Berita Jawa Timur

Kasus Covid-19 di Jatim Mulai Meningkat, Beberapa Pasien Dinyatakan Positif Omicron, Ini Rinciannya

Dalam tiga hari terakhir, ada kenaikan tambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang cukup signifikan di Jawa Timur.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Freepik
ILUSTRASI - ada kenaikan tambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang cukup signifikan di Jawa Timur. 

TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Jawa Timur mengalami kenaikan tambahan kasus harian Covid-19.

Dalam tiga hari terakhir, ada kenaikan tambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang cukup signifikan di Jawa Timur.

Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Erwin Ashta Triyono mengatakan, tambahan kasus baru Covid-19 di Jatim mencapai 88 orang.

Jika dilihat dua hari sebelumnya, tambahan kasus harian Covid-19 di Jatim adalah 49 orang, 44 orang, dan 14 orang.

Pada beberapa hari sebelumnya, tambahan kasus harian Jatim ada di angka 26 orang, 23 orang, 21 orang.

Dilihat dari tren tersebut, ia menyebut jika ada tren kenaikan, yang mengakibatkan saat ini di Jatim kasus aktif covid-19 mencapai 249 orang. Dengan kasus varian omicron sebanyak 8 orang.

Secara khusus, Erwin mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan.

Baca juga: Omicron Sudah Masuk Surabaya, Dua Warga Terdeteksi Positif Tanpa Gejala, Warga Diminta Waspada

Ia menganjurkan masyarakat untuk menekan mobilitas, tidak keluar kota guna menekan potensi penularan covid-19.

“Trennya memang naik. Sebelumnya tambahan kasus harian 48 kasus, 44 kasus," ucap dia, Jumat (21/1/2022).

"Artinya kewaspadaan harus kita tingkatkan lagi, warga Jatim tidak boleh lengah, masker, mengurangi mobilitas, menjaga jarak, tidak boleh dilonggarkan,” kata Erwin.

Lebih lanjut Erwin menegaskan bahwa penanganan covid-19 di Jatim terus digencarkan. Saat ini yang sedang fokus dilakukan adalah melakukan tracing.

Setiap yang terkonfirmasi positif terus dilakukan tracing. Sebab dengan tracing maka yang memiliki kontak erat akan terjangkau untuk testing. Dan kasus yang lain bisa terdeteksi.

“Yang jelas kita sampaikan ke masyarakat bahwa mereka tetap harus mau ditracing. Kalau nggak mau ditracing, kalau dia positif bisa tidak bisa terketahui, tidak bisa diisolasi. Kita tegaskan tracing, positif, bukan aib,” tandasnya.

Sebab saat ini diakui Erwin bahwa masih saja ada orang yang memiliki kontak erat dengan yang terkonfirmasi positif namun menolak untuk dilakukan tracing dan testing.

“Justru tracing akan menempatkan mereka ke area yang aman, kita nyamankan, dan yang paling penting menurunkan risiko penularan ke yang lain,” tegasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved