Idul Fitri 2023
Tangis Porter Stasiun Pecah saat Gema Takbir Jelang Idul Fitri, Berat Pilih Kerja atau Keluarga
Bahruddin, seorang porter atau penjaja jasa angkut barang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat akui tangisnya pecah saat gema takbir berkumandang
Udin bahkan hingga meneteskan air mata ketika mesti bekerja ketika malam takbiran beberapa waktu lalu.
“Nangis pak. Saya dengar takbir aja nangis, apalagi saya sudah gak punya bapak ibu. Mertua saya baru meninggal kemarin pas mau puasa.”
“Jadi otomatis ya gimana lah ya namanya jauh dari keluarga, siapa si yang gak kepengin kumpul dengan keluarga? Yang saya katakan tadi, tapi keadaan yang belum memungkinkan,” keluh Udin.
Keputusan yang telah diambil Udin pun telah disetujui oleh anak dan istri. Mereka memahami alasan yang diambil sang kepala keluarga.
Udin memiliki sepasang anak laki-laki dan perempuan. Putra sulungnya kini berkuliah di salah satu universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Baca juga: PSG Bersiap Bajak Pemain Arsenal Demi Suksesor Neymar dan Messi, Uang Banyak Disediakan
Baca juga: Profil Siti Atikoh Istri Capres Ganjar Pranowo, Cucu Kiai NU yang Temukan Jodohnya saat KKN
Baca juga: Kades Malah Apeli Istri Orang saat Malam Idul Fitri, Tak Kapok Pernah Kepergok, Janji Ditepati
Sementara putri bungsunya saat ini kelas II Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Udin mengatakan dirinya masih menunggak biaya sekolah putrinya hingga tahun ini. Hal itu pula lah yang membuatnya tetap bekerja di hari raya.
“Anak ini mau bayar semester, yang satu mau bayar sekolah, setahun ini belum dibayar. Anak saya setahun aja ini Rp4 juta. SMK 4 juta. Sepeser pun belum terbayar,” tuturnya.
“Anak pun menyadari, bapak pingin kumpul di rumah tapi kalau bapak kumpul nanti cuma sekadar kumpul, nanti kamu putus sekolah, gimana? Tapi anak Alhamdulillah menyadari sampai di situ, mengerti,” imbuhnya.
Udin mampu meraup penghasilan kotor hingga Rp200 per hari. Itu pun didapatkan setelah seharian penuh mengangkut barang para pengguna jasa kereta api.
Porter tak pernah mematok tarif untuk setiap barang yang diangkut.
Jika bernasib mujur, juru angkut stasiun bisa mendapatkan Rp50 ribu dari orang yang menggunakan jasa porter.
Meski tak jarang juga ia harus gigit jari lantaran upah yang diberikan tak sesuai dengan beban kerjanya.
“Tapi kita syukuri. Kerja kaya gini kita syukuri aja,” kata Udin.
Pada masa mudik Lebaran tahun ini, Udin mengaku dia dan rekan-rekan seprofesinya mendapat keuntungan berlipat hingga 50 persen.
Pengasuh Ponpes As-Syafiiyah Nilai Polres Pamekasan Sukses Jaga Kamtibmas Selama Operasi Ketupat |
![]() |
---|
Wakapolres Pamekasan Atur Lalu Lintas di Jalan Tlanakan, Antisipasi Kemacetan Tradisi Per-peran |
![]() |
---|
Wakapolres Pamekasan Pantau Wisatawan, Minta Pengelola Tambah Petugas Parkir Antisipasi Curanmor |
![]() |
---|
Warga Tlanakan Pamekasan Rayakan Tradisi Per-peran, Naik Odong-Odong dan Bentor Keliling Desa |
![]() |
---|
Ketua Pemuda Muhammadiyah Pamekasan Apresiasi Kinerja Operasi Ketupat Semeru Polres Pamekasan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.