TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Polisi masih mendalami insiden tewasnya MR (16), warga Gembong akibat tawuran antar dua kelompok remaja tanggung di Surabaya.
Sebelumnya, polisi sudah mengamankan 15 pemuda yang lima di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.
Kini, polisi masih memburu para pelaku lainnya yang terlibat pengeroyokan MR hingga tewas mengenaskan.
Baca juga: Tawuran Antar Geng Remaja di Surabaya Memanas, Sejumlah Pelaku Bawa Senjata Tajam ke Jalan Raya
Baca juga: Kain Batik Pamekasan Milik Desainer Embran Nawawi Disulap Jadi Pohon Natal, Ada Makna di Baliknya
Baca juga: Puluhan Pelaku Usaha Rokok di Pamekasan Dapat Pelatihan Produksi dan Mutu Produk Tembakau
"Masih ada sekitar tiga orang lagi yang kami tetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO)," beber Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Agung Kurnia Putra, Kamis (3/12/2020).
Agung mengatakan, usai kejadian tersebut, para pelaku dan kelompoknya sebenarnya mengetahui jika korban tewas secara mengenaskan.
Para pelaku dan kelompoknya kemudian melarikan diri dan menonaktifkan media sosial untuk sementara waktu.
"Mereka kabur termasuk tiga pelaku dewasa yang kami amankan kemarin," tambahnya.
Senjata tajam yang disita oleh polisi disebut merupakan hasil buatan sendiri dan sebagian lainnya didapat dari membeli secara patungan.
"Ada yang buatan sendiri dari plat yang dipotong. Kemudian ada yang beli secara patungan seperti celurit itu," tandasnya.
Sementara itu, Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Hartoyo mengatakan, kelompok remaja tanggung yang terlibat tawuran tersebut kerap saling menantang lewat media sosial.
Baca juga: Cerita Petani Korban Terdampak Letusan Gunung Semeru, Andalkan Sisa Tabungan untuk Kebutuhan Hidup
Baca juga: Evakuasi Pria ODGJ di Mojokerto Berlangsung Dramatis, Polisi Kena Sabetan hingga Tembakan Peringatan
"Media sosial digunakan sebagai ajang eksistensi mereka," ucap dia.
"Kemudian saling beradu komentar dan tantangan yang membuat kedua kelompok ini terpancing hingga menyepakati lokasi untuk bertemu dan melakukan aksi tawuran," kata Hartoyo.
Hartoyo menyampaikan, kedua kelompok remaja yang kerap melakukan aksi tawuran agar menghentikan aktifitas tak produktif tersebut.
Peran orang tua dan lingkungan menjadi sangat vital untuk mengarahkan anak-anak ini ke arah yang baik dan benar.
"Ya anak-anak diusia seperti ini harusnya dituntun ke arah yang baik. Media sosial harusnya menjadi alat yang positif," ucap dia.