Berita Madura

BREAKING NEWS: Habaib-Ulama di Sampang Kepung Kantor Kemenag Atas Penyimpangan Ajaran di Al-Zaytun

Pantauan di lokasi, para demonstran berseragam peci dan sarung dilengkapi atribut demo tiba di depan Kantor Kemenag Sampang sekitar 10.30 WIB.

|
Penulis: Hanggara Pratama | Editor: Ficca Ayu
TribunMadura.com/Hanggara Pratama
Di bawa terik matahari, para demonstran mengepung Kantor Kemenag Sampang, Jalan Jamaluddin, Kelurahan Gunung Sekar, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura, Senin (26/6/2023). 

TRIBUNMADURA.COM, SAMPANG - Ratusan massa yang mengatasnamakan Forum Umat Islam Bersatu Madura kepung Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sampang, Madura, Senin (26/6/2023).

Mereka menggelar aksi turun jalan atas persoalan yang telah ramai belakangan hari ini, kontroversial dugaan penyimpangan ajaran agama di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat.

Polemik tersebut cukup membuat geram para Habaib-Ulama di Kabupaten Sampang, Madura. Sehingga aksi demo dilakukan guna mendesak pemerintah untuk menutup Ponpes secara permanen.

Baca juga: Aksi Demo Terkait Dugaan Korupsi Kapal PT. Sumekar 2019, Massa Sudah Difasilitasi untuk Temui Kajari

Pantauan di lokasi, para demonstran berseragam peci dan sarung dilengkapi atribut demo tiba di depan Kantor Kemenag Sampang sekitar 10.30 WIB.

Tanpa basa-basi, mereka langsung melakukan orasi meminta ketegasan pemerintah, terutama Kementrian Agama Sampang agar turut andil, melangkah cepat dan tegas menyikapi dugaan penyimpangan ajaran di Ponpes Al-Zaytun.

Hal itu mereka nilai harus segera dilakukan karena dikhawatirkan akan banyak bermunculan aliran-aliran sama di Ponpes lainnya di Indonesia.

"Kami sebagai perwakilan umat islam datang untuk meminta agar ada penutupan Ponpes secara permanen dan penyitaan asetnya untuk negara," kata salah satu orator saat aksi, Agus Efendi.

Baca juga: Masyarakat Pantura Sampang Demo ke Kantor BP2JK Jatim, Tuntut Tender Ulang Proyek Pengamanan Pantai

Menurutjya, Panji Gumilang selaku pimpinan Ponpes Al-Zaytun telah banyak menyebarkan ajaran menyimoang selama ini seperti mencampur laki-laki dan perempuan dalam satu shof sholat berjama’ah.

Kemudian, mengajarkan cara adzan yang tidak sesuai petunjuk Baginda Nabi SAW seperti gerakan tangan dan menghadap ke arah jama'ah bukan ke arah kiblat, serta Mengajarkan nyanyian salam Yahudi.

"Termasuk menyandarkan pendapat-pendapat menyimpangnya kepada "Madzhab Soekarno", padahal Soekarno bukan ahli Fiqih yang mempunyai otoritas untuk dijadikan rujukan keagamaan," tuturnya.

Dengan begitu, selain menutup Ponpes seracara permanen para demonstran juga meminta agar Panji Gumilang secepatnya diproses hukum.

Baca Berita Madura lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved