Berita Viral

Siasat Mahasiswa Gadungan Ajak Orangtua ke Wisuda, Cuma Akal-akalan, '4 Tahun Dibiayai Tak Kuliah'

Belakangan ini terkuak akal-akalan mahasiswa gadungan mengikuti wisuda bersama orang tuanya. Padahal mereka tak pernah kuliah.

Freepik.com
Ilustrasi wisuda. Seorang mahasiswa gadungan di Flores nekat mengajak orang tuanya menghadiri wisuda di kampus. Namun, hal itu ternyata hanya akal-akalan sang mahasiswa yang tak pernah berkuliah meski sudah dibiayai. 

TRIBUNMADURA.COM - Wisuda menjadi momen berharga bagi setiap mahasiswa yang sudah menuntaskan studinya.

Namun, proses kelulusan tentu tak mudah diraih pada jenjang perkuliahan.

Sebab itu, mahasiswa sampai-sampai putus kuliah.

Hal tersebut juga terjadi pada mahasiswa gadungan di Manggarai, Flores.

Meski sudah putus kuliah, mahasiswa ini tetap mengundang orang tuanya untuk menghadiri wisuda.

Dia tak lagi aktif sebagai mahasiswa kampus terkait, namun menipu orang tuanya dan berlagak sedang berkuliah. 

Tak ayal, siasat mengajak ke wisuda merupakan akal-akalan memperdaya orang tuanya yang sudah membiayai kuliah.

Baca juga: Keponakan Korban Pesawat Super Tucano Jatuh Ungkap Sosok Kolonel Subhan, Sempat Kirim Bantuan Gaza

Diusut, kejadian itu menimpa Universitas Katolik Indonesia (UNIKA) Santu Paulus Ruteng, Kepulauan Flores.

Saat ditanya status mahasiswa itu, pihak kampus tak tahu lantaran secara administrasi tak terdaftar.

Padahal, selama kurang lebih 4 tahun, semenjak 2019, mahasiswa Gadungan ini tinggal di kos-kosan wilayah Ruteng naum tak pernah berkuliah.

Sementara itu, uang bulanan rutin dikirimkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pendidikannya.

Ketua Pelaksana Wisuda 2023 di UNIKA Santu Paulus Ruteng, Chrispinus Hermanto Jebarus, ketika dihubungi TribunFlores.com (TribunMadura.com network), menyebut aksi nekat mahasiswi gadungan ini sempat membuat gempar di Manggarai.

"Masyarakat Manggarai benar-benar dibuat heboh dengan kasus ini," ujar Chrispinus.

Ia bahkan menyebut mahasiswa gadungan tersebut mempersiapkan skenario acara wisudanya dengan sangat baik.

Sebab, meski terbilang gadungan, mahasiswa ini berhasil menipu dan mengajak orang tuanya menghadiri wisuda, yang sejatinya dia tak pernah menjadi bagian dari acara itu.

Selain itu, tak hanya hadiri acara wisuda, syukuran wisuda pun dibuat di salah satu rumah keluarganya di Ruteng.

Hal ini diketahui Chrispinus ketika beliau mendatangi rumah oknum mahasiswa gadungan tersebut.

Segai panitia wisuda, Chrispinus sempat mengunjungi lokasi acara wisuda mahasiswa gadungan tersebut.

Sesampainya di sana, ia bertemu dengan keluarga dari mahasiswa gadungan itu.

"Kita sempat bertemu dengan ayah dari mahasiswa itu dan ayahnya hanya diam dan tunduk saja," tuturnya.

Baca juga: Mahasiswa Asal Surabaya Meregang Nyawa di Jalanan Kota Malang: Tubuh Korban Terlindas Bus

Kampus UNIKA Santo Paulus Ruteng di Kabupaten Manggarai,Pulau Flores. Mahasiswi gadungan ajak keluarga ke wisuda.
Kampus UNIKA Santo Paulus Ruteng di Kabupaten Manggarai,Pulau Flores. Mahasiswi gadungan ajak keluarga ke wisuda. (Istimewa)

Chrispinus menjelaskan alasan pihaknya mengecek apakah mahasiswa tersebut diwisuda atau tidak yakni agar tidak terjadi kesalahan.

"Kita mau cek saja agar tidak terjadi kesalahan. Dan memang, setelah dicek mahasiswa itu tidak diwisuda. Mahasiswa itu tidak pernah daftar ke kampus bahkan tidak kuliah," jelasnya.

Pada pemberitaan sebelumnya, Chrispinus juga membeberkan kasus serupa. 

Kasus itu dilakukan setidaknya oleh dua mahasiswa.

Pada kasus pertama, seorang mahasiswa diketahui tidak pernah terdaftar dan berkuliah di kampus namun mengundang orang tuanya untuk ikut wisuda. Bahkan dia menyelenggarakan resepsi wisuda.

Kasus kedua, seorang mahasiswa hanya berkuliah 2 semester, setelah itu putus kuliah.

Sang mahasiswa pun keukeuh mengajak orang tuanya untuk ikut wisuda.

Chrispinus menjelaskan, kejadian ini terjadi pada beberapa hari yang lalu ketika dirinya dipercaya menjadi Ketua Pelaksana Wisuda 2023 UNIKA St Paulus Ruteng.

Mirisnya, mahasiswa pada kasus pertama mengikuti wisuda dengan sang orang tua hingga selesai, meski namanya tidak kunjung dipanggil untuk maju.

Tak hanya itu, dia bahkan meminjam baju wisuda temannya lalu berpose layaknya telah berhasil menyelesaikan studinya.

Chrispinus bahkan menyebut Mahasiswa A tersebut sangat baik menyusun skenario.

Baca juga: Ratusan Mahasiswa dan Warga Pamekasan Salat Gaib untuk Palestina, Minta PBB Beri Sanksi Israel

"Dia memang menyusun skenarionya baik sekali," ucapnya.

Adapun masih berkaitan dengan kasus ini, unggahan status salah satu akun facebook bernama Marsel Ruben Payong sempat viral di medsos dan menuai ragam komentar.

"Menipu orangtua untuk datang wisuda padahal kenyataannya tidak pernah kuliah," demikian bunyi awal unggahan yang diposting Marsel.

Marsel melanjutkan, oknum mahasiswa tersebut rupanya tak pernah terdaftar di kampus alih-alih berkuliah.

"Benar-benar perilaku durhaka dan tidak tahu berterima kasih," tulis Marsel.

Marsel lantas mendoakan kedua orang tua mahasiswa tersebut agar diberi kekuatan.

"Tuhan beri kekuatan untuk orangtua yang tulus ini," pintanya.

Berkaca pada peristiwa pilu tersebut, Marsel lantas menuliskan himbauan kepada orang tua mahasiswa dimana saja berada agar mengunjungi situs resmi tempat mahasiswa terdaftar dan mengikuti kuliah

"Bagi yang ingin mengetahui status kuliah dari anak-anaknya, silahkan kunjungi pangkalan data PT di http://pddikti.kemdikbud.go.id, lalu ketik nama mahasiswa pada bagian pencarian," terangnya.

Jika terdaftar maka akan keluar nama mahasiswa dan kampus di mana dia kuliah.

"Lalu klik nama mahasiswa tersebut dan akan muncul statusnya baik aktif maupun tidak aktif, berikut semester-semester yang telah ditempuh. Data itu akan muncul. Dengan demikian dapat diketahui, pada semester berapa saja dia aktif dan pada semester berapa ybs tidak aktif. Mohon tidak percaya begitu saja status-status mereka di medsos karena ada yang hanya datang foto-foto di kampus, pamer-pamer jas almamater, dan lain-lain," tulisnya.

Marsel Ruben Payong saat dikonfirmasi perihal unggahannya di facebook membenarkan hal tersebut.

Ia menyebutkan bahwa oknum mahasiswa itulah yang mengajak orang tuanya untuk ikut wisuda, bukan pihak lain.

"Oh kalau itu kami tidak undang orangtuanya, yang bersangkutan sendiri mengajak orang tuanya datang ikut 'wisuda'. Dia tidak terdaftar sebagai mahasiswa di kampus," tulisnya singkat via pesan WA.

Pihaknya hanya mengundang 752 wisudawan dan wisudawati.

"Kami hanya undang orang tua dari 752 wisudawan. Yang bersangkutan kan bukan mahasiswa apalagi lulusan kami sehingga tidak ada urusannya," jelasnya via pesan WA.

Ia sangat menyayangkan sikap oknum mahasiswa tersebut.

"Sayangnya, selama 4 tahun dia tinggal di Ruteng dan menipu orangtuanya seolah-olah mahasiswa di sini," tulisnya.

Marsel menerangkan, mahasiswa yang ia singgung dalam unggahan Facebook, ayahnya diketahui bekerja di Maumere.

"Tapi mereka tinggal di Dampek," jelasnya.

Di sisi lain, di Depok, Jawa Barat, ada debt collector gadungan.

Dia pun menyasar pemilik sepeda motor yang membayar secara kredit.

Pemilihan korban pun tak dilakukan secara random.

Pasalnya, dia memiliki ribuan data kredit motor yang dibeli dari internet.

Berkat aksinya itu, dia berhasil membawa kabur motor mangsanya.

Peristiwa tersebut dikonfirmasi langsung oleh Wakasatreskrim Polres Metro Depok, AKP Markus Simaremare.

Menurut penuturan Simaremare, tersangka merupakan pria berinisial GMB.

Baca juga: Sosok Almas Tsaqibbirru, Mahasiswa yang Menangkan Gugatan Usia Capres-Cawapres, Pengagum Gibran

Pria di Depok, Jawa Barat, berlagak menjadi debt collector dan berpura-pura menagih utang. Ternyata, dia hanya bermodalkan Rp150 ribu untuk membeli data kredit motor di aplikasi.
Pria di Depok, Jawa Barat, berlagak menjadi debt collector dan berpura-pura menagih utang. Ternyata, dia hanya bermodalkan Rp150 ribu untuk membeli data kredit motor di aplikasi. (Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong)

Baca juga: Cerita Korban Penipuan Binomo, Awal Tergiur Janji Manis Indra Kenz, Ujungnya Terjerat Utang Pinjol

Tersangka GMB berhasil mendapatkan Rp.3.000.000 dari penjualan motor hasil rampasannya itu.

"Tersangka inisial GMB melakukan aksinya itu seolah-olah petugas leasing," kata Simaremare kepada wartawan di Mapolres Metro Depok, Selasa (14/11/2023), dikutip dari Kompas.com.

Kejadian berawal saat Preso mengincar korbannya secara acak.

Preson pun mendekati target dengan menanyakan, apakah kredit motor korban telah lunas atau belum.

Tak hanya itu, agar terlihat meyakinkan, Preson pun membawa surat leasing palsu.

"Saat berada di TKP Jalan Raden Saleh pada 5 Oktober 2023, tersangka melihat satu unit motor. Kemudian tersangka mendekati korban, seolah-olah menanyakan apakah kredit motornya sudah lunas atau belum," ungkap Simaremare.

Kemudian, tersangka menyebut motor korban akan dibawa ke pool leasing yang berada di kawasan Sukamajaya.

"Tersangka bersama-sama dengan korban lalu berangkat ke pool leasing sepeda motor bekas tarikan di Sukmajaya. Setelah tiba di pool, tersangka langsung labur melarikan diri membawa motor korban," tutur Simaremare.

Korban yang tidak tahu apa-apa pun sempat bertanya dan memperlihatkan surat yang diserahkan tersangka kepada petugas pool leasing di lokasi.

Akan tetapi, petugas leasing mengaku tidak mengenali Preso.

Hal itu karena Preso memang bukan pegawai di sana.

Korban pun melaporkan kejadian tersebut ke Polres Metro Depok.

Baca juga: Dikira Tak ada Masalah, Ibu Rumah Tangga ini Dikeroyok Debt Collector saat Kendarai Mobil Pinjaman

Satreskrim Polres Metro Depok menangkap seorang debt collector bodong, yakni GMB (43) alias Preso, Senin (13/11/2023).
Satreskrim Polres Metro Depok menangkap seorang debt collector bodong, yakni GMB (43) alias Preso, Senin (13/11/2023). (Kompas.com/Wasti Samaria Simangunsong)

Saat dalam proses penyidikan, polisi yang tampak melihat tersangka di Jalan Raya GDC langsung meringkusnya.

"Kemarin kita lihat tersangka berada di Jalan Raya GDC, di pinggir jalan. Kemudian kita lakulan penangkapan terhadap tersangka dan sekarang dalam pemeriksaan Satreskrim Polres Metro Depok," ucap Simaremare.

Preso mengaku memiliki ribuan data kredit motor dari sebuah aplikasi.

Dengan membayar Rp 150.000 sampai Rp 200.000 saja, kata Preso, dia sudah bisa mengantongi ribuan data "kreditan" sepeda motor dari berbagai daerah di Indonesia.

Kendati begitu, ia menolak menjelaskan lebih rinci perihal aplikasi tersebut.

"Ada di data, datanya beli dari aplikasi, ada di situ datanya. Satu kali beli dapat ribuan data se-Indonesia," kata Preso saat dihadirkan dalam rilis perkara Mapolres Metro Depok, Selasa (14/11/2023).

Usai menentukan targetnya, Preso langsung mengamati korban. Setelah itu dia menghampiri seraya membawa surat leasing palsu buatannya untuk meyakinkan korban.

Seperti yang terjadi pada Oktober 2023 lalu. Preso beraksi mendekati korban dengan menanyakan apakah kredit motor korban telah lunas atau belum.

"Saat berada di TKP Jalan Raden Saleh pada 5 Oktober 2023, tersangka melihat satu unit motor. Kemudian tersangka mendekati korban, seolah-olah menanyakan apakah kredit motornya sudah lunas atau belum," ungkap Simaremare.

Setelah itu, Preso menyatakan bahwa motor korban harus dibawa ke pool leasing yang berada di kawasan Sukmajaya.

"Tersangka bersama-sama dengan korban lalu berangkat ke pool leasing sepeda motor bekas tarikan di Sukmajaya. Setelah tiba di pool, tersangka langsung kabur melarikan diri membawa motor korban," tutur Simaremare.

----

Berita Madura dan berita viral lainnya.

Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved