Berita Madura Terpopuler

Madura Terpopuler: Pelaku Perampasan Dicokok Polres Bangkalan hingga SD di Pamekasan Disegel

Berita Madura terpopuler Rabu (17/7/2024), kawanan perampasan motor dan mobil taksi online diciduk Polres Bangkalan hingga respons Disdikbud Pamekasan

Editor: Taufiq Rochman
TribunMadura.com
Berikut berita Madura terpopuler Rabu (17/7/2024), kawanan perampasan motor dan mobil taksi online diciduk Polres Bangkalan hingga respons Disdikbud Pamekasan soal polemik SDN Tamberu 2 yang disegel. 

“Itu mobilnya, kami mengejar hingga ke Probolinggo karena rencana akan dijual di sana."

"Korbannya sudah kami hubungi dan siang ini akan ke Polres Bangkalan,” pungkas Febri.

Atas tindak pidana perampasan motor dan mobil grab, tersangka AJ dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 365 KUHP tentang Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan, ancaman 12 tahun penjara serta Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP tentang Penipuan dan atau Penggelapan dengan ancaman 4 tahun penjara.

Sementara tersangka FW hanya dijerat Pasal 378 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP tentang Penipuan dan atau Penggelapan dengan ancaman 4 tahun penjara.

Berita Madura terpopuler lainnya, Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Madura mencari jalan tengah menyelesaikan polemik SDN Tamberu 2 yang disegel Ahmad Rosidi.

Hingga hari kedua pembelajaran, Sebanyak 120 siswa di sekolah tersebut tidak bisa belajar di ruang kelas akibat sengketa tanah yang ditempati bangunan sekolah.

Sedari Senin (16/7/2024) kemarin, siswa baru dan siswa lama ini belajar di garasi rumah warga setempat.

Ini akibat SDN Tamberu 2 Pamekasan disegel oleh seseorang yang mengaku ahli waris atau pemilik tanah di sekolah tersebut.

Penyegelan sekolah ini dilakukan Ahmad Rosidi.

Dia mengklaim sebagai ahli waris dari lahan yang ditempati gedung SD tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pamekasan, Akhmad Zaini mengatakan sedang mencari solusi terbaik demi kenyamanan pendidikan siswa.

Dia mengaku tidak ada persoalan besar terkait tanah tersebut.

Hanya saja ada beberapa miskomunikasi saja.

Kata dia, sekolah tersebut memang tidak bersertifikat milik pemerintah.

Kemudian ada warga yang mengaku tanah itu miliknya dan sebagai ahli waris.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved