Madura Terpopuler

Madura Terpopuler: Kawanan Maling Satroni Toko di Sampang hingga Nenek di Pamekasan Kena Tipu

Inilah kumpulan berita Madura Terpopuler, Selasa (22/4/2025). Dari kawanan maling satroni toko di Sampang, hingga nenek di Pamekasan kena tipu

Penulis: Januar | Editor: Januar
Istimewa
DITIPU UANG MAINAN - Kapolsek Pakong, AKP Nining Dyah mendatangi Nenek Umna di Pasar Pakong, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan, Madura, Senin (21/4/2025). Perwira pertama kepolisian itu memberi uang Rp200 ribu. 

TRIBUNMADURA.COM, MADURA- Inilah kumpulan berita Madura Terpopuler, Selasa (22/4/2025).

Dari kawanan maling satroni toko di Sampang, hingga nenek di Pamekasan kena tipu.


1. Kawanan Maling Satroni Toko di Sampang, LPG hingga CCTV Digondol

Kamera CCTV merekam aksi pencurian sebuah toko di Desa Nagasareh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, Madura.

Pelaku sebanyak dua orang pria yang awal datang berboncengan mengendarai sepeda motor.

Kemudian, salah satu dari mereka yang mengenakan kaos biru turun dari sepeda motor dan mulai mendekati pintu toko.

Sedangkan rekannya, menunggu di jalan sembari mengawasi situasi 

Akibat kejadian tersebut, sejumlah LPG raib, 2 CCTV dan 1 WIfi merek Toto juga diambil.

Total kerugian mencapai hingga Rp 3 juta.

Korban atau pemilik toko, Suhadah mengatakan bahwa, pelaku membuka toko miliknya dengan cara membobol gembok pintu toko.

"Aksi pencurian ini terjadi pada Selasa (15/4/2025) sekitar 03.00 Wib. Sebelum beraksi pelaku memang sempat mondar-mandir, mungkin untuk memantau lokasi," ujarnya, Senin (21/4/2025).

Pihaknya mengetahui toko telah disatroni oleh maling saat hari mulai terang tepatnya, 05.00 WIB.

Sehingga saat siang pihaknya bergegas ke kantor polisi untuk melakukan laporan.

"Langsung kami melaporkan ke Polsek Banyuates dengan menyerahkan rekaman CCTV sebagai barang bukti untuk membantu proses penyelidikan lebih lanjut," terangnya.

Terpisah, Kapolres Sampang AKBP Hartono membenarkan atas peristiwa pencurian yang terjadi di wilayah hukumnya itu.

Sehingga, pihaknya saat ini tengah memburu pelaku dengan alan bukti rekaman CCTV.

"Sedang proses penyelidikan untuk menangkap pelaku," tegasnya.


2. Nenek Penjual Rempah di Pamekasan Ditipu Pembeli Pakai Uang Mainan, Kapolsek Turun Tangan

Nenek Umna, warga Desa Batuampar, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep jadi korban penipuan uang mainan di Pasar Pakong, Kabupaten Pamekasan, Madura, Minggu (20/4/2025) kemarin.

Uang mainan ini diterima nenek berusia 62 tahun itu saat ada seseorang yang membeli dagangannya.

Nenek Umna, kesehariannya menjual berbagai macam dagangan rempah kebutuhan dapur di Pasar Pakong.

Uang mainan yang diterima Nenek Umna, senilai Rp 100.000.

Mendengar kejadian ini, Kapolsek Pakong, AKP Nining Dyah langsung mendatangi Nenek Umna di Pasar Pakong, Senin (21/4/2025) pagi.

Saat bertemu Nenek Umna, AKP Nining menanyakan alamat tinggalnya.

Dengan wajah tersenyum, Nenek Umna menjawab warga Desa Batuampar, Sumenep.

Lantas AKP Nining menanyakan berapa jumlah uang mainan yang ditipu oleh orang tak dikenal saat membeli dagangan Nenek Umna tersebut.

"Rp 100 ribu Bu," kata Nenek Umna sembari tertawa kepada AKP Nining.

Lalu AKP Nining langsung mengganti uang mainan Rp 100 ribu tersebut dengan uang asli Rp 200 ribu.

Dengan raut wajah tersenyum, Nenek Umna menerima uang pemberian dari AKP Nining sembari menyampaikan terima kasih.

Saat itu juga, AKP Nining mengimbau kepada Nenek Umna agar lebih berhati-hati saat menerima pembayaran uang dari pembeli.

"Kepada pedagang yang lain terutama di Pasar Pakong saya imbau agar lebih teliti dan cermat sebelum menerima uang," pesannya.

Menurut AKP Nining, penipuan berkedok uang palsu ini bisa terjadi di tempat mana saja.

Mengacu dari itu, dia meminta pedagang agar lebih selektif dan mengecek terlebih dahulu keaslian uang yang dibayar oleh pedagang sebelum dimasukkan ke dalam dompet.

"Kalau menerima adanya uang palsu dari seseorang segera laporkan kepada kami," pesannya.

 

3. Wisata Petik Buah Rock Melon di Bangkalan, Patahkan Mitos Tanah Madura Tandus


Empat kali panen tiga varietas buah melon; Golden Alisha, Golden Kinanti, dan Rock Melon seperti sudah cukup untuk menegaskan, tanah di Pulau Madura tidak setandus yang dibayangkan kebanyakan orang.

Bahkan sekedar memanfaatkan lahan pekarangan rumah, tanaman hortikultura itu tumbuh subur hingga menjadi daya pikat warga untuk berwisata petik buah melon di Desa Keleyan, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan.

Perkebunan buah melon milik Ir Dr Slamet Subari itu terdiri dari dua hamparan lahan, satu lahan seluas sekitar 700 meter persegi dengan jumlah populasi mencapai 1.300 pohon atau batang.

Sementara satu lahan lainnya memiliki luas tanam sekitar 1.000 meter persegi dengan populasi sebanyak 1.800 pohon.

“Kami tanam di kawasan pekarangan rumah, jadi cocok untuk perkebunan kota. Kami menggunakan sistem tanam polybag dengan irigasi tetes."

"Sehingga tidak perlu lagi mengolah tanah,” ungkap Slamet kepada Tribun Madura, Senin (21/4/2025).

Ia menjelaskan, tanah di Bangkalan sangat prospek untuk budidaya tanaman buah melon secara intensif.

Apalagi apresiasi dan ekspektasi masyarakat terhadap buah melon cukup tinggi karena harganya sangat ekonomis dan stabil.

Sejak memulai tanam buah melon sekitar 5 bulan yang lalu, dua lahan pekarangan rumah Slamet itu mampu memproduksi tiga varietas melon dalam tiga kali masa panen.

Panen pertama menghasilkan melon varietas Golden Alisha dan Melon Golden Kinanti, panen kedua dan keempat menghasilkan Rock Melon.  

“Kami ingin tanaman hortikultura bisa landing di Bangkalan, di Madura khususnya. Selama ini kan konotasinya, Madura identik dengan kering, sulit."

"Nah mitos itu kami patahkan, terbukti budidaya hortikultura melon ini sukses,” tegas Slamet yang juga sebagai Dosen Fakultas Pertanian di Universitas Trunojoyo Madura itu.

Selama tiga kali masa panen, antusias para pengunjung wisata petik buah melon di pekarangan rumahnya semakin tinggi.

Selain wahana petik, Slamet pada bagian depan perkebunannya juga menyediakan etalase untuk menyuguhkan buah melon kepada para pengunjung.  

Slamet menambahkan, budidaya buah melon bisa panen hingga 5 kali dalam setiap tahunnya Karena usia panen mulai dari masa tanam pertama hingga masa panen berkisar antara 55 hari hingga 65 hari atau kurang dari 2 bulan.

“Rata-rata bobot per buah melon, lanjutnya, berkisar antara 1,5 Kg hingga 2,5 Kg  Beberapa buah melon yang sudah dipetik, kami letakkan di etalase bagi pengunjung yang langsung membeli tanpa petik."

"Tapi kalau ada pengunjung yang mau petik, bisa langsung masuk ke kebun melon kami,” terangnya.

Untuk sekali masuk menikmati wisata kebun buah melon, masyarakat tidak perlu keluar banyak biaya karena murah meriah dengan cukup membayar Rp 10 ribu dan bebas memilih buah melon sesuai ukuran.

“Tidak perlu ke kawasan dingin semisal di Trawas dan Malang, cukup ke Bangkalan saja. Kami suguhkan murah, biasanya kalau di pasar modern sekitar Rp 23 ribu per Kg. Di sini kami jual Rp 15 ribu per Kg,” pungkasnya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan, Abu said mengungkapkan, pihaknya dalam beberapa tahun terakhir terus melakukan pemantauan terhadap perkembangan budidaya tanaman buah melon.

“Tanah di Bangkalan cocok untuk tanaman melon. Rata-rata beratnya bisa mencapai 2 Kg per Kg dan rasanya juga manis."

"Kami selalu monitor namun sejauh ini masih belum kategori produk unggulan karena belum meluas,” ungka Abu kepada Tribun Madura.

Sebelumnya, sebanyak 16 ribu bibit melon ditanam di atas lahan seluas 1 hektar di Dusun Mandala, Desa Tlangoh, Kecamatan Tanjung Bumi dan menghasilkan lebih dari 30 ton buah melon pada 24 Oktober 2024 lalu.

Panen buah melon dari 1.300 pohon pernah dilakukan Wakil Bupati Bangkalan periode 2013-2018, KH Mondir A Rofii di lahan pekarangan sekitar 0,5 hektar di rumahnya, Desa Keleyan, Kecamatan Socah pada 15 Maret 2022 silam.

Sekitar tujuh bulan kemudian, Alan (35), warga Desa Kebun, Kecamatan Kamal menggunakan konsep green house berdinding plastik sebagai lahan demplot penanaman pohon Melon Legita dan Melon Kinanti pada November 2022.

“Siapa tahu tahun depan petani melon tambah banyak, kami selalu monitor perkembangannya. Kalau masih satu atau dua orang petani buah melon, belum bisa dijadikan produk unggulan,” jelas Abu.

Sejauh ini, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan bersama Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah setempat memang tengah mematangkan master plan agropolitan.

Sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan dan derajat ekonomi masyarakat

Koridor sentra-sentra bermacam komoditas unggulan mulai dipusatkan di sejumlah kecamatan.

Dengan harapan, manfaat pertanian, tingkat produksi, hingga pendapatan para petani bisa lebih dioptimalkan,

Kecamatan Burneh misalnya, diproyeksikan sebagai kawasan sentra bawang merah dan cabe.

Kemudian Kecamatan Socah sebagai kawasan sentra produksi kacang berstandar nasional dengan lahan di Desa Keleyan dan Desa Bilaporah.

Kecamatan Modung dicanangkan sebagai sentra kawasan produk pisang berikut turunannya serta produk cabe rawit.

Untuk sentra kawasan jambu mente yang digadang mampu menembus pasar ekspor akan dipusatkan di Kecamatan Tanjung Bumi.

“Melon dan Semangka juga kemarin ada di daerah utara seperti Tanjung Bumi. Apabila produksinya konsisten, bisa kami kategorikan produk unggulan hortikultura,” papar Abu.

Ia menambahkan, berkaitan budidaya buah melon di lahan pekarangan milik Slamet Subari memang sempat disosialisasikan melalui forum diskusi bersama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) yang digelar rutin.

“Kebetulan Pak Slamet mengisi acara itu dan beliau menyampaikan tentang penanaman melon,” pungkas Abu.

 


Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved