suami istri (pasutri) tersebut bersikukuh untuk melaporkan kejadian tersebut ke Polres Sumenep.
Laporan kepllisian ini sesuai nomor LP-B/267/ XI/1RES .24.2020/Reskrim SPKT Sumenep tanggal 19 Desember 2020.
Subroto bercerita, saat itu istrinya melahirkan bayi perempuan secara normal pada hari Jumat (13/11/2020) Jam 12.20 WIB di RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep.
Saat lahir, bayi terswbut langsung diazani oleh Subroto dan disaksikan oleh istrinya dan Rakso paman dari istrinya.
Subroto memgaku, jika rambut bayinya tidak lebat. Kepala si bayi terlihat gundul, belum ada rambut.
Karena lahir normal tanpa operasi, keesokan hari. Tepatnya pada hari Sabtu 14 November 2020 lalu. Norma Ningsih ini diperkenankan pulang dari RS plat merah tersebut. Namun bayinya dilarang dibawa pulang oleh rumah sakit.
Bayinya dirawat dalam ruangan PICU NICU RSUD dr H Moh Anwar Sumenep dengan dalih situasi Covid-19 dan bayi rentan tertular Covid-19.
Saatbitu, Subroto menggunakan Kartu Indonesia Sehat (KIS) saat istrinya menjalani persalinan di RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep.
Dalam pengakuannya, jika bayinya hendak dibawa pulang di hari Sabtu kata Subroto, ternyata pihak rumah sakit minta biaya persalinan dibayar secara mandiri.
Sebelum meninggalkan RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep, Norma Ningsih sempat memberi ASI kepada sang bayi yang baru lahir.
Sang ayah Subroto sempat mengabadikan wajah si bayi saat disusui sang istri melalui kamera handphone (HP) milik pribadinya.
Selain mengambil gambar si bayi. Subroto juga mengambil video saat si bayi diberi ASI.
Terlihat saat itu topi bayinya saat terbuka kepala si bayi gundul.
Pada hari Minggu (15/11/2020) Subroto dan istrinya datang ke RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep untuk menjenguk sekaligus memberi ASI kepada anaknyabtersebut.
Setelah bayi tersebut digendong dan hendak diberi ASI. Norma Ningsih kaget. Bayi perempuan yang hendak disusuinya terasa beda.
Istrinya Subroto ini langsung membatalkan pemberian ASI karena menganggap bayi yang digendong bukan bayi yang baru dilahirkannya.
"Pertama kali diberi asi, rambut bayi tidak lebat. Namun setelah tiga hari, rambut bayi sudah lebat," tuturnya.