Ramadan 2025
Jangan Langsung Tidur setelah Sahur! Ini 6 Dampak Buruknya Bagi Kesehatan
Tidur setelah makan sahur dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung ke kerongkongan, yang berpotensi menyebabkan gangguan pencernaan.
Penulis: Afrilia Mustika Damayanti | Editor: Titis Suud
TRIBUNMADURA .COM - Banyak orang masih memiliki kebiasaan tidur setelah sahur, padahal hal ini kurang baik bagi kesehatan tubuh.
Selama bulan Ramadan, pola tidur umat Islam mengalami perubahan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Karena harus bangun lebih awal untuk sahur, banyak yang merasa mengantuk dan memilih untuk kembali tidur segera setelah makan.
Menurut informasi dari situs Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), tidur setelah makan sahur bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Baca juga: Puasa Ramadan Tapi Tidak Melaksanakan Salat Fardhu, Bagaimana Hukumnya? ini Kata Ulama
Saat tidur, sebagian besar fungsi tubuh melambat, kecuali organ vital seperti jantung, otak, dan paru-paru. Jika langsung tidur setelah makan, sistem pencernaan tidak bekerja secara optimal, sehingga makanan tidak dapat dicerna dengan baik.
dr. Resna Murti Wibowo, Sp.PD FINASIM, M.Kes., seorang dokter spesialis penyakit dalam di RS Bunda Margonda Depok, juga berpendapat bahwa langsung tidur setelah makan sahur sebaiknya dihindari.
Ia menjelaskan bahwa tidur memang merupakan aktivitas yang sering dilakukan saat berpuasa dan bahkan bisa menjadi bagian dari ibadah di bulan Ramadan.
"Namun, yang harus disadari bahwa bahaya tidur setelah makan akan meningkatkan risiko gangguan pencernaan," ujar dr Resna, dikutip dari Tribunnews.com
Ia juga memaparkan enam dampak buruk yang bisa terjadi jika seseorang langsung tidur setelah makan sahur.
1. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Tidur setelah makan sahur dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung ke kerongkongan, yang berpotensi menyebabkan gangguan pencernaan.
Menurut dr. Resna, lambung membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk mencerna makanan dengan baik. Jika seseorang langsung tidur setelah sahur, risiko mengalami Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) akan meningkat.
"Gejala yang dirasakan saat mengalami GERD adalah tenggorokan terasa panas terbakar akibat asam lambung dan sisa makanan yang masih belum tercerna dengan baik," terangnya.
Baca juga: 8 Keajaiban Jalan Kaki: Terbukti Ilmiah Cegah Stroke hingga Mengurangi Risiko Kematian Dini
Baca juga: 3 Arti Mimpi Hamil Menurut Pandangan Islam, Bisa Jadi Pertanda Tentang Harta, Rezeki, dan Kesehatan
2. Tubuh menjadi lemas
Sebagian orang masih ada yang memiliki kebiasaan makan sahur lebih awal, bahkan di tengah malam, dengan alasan ingin tidur lebih lama. Namun, kebiasaan ini sebaiknya segera diubah.
Makan sebelum tidur dalam jangka waktu lama justru bisa mengganggu kualitas istirahat. Hal ini terjadi karena lambung tetap harus bekerja mencerna makanan saat tubuh seharusnya beristirahat.
3. Berisiko menaikkan berat badan
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa tidur setelah makan bisa menyebabkan berat badan bertambah.
Tak heran, banyak orang justru mengalami kenaikan berat badan selama Ramadan, bukannya menurun.
Saat makan, seharusnya tubuh memanfaatkan kalori yang masuk sebagai sumber energi. Namun, jika langsung tidur setelah sahur, kalori yang tidak terpakai akan disimpan sebagai lemak, yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan obesitas.
Selain itu, kebiasaan tidur setelah sahur juga dapat membuat perut lebih cepat merasa lapar di siang hari. Akibatnya, saat berbuka puasa, seseorang cenderung makan lebih banyak untuk mengatasi rasa lapar yang tertahan.
"Kondisi tersebutlah yang kemudian dapat menjadi risiko obesitas meningkat jika tidak mengubah kebiasaan tidur setelah makan," tambahnya.
4. Sembelit
dr. Resna mengingatkan bahwa tidur setelah sahur dapat mengganggu sistem pencernaan dan memperparah masalah maag.
Sembelit terjadi karena lambung membutuhkan waktu lebih lama untuk mengosongkan isinya. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan sulit buang air besar.
"Timbunan makanan dalam perut yang tidak kunjung dicerna perut akan dipenuhi oleh gas dan terasa tidak nyaman. Risiko sembelit saat bulan puasa akan menjadi lebih besar, karena tubuh akan kurang mendapat cairan dari biasanya," jelasnya.
5. Serangan jantung
Kebiasan tidur setelah makan ternyata memiliki dampak yang sama buruknya dengan meluapkan emosi yang meledak-ledak.
"Saat kita sahur dengan memakan makanan berat dan langsung tidur kurang dari 2 jam akan mudah mengalami peningkatan tekanan darah sepanjang malam," ucapnya.
6. Risiko terkena stroke
Tidur setelah makan berpotensi meningkatkan risiko stroke, yang berkaitan dengan naiknya asam lambung.
Setelah makan, terjadi perubahan kadar gula darah, kolesterol, dan tekanan darah yang dapat meningkatkan risiko stroke.
Di sisi lain, keinginan untuk kembali tidur setelah sahur memang sulit dihindari, terutama bagi mereka yang harus segera bekerja atau beraktivitas di pagi hari.
Sebagai alternatif, lakukan aktivitas ringan untuk menghindari tidur setelah sahur, seperti membaca Al-Qur'an sambil menunggu waktu Subuh.
"Di lain sisi, sebaiknya beri waktu tubuh untuk dapat mencerna makanan yang baru dikonsumsi saat sahur, niatkan puasa untuk ibadah, menjaga pola hidup dan makan dengan seimbang. Maka bukan suatu hal yang mustahil di bulan suci Ramadan segala sesuatu yang dikerjakan akan menjadi berkah," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di TribunMadura.com
tidur setelah sahur
bulan Ramadan
kesehatan
Gerd
berat badan
Sembelit
serangan jantung
stroke
Tribun Madura
TribunMadura.com
Benarkah Salat Kafarat di Jumat Akhir Ramadan Bisa Gantikan Salat yang Terlewat? Ini Kata Buya Yahya |
![]() |
---|
7 Cara Gampang Atasi Bahaya Microsleep saat Mudik Lebaran 2025 |
![]() |
---|
Tata Cara Salat saat Mudik Idul Fitri 2025, Boleh Jamak atau Qashar, Ini Niat dan Panduannya |
![]() |
---|
Mengapa Salat Idul Fitri Sebaiknya Dilaksanakan di Lapangan? Begini Sunnah dan Keutamaannya |
![]() |
---|
7 Amalan Sunnah Sebelum Salat Idul Fitri yang Dianjurkan Rasulullah SAW, Jangan Sampai Terlewat! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.