Berita Surabaya

Kepala Unit Bank Diduga Lakukan Pelecehan pada Teller saat Melayani Nasabah, Ngaku Bercanda

Informasinya, pelapor seorang wanita berinisial LOA (28) warga, Waru, Sidoarjo. Sedangkan, terlapor AC, seorang bapak dengan dua anak

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Samsul Arifin
Shutterstock.com
Seorang kepala unite Bank diduga lakukan pelecehan terhadap teller bawahannya, ngaku hanya bercanda 


Bahkan, pernyataan permohonan maaf tersebut juga disampaikannya kepada suami korban dalam forum mediasi di kantor, saat itu. 


"Ternyata kejadian itu sebenarnya sudah selesai bulan Juni 2022. Suami terlapor sudah datang ke kantor minta klarifikasi ke saya. Buktinya apa, ada dari satpam saya mendampingi proses mediasi mendampingi saya," terangnya. 


Selepas kejadian berpolemik tersebut, AC mengakui, dirinya mulai menjaga jarak terhadap korban. Karena, ia takut permasalahan sebelumnya, akan terkuak kembali dan semakin menjadi semakin runyam. 


"Itu kan gak tahu, setelah bulan Juni, saya juga biasa saja dengan mbak LO, malah saya menjaga jarak, karena saya takut nanti dikira macem macem lagi, atau aneh-aneh," ujarnya


AC menduga, polemik yang telah selesai secara kekeluargaan tersebut, akhirnya kembali diungkit-ungkit, setelah korban mendadak dipindahkan lokasi tempat bekerja. 


Sehingga, korban menganggap, perpindahan lokasi penugasan kerja tersebut, berasal dari dirinya. 


Padahal, ungkap AC, semua keputusan pemindahan lokasi tempat bekerja semua karyawan tergantung ketetapan yang dibuat oleh pihak pimpinan cabang. 


"Akhir September 2022 itu, ada SK pindah Mbak LO ke kantor bank di Pondok Candra. Mungkin saya dikira, mungkin menurut pendapat saya, dikira saya ibaratnya menyingkirkan mbak LO dari kantor saya. Padahal gak ada. Kewenangan itu (pindah karyawan) ada di pimpinan cabang," jelasnya. 


Di singgung mengenai tuduhan adanya perlakuan tak senonoh sebanyak empat kali pada beberapa bagian tubuh korban. AC tegas membantahnya. 


Perlakuan yang dilakukannya adalah menepuk pundak. Dan itupun hanya dilakukan sekali, dalam konteks bercanda untuk membangun suasana kekeluargaan kepada para bawahannya. 

"Kalau saya, enggak ada. Saya cuma dipundak sama punggung aja. Tidak ada (4 kali), demi Allah dan demi anak," ungkapnya. 

Termasuk mengenai jumlah korban. AC juga membantah keras. Bahwa, dirinya tidak pernah melakukan perbuatan itu kepada banyak bawahannya. 

"Tidak ada. Cuma 1 saja. Dan itupun dalam konteks bekerja dan bersenda gurau. Tidak ada maksud apa-apa," katanya. 

"Kalau mau menjatuhkan, ngapunten, kenapa di kasus ruang teller, itu ada CCTV nya, kan ada apa namanya, saya masih bisa berfikir kalau ruangan itu kasarannya tidak aman. Saya juga ingin dengan teman-teman semrawung, dekat, gak ada batasan, sungkan atau apa," jelasnya. 

Hingga kini, AC mengaku, dirinya masih berusaha menyelesaikan permasalahan yang dialaminya ini, secara kekeluargaan dengan korban. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved