Berita Madura

Bupati Pamekasan Ajak Generasi Muda Tak Malu Berbahasa Madura, Kekayaan Lokal Jangan Sampai Hilang

Fenomena ini membuat anak-anak yang nota bene sebagai penerus tidak mengetahui Bahasa Madura sebagai bahasa asal daerahnya.

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Kuswanto Ferdian
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam sambutan di acara diskusi kelompok revitalisasi Bahasa Daerah Madura yang digagas Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur di Mandhapa Aghung Ronggosukowati Pamekasan. 

Perbedaan ini menunjukkan kekayaan lokal Madura yang harus dilestarikan dengan baik agar anak cucu mengetahui warisan nenek moyang.

Termasuk mengetahui manfaat berkomunikasi Bahasa Madura agar menjadi pegangan dalam mempertahankan bahasa itu.

"Bahasa itu bisa saja nanti tidak ada, bisa saja tetap eksis. Menurut teori sosial, sesuatu itu tetap ada ketika memberikan manfaat, apapun itu. Kalau sudah tidak bisa memberikan manfaat sesuatu ini bisa tidak ada, atau orang tidak tahu manfaatnya, sehingga tidak difungsikan secara baik," jelasnya.

Bupati murah senyum ini juga menyampaikan, tingkat Bahasa Madura tidak boleh hilang oleh perkembangan revolusi industri yang sangat pesat seperti sekarang. 

Saran dia, apabila anak-anak muda tidak memiliki kepedulian untuk mempertahankan bahasa daerah, dipastikan bahasa itu akan hilang lantaran kemajuan revolusi industri tersebut.

"Karena bahasa ini fungsinya luar biasa, alat komunikasi yang berlandaskan kebudayaan dan nilai tradisi yang kita miliki, maka di bahasa daerah itu biasanya ada kastanya, berbeda dengan bahasa Indonesia," jelas dia lagi.

"Kalau Bahasa Indonesia bilang kamu ya kamu, kalau di sini ada ajunan, ada panjenengan, sampean dan lain-lain. Jadi, kalau kita tidak pertahankan betul, ditambah dengan revolusi industri ini akan ditutup," tegasnya.

Pengamatan dia, anak-anak muda saat ini mulai tidak memperhatikan cara berkomunikasi yang baik dan benar kepada orang yang lebih tua, setara, dan kepada orang yang lebih muda lantaran terkontaminasi oleh kecanggihan teknologi.

Padahal dalam Bahasa Madura ada cara berkomunikasi yang baik sesuai tingkatannya.

"Kita sekarang ada di zaman yang sepuluh tahun terakhir ini berbeda dengan sebelumnya, kita bertemu dengan zaman yang menghendaki kecepatan, kolaborasi yang kadang-kadang bahasa itu tidak menjadi pertimbangan utama dalam berinteraksi dan berkomunikasi," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved