Berita Surabaya
Menyaru Pejabat Polda Jatim, 2 Pria ini Mudah Peras Pengusaha Tembaga Asal Gresik Berbekal Whatsapp
Menyaru Pejabat Polda Jatim, Dua Pria ini Mudah Memeras Pengusaha Tembaga Asal Gresik Berbekal Whatsapp (WA).
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Mujib Anwar
Menyaru Pejabat Polda Jatim, Dua Pria ini Mudah Memeras Pengusaha Tembaga Asal Gresik Berbekal Whatsapp (WA)
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Melakukan pemerasan terhadap pengusaha tembaga di Gresik dengan mengaku sebagai pejabat tinggi di Polda Jatim, dua pria asal Jakarta dan Purwakarta ditangkap oleh Tim Siber Polda Jatim, Selasa (21/5/2019).
Kedua pelaku pemerasan tersebut adalah, Stevanus Abraham Antoni (41) warga Rawamangun, Pulo Gadung, Jakarta Timur.
Kesehariannya dia bekerja sebagai karyawan jasa pencucian baju laundry.
Sedangkan, Heri Irwan (28) warga Cibungur, Bungursari, Purwakarta, yang mengaku bekerja sebagai mekanik.
Stevanus Abraham Antoni (41) dan Heri Irwan (28) tampak berjalan beriringan dari arah Gedung Ditreskimsus Mapolda Jatim di tengah terik siang bolong.
Keduanya mengenakan pakaian seragam khas tahanan Polda Jatim berwarna orange.
Sejak di pelataran depan Gedung Humas Markas Polda Jatim, mereka berjalan dengan kepala merunduk ke bawah, seraya meratapi kedua pergelangan tangannya yang diborgol dengan pengukat plastik warna putih.
Kanit III Subdit V Cyber Ditreskrimsus Polda Jatim AKP Harianto menuturkan, pelaku berhasil menipu seorang pengusaha tembaga asal Gresik.
"Korbannya pengusaha tambang asal Gresik," kata pria berkemeja polos warna putih di Ruang Balai Wartawan Gedung Humas Markas Polda Jatim, Kamis (15/8/2019).
• Memilukan, 3 Hari Tunggi Jenazah Ayah di Kamar Terkunci, Bayi TKI di Taiwan ini Terus Dekap Bapaknya
• Anak La Nyalla Mattalitti Terpilih Secara Aklamasi Jadi Ketua KADIN Kota Surabaya Gantikan Jamhadi
• Jari Novi Remuk Dipukul Palu Bos Triangle Cafe and Beer House Kota Malang, Dibilang Kecelakaan Kerja
• Bupati Pamekasan Baddrut Tamam Dinilai Pencitraan Terus, Massa Alpart Beri Hadiah Celana Dalam & Bra
• Warga Gresik Mau Bangun Rumah Kos di Kota Malang, Malah Temukan Yoni Purbakala yang Bikin Geger
Modusnya, ungkap Harianto, kedua pelaku menghubungi korban melalui aplikasi chatting, WhatsApps (WA) dengan mengatasnamakan Wakil Direktur Kriminal Khusus Polda Jatim AKBP Arman Asmara.
Dalam praktik penipuannya, kedua pelaku menawarkan paket barang tembaga dalam jumlah besar dengan harga sekitar Rp 200 Juta.
Setelah korban terkena pengaruh bujuk rayu tersangka dan bersepakat dengan nominal harga yang telah disodorkan.
Lalu, pelaku meminta korban untuk mentranfer sejumlah uang down payment (DP) awal, sebelum barang tembaga dikirim.
"Mentransfer awal dengan DP sebesar Rp 47 juta rupiah, setelah korban mentransfer uang, ternyata barangnya ternyata tidak dikirim," ujarnya.
Harianto mengungkapkan, selama ini pelaku telah menyasar tiga orang pengusaha sebagai targetnya.
Namun, hanya satu orang pengusaha yang berhasil ditipu.
Karena dua pengusaha lainnya, berhasil menghindari bujuk rayu pelaku setelah memverifikasi kebenarannya dengan menghubungi langsung Wadirreskrimsus Polda Jatim AKBP Arman Asmara.
"Ada beberapa korban yang sudah dihubungi tapi kemudian langsung menghubungi ke bapak Wadir krimsus yang asli, ternyata itu tidak benar," ungkapnya.
Peran kedua pelaku dalam melancarkan aksi penipuannya terbilang berani.
Harianto mengatakan, pelaku Stevanus mengaku sebagai Wadirreskrimsus Polda Jatim AKBP Arman Asmara yang secara intens berkomunikasi pada korban.
Sedangkan, Heri Irawan mengaku sebagai Asisten Pribadi Wadirreskrimsus Polda Jatim Kompol Stevanus, yang bertugas untuk melegitimasi peran yang dimainkan rekannya agar tampak meyakinkan.
"Pelaku mengaku baru melakukan ini sekali," jelasnya.
Harianto mengungkapkan, modus yang dilakukan keduanya melakukan penipuan pada korban.
Pelaku ternyata menggunakan media chatting Whatsapp (WA), dengan memanfaatkan dua nomor sekaligus.
"Untuk foto profil dikosongkan sama mereka, tapi namanya menggunakan Bapak Wadir," ujarnya.
Sementara itu, Stevanus mengaku sebelumnya tidak pernah mengenal AKBP Arman Asmara.
Ia hanya menyalahgunakan nama AKBP Arman semata untuk meraup keuntungan meraup uang secara pribadi.
"Saya tidak kenal pak arman, saya tahu dari google kita lihat," katanya dengan nada bicara yang lugas.
Stevanus mengungkapkan, dalam melakukan penipuan kapada korban ia tak pernah menggunakan intimidasi.
"Ya salam pembukanya gak ada, Ya meperkenalkan diri saja lalu korban menghubungi kami, tidak ada ancaman Pak," ujarnya.
Setelah korban terpedaya dengan mengirimkan sejumlah orang yang disepakati sebagai DP awal.
Ia mengaku buru-buru menonaktifkan nomor ponsel yang digunakan untuk berkomunikasi melalui WA, dengan maksud menghilangkan jejak.
"Kalau sudah ditransfer saya matikan handphone," jelas pria berambut nyaris plontos itu.
Dihadapan sorotan lensa kamera awakmedia yang berjibun di depannya, Stevanus mengaku, nekat melakukan itu hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Uangnya buat kehidupan sehari-hari," kilahnya.