Bukit Kapur di Bangkalan Longsor
Bukit Kapur Bangkalan Longsor, Ternyata Pernah Kejadian Sebelumnya, Dikenal Kawasan yang Berisiko
Longsor batu di kawasan tambang rakyat bukit kapur Kabupaten Bangkalan Madura menewaskan seorang penambang.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, BANGKALAN – Seorang penambang, Badrum (68), tewas dalam peristiwa longsor batu di kawasan tambang rakyat bukit kapur Desa Berbeluk, Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Madura, Senin (15/3/2021) sekitar pukul 07.30 WIB.
Kepala Pelaksana BPBD Bangkalan, Rizal Morris mengungkapkan, pihaknya bersama unsur Kecamatan Arosbaya sejatinya telah memasang papan imbauan di lokasi bencana longsor tersebut.
Baca juga: Jalan Raya Dusun Guwa 1 Waru Pamekasan Amblas 14 Meter, Rumah Penduduk Masuk Zona Rawan
Baca juga: Kampus STKIP PGRI Sumenep Disegel Mahasiswa, Dituding Tak Transparan soal Pengelolaan Anggaran PPL
“Ini bencana longsor kedua di lokasi yang sama,” ungkap Rizal kepada Surya ( grup TribunMadura.com ).
Papan imbuan bertuliskan, ‘Waspada longsor dan runtuhan’ dipasang Rizal bersama pihak kecamatan sehari setelah bencana longsor pertama, Kamis (2/5/2019) sekitar pukul 14.00 WIB.
Kala itu, pemilik warung Hj Hotijah (60), warga Desa Buduran, Kecamatan Arosbaya, menderita luka di bagian kepala akibat reruntuhan batu.
Sebuah mobil Toyota Innova juga tertimpa reruntuhan batu.
Mobil berwarna hitam itu mengalami kerusakan di bodi bagian belakang, pecah kaca belakang dan sisi kanan belakang.
“Namun keesokan harinya papan imbauan yang kami pasang hilang, ada yang melepas,” jelas Rizal.
Baca juga: Sampang Ajukan 360 Formasi CPNS 2021, Jumlah Rekrutmen Tunggu Hasil Verifikasi Pemerintah Pusat
Baca juga: Dianggap Tak Transparan soal Anggaran PPL II 2021, Begini Respons Kampus STKIP PGRI Sumenep
Ia menambahkan, papan imbauan dipasang bukan hanya ditujukan kepada para penambang namun juga untuk masyarakat lain yang berkunjung ke kawasan bukit kapur tersebut.
Dengan harapan, masyarakat penambang ataupun masyarakat dari luar kawasan itu lebih meningkatkan kewaspadaan.
“Saya yakin masyarakat penambang sudah paham akan tingkat ancaman bahaya dan resiko di area itu," kata dia.
"Namun di sisi lain, kegiatan di situ memang menjadi mata pencaharian masyarakat, sehingga faktor kewaspadaan mereka berkurang,” imbuhnya.
Dengan kondisi dilema, BPBD Bangkalan melalui Surat Bupati Bangkalan akhirnya menyampaikan kepada pihak Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur pasca bencana longsor pertama.
Dengan harapan, ada program-program tertentu dari Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur terkait kegiatan tambang di Desa Berbeluk.
“Rupanya belum ada tindak lanjut, hanya didatangi dan dicek. Kemudian kami tunggu sampai sekarang belum ada kabar,” tuturnya.
Dalam dua hari terakhir, intensitas hujan di Kabupaten Bangkalan memang cukup tinggi. Bahkan disebut Rizal, hujan menerjang Kecamatan Arosbaya pada Minggu (14/3/2021) malam.
Baca juga: Dampak Harga Cabai Mahal, Produsen Sambal Pecel di Kota Blitar Batasi Produksi Agar Tak Merugi
Sehingga, diduga terjadi gerusan-gerusan pada batu yang disebabkan curah hujan.
“Selain dipengaruhi intensitas hujan, longsor batuan di Arsobaya pada prinsipnya juga dipengaruhi kemiringan dari lereng bukit kapur, jenis tanah, dan faktor geologi atau batuan penyusunnya,” papar Rizal.
BPBD Bangkalan telah menetapkan 5 kawasan rawan bencana tanah longsor. Meliputi Kecamatan Kokop, Kecamatan Konang, Kecamtan Geger, Kecamatan Galis, dan Kecamatan Tanjung Bumi.
“Arosbaya sebenarnya tergolong wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi bencana banjir," ucapnya.
"Namun untuk bencana longsor, termasuk kategori rendah karena baru dua kali terjadi di titik yang sama,” pungkasnya. (edo/ahmad fasiol)