Gubernur Khofifah Bawakan Sumber Mata Air dari Kerajaan Majapahit, DIbawa ke Ibukota Nusantara
Dalam prosesi tersebut, Gubernur Khofifah mengambil tanah Kedaton dan air dari sumber mata air Banyu Panguripan di Desa Pakis, Kecamatan Trowulan
Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Samsul Arifin
Sehingga, jika nusantara di zaman dulu dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit, sekarang Nusantara dibawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca juga: Respon Gubernur Ridwan Kamil Disebut Jadi Calon Kepala Otorita IKN Nusantara, Akui Hal ini
"Hari ini kami sebar tim dari Pemprov Jatim mengambil mata air dari tujuh sumber. Kesemuanya ini menjadi bentuk kontribusi dari Jawa Timur untuk nama Nusantara yang telah di tentukan oleh Presiden," tandas orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.
Candi Kedaton Sumur Upas sendiri merupakan pusat sistem pengairan di masa Kerajaan Majapahit. Sedangkan tumpukan batu dan bata merah, merupakan kanal air penghubung ke permukiman warga.
Seusai mengambil air dan tanah di Bumi Majapahit, Gubernur Khofifah di dampingi Bupati Mojokerto Ikhfina dan Walikota Mojokerto Ita meninjau dengan dekat jejak Kerajaan Majapahit yang terdapat di peninggalan Situs Kumitir.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah juga berkesempatan mengambil tanah di kawasan Situs Kumitir juga dikenal sebagai istana timur sementara Kedaton adalah istana barat.
Dilihat dari dekat, Dimensi ukuran bata, struktur bangunan, serta berbagai penemuan lepas di kawasan Kumitir memperkuat keyakinan tentang situs sebagai jejak arkeologis Kerajaan Majapahit.
Untuk diketahui, Situs Kumitir yang ditemukan di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur merupakan salah satu istana untuk bangsawan di lingkungan Kotaraja Majapahit.