Wabah Virus Corona
Penyebab Seseorang Positif Covid Meski sudah Divaksin Diungkap Pakar, Waspada Terjadi Mutasi Virus
Ada beberapa kasus terkonfirmasi positif virus corona, padahal sudah mendapat vaksinasi Covid-19.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Ada beberapa kasus masyarakat terkonfirmasi positif virus corona yang sudah mendapat vaksinasi Covid-19.
Hal itu menjadi momok meresahkan bagi masyarakat yang ingin mengikuti vaksinasi Covid-19.
Ketua Tim Riset Corona dan Formulasi Vaksin dari Professor Nidom Foundation (PNF), Prof Chairul Anwar Nidom mengungkapkan, ada dua kemungkinan penyebab seseorang positif virus corona meski habis divaksinasi Covid-19.
Baca juga: Sutiaji Pastikan Tak Ada Batasan Waktu Penerapan PPKM Mikro di Kota Malang, Bahas Sistem Kerja
Baca juga: Ikut Iring-Iringan Pernikahan, Puluhan Warga Jalan Kalikepiting Surabaya Diduga Terpapar Covid-19
Baca juga: Kota Surabaya Diprioritaskan Jalani Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua di Jawa Timur untuk Lansia
Prof dr Chairul Anwar Nidom menyebut, kemungkinan pertama terjadi karena tidak ada antibodi yang protektif atau mutasi Covid-19.
Ia menjelaskan, jumlah antibodi atau titer setiap individu berbeda setelah mendapat vaksin Covid-19.
"Jadi setelah vaksin pertama bisa dicek di lab, apakah antibodi sudah terbentuk dengan jumlah sudah cukup untuk proteksi," urai Prof Nidom, Sabtu (20/2/2020).
Sejak penyuntikan vaksin Covid-19 dosis pertama, antibody bisa terbentuk.
Sementara penyuntikan vaksin Covid-19 dosis kedua adalah sebagai booster.
Hal itu diperlukan untuk meningkatkan jumlah antibodi dalam tubuh untuk melawan virus.
Prof Nidom mengungkapkan, telah melakukan pengujian pada individu yang sudah divaksin Covid-19 untuk melihat titer dan antibodi yang protektif.
Baca juga: 51 Paus yang Terdampar di Bangkalan Mati, Pemprov Jatim Kirim 2 Eskavator untuk Kubur Bangkai Ikan
Baca juga: Candu Sabu Tapi Tak Punya Uang, Dua Sahabat Pengangguran Kompak Menjambret, Beraksi di 12 Lokasi
Hasilnya, ungkap dia, menunjukkan jika jumlah yang bervariasi.
"Yang diharapkan tentunya ada antibodi yang protektif setelah vaksin," jelasnya.
"Jika sudah ada antibodi yang protektif tapi masih terinfeksi, maka kemungkinan besar bahwa virusnya sudah mutasi," imbuh dia.
"Sehingga pemeriksaan jenis virus juga harus dilakukan pada wabup," lanjutnya.
Dikatakannya, meskipun antibodi terbentuk setelah divaksin, belum tentu antibodi tersebut bisa melawan virus yang sudah bermutasi.