Virus Corona di Pamekasan
Cerita Dokter Syaiful Hidayat di Tengah Virus Corona, Temukan Pasien Tak Jujur hingga Rasa Tantangan
Dokter Syaiful Hidayat menceritakan pengalamannya menangani pasien di RSUD Dr H Slamet Martodirdjo Pamekasan karena virus corona atau Covid-19.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
"Sesudah bersih habis mandi, di dalam ruangan khusus sudah disiapkan pakaian lain. Selama 24 jam begitu yang kita lakukan," ungkapnya.
Dalam setiap harinya, kata dokter Syaiful terdapat 10 perawat khusus di RSUD Pamekasan yang menangani pasien yang terpapar virus corona.
Dari jumlah itu terdiri dari dua dokter spesialis dan delapan perawat.
"Ibarat perang, kita sekarang berada di garis depan. Jadi kita juga serba ekstra hati-hati," ucapnya.
Tidak hanya itu, Syaiful juga menceritakan, saat shift dalam setiap harinya ada sekitar dua perawat hingga tiga perawat yang kontak langsung dalam mengawasi pasien yang terpapar virus corona tersebut.
Dalam sehari, kata dia terjadwal tiga kali shift.
Dia mentaksir dalam sehari bisa menghabiskan sekitar 10 baju Hazmat yang sudah dipakai oleh perawat dan dokter yang menangani pasien Covid-19 tersebut
Pakaian itu kata dia langsung dibuang dan tidak dipakai lagi.
Sebab jika mengacu terhadap prosedur, pakaian Hazmat tersebut saat usai dipakai kontak langsung dengan pasien Covid-19 hanya berfungsi sekali pakai.
Tujuannya untuk mencegah dan mengantisipasi adanya penularan.
"Kita setiap masuk ke dalam ruang isolasi itu kalau mau memberikan obat kepada pasiean dan melakukan foto rontgen dada atau mau ambil darah saat mau diuji ke Lab," urainya.
"Kalau di luar itu, untuk perawat dan dokter ada ruangan khusus untuk memantau pasien Covid-19 itu, dari balik kaca saja mantaunya," pungkasnya.
• Pegawai Linmas Kota Surabaya Curi Motor Warga, Berdalih Mencuri Karena Terdesak Kebutuhan Ekonomi
• Ribuan Pekerja Migran Mudik ke Jawa Timur, Satu Orang Dilarikan ke RSUD Dr Soetomo dari Malaysia