Berita Pasuruan

Kiai di Jember Diduga Selingkuh dan Cabuli Santri, Sekjen PBNU Minta Orang Tua Selektif Pilih Ponpes

PBNU menyebut orang tua kini harus selektif dalam memilih pondok tempat anaknya nanti menjadi santri pasca kasus kiai diduga cabuli santrinya

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Galih Lintartika
Sekjen PBNU yang juga Wali Kota Pasuruan, M Saifullah Yusuf alias Gus Ipul 

TRIBUNMADURA.COM, PASURUAN - Kasus Kiai di Jember yang diduga lakukan perselingkuhan dan pencabulan terhadap santrinya membuat banyak pihak miris.

Hal ini membuat PBNU angkat bicara.

PBNU menyebut orang tua kini harus selektif dalam memilih pondok tempat anaknya nanti menjadi santri.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) minta masyarakat lebih selektif dan berhati-hati dalam memondokkan anaknya.

Beragam kasus pencabulan anak yang diduga dilakukan oknum pengasuh pesantren harus diwaspadai.

“Saya prihatin masih saja ada kasus pencabulan santri. Kemarin saya mendengar ada lagi kasus pencabulan santri kali ini di Jember,” kata Gus Ipul, Jumat (6/1/2023).

Menurut Gus Ipul, masyarakat harus berhati-hati dan benar-benar meneliti rekam jejak pesantren dan para pengasuh pesantrennya.

 

Baca juga: Kiai Diduga Selingkuh dengan Santrinya, Istri Sampai Lapor ke Polisi, Terduga Angkat Bicara

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunMadura.com

“Masyarakat harus berhati-hati menempatkan di pesantren. Sekarang ini memang banyak pesantren dengan macam-macam latar belakang pengasuhnya. Tidak semuanya sama,” kata Gus Ipul.

Pesantren yang benar pasti rekam jejak pengasuhnya bisa dengan mudah dilacak.

Dia pernah mondok di mana, atau minimal masih satu garis keturunan dari kiai siapa? Pasti akan mudah dicari dan ditelusuri.

Menurut Gus Ipul, Pesantren NU biasanya juga tersambung dengan pesantren-pesantren NU lainnya.

Kalau tidak tersambung karena garis kekeluargaan juga tersambung sanat keilmuan.

“Untuk itu saya berharap masyarakat benar-benar meneliti dengan baik rekam jejak pesantren supaya kita tidak salah dalam memondokkan anak,” kata dia.

Halaman
123
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved