Berita Pamekasan
Jumlah Peserta Dibatasi, Upacara Hari Kesaktian Pancasila di Pamekasan Tetap Berlangsung Khikmat
Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Kabupaten Pamekasan tahun ini digelar dengan suasana berbeda.
Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
Laporan Wartawan TribunMadura.com, Kuswanto Ferdian
TRIBUNMADURA.COM, PAMEKASAN - Pemerintah Kabupaten Pamekasan menggelar upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di lapangan Nagara Bhakti Pendopo Ronggosukowati, Kamis (1/10/2020).
Dalam upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila tersebut, Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam menjadi inspektur upacara.
Baddrut Tamam mengatakan, upacara Hari Kesaktian Pancasila tahun ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.
• Hari Kesaktian Pancasila, Bupati Baddrut Tamam Ungkap Pengalaman Pahit Keluarga: Kakeknya Dibunuh
• Lagi, Dokter di Tuban Meninggal Dunia Karena Covid-19, Total Ada 4 Orang Tenaga Media yang Gugur
• Lebih dari 2000 Data Penerima Bantuan Sosial Tunai BST di Sampang Dihapus Kemensos, Ini Penyebabnya
Peserta upacara hanya diikuti terbatas saja, karena masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Namun meski perserta upacara digelar secara terbatas kata dia tidak mengurangi hikmat untuk terus membangkitkan kecintaan kepada Indonesia, Pancasila dan UUD 1945.
"Meski saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19, kita tetap harus melaksanakan upacara Kesaktian Pancasila ini dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Baddrut Tamam usai menjadi inspektur upacara.
Politisi PKB ini mengusulkan, untuk menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap Pancasila, pendidikan moral di sekolah harus dikuatkan lagi.
Melalui cari itu, pihaknya meyakini generasi muda akan senantiasa cinta Pancasila dan meningkatkan rasa nasionalisme untuk NKRI.
Ungkap Pengalaman Pahit
Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam mengungkapkan kisah keluarganya pada masa zaman peperangan.
Baddrut Tamam mengaku, kakeknya dibunuh oleh gerombolan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965.
Cerita ini ia sampaikan setelah menjadi inspektur upacara dalam rangka memperingati Hari Kesaktian Pancasila di area Pendopo Peringgitan, Kamis (1/10/2020).

• Pengusaha asal Pamekasan Ajukan Poligami, Merasa Tak Puas Urusan Ranjang dengan Istri Pertama
• Dispertan Sampang Dapat Bantuan 5 Unit Hand Traktor, Tunggu BAST untuk Salurkan ke Kelompok Tani
Baddrut Tamam mengatakan, bila teringat kata 'PKI', atmosfer yang muncul di keluarganya sangat menyakitkan.
Sebab, keluarganya memiliki kisah yang kelam seputar kekejaman PKI.
Ia menceritakan, kakeknya pada tahun 1965 dibunuh oleh gerombolan PKI.
Namun ia mengaku merasa aneh ketika ada sebagian orang di Pamekasan menyebut dirinya sebagai golongan PKI.
Bahkan Baddrut Tamam menyatakan sudah 12 kali disebut sebagai golongan PKI oleh beberapa orang.
Tapi, dirinya tidak menanggapi olok-olokan itu terlalu serius.
Baginya, isu PKI yang sengaja digelontorkan kepada pihaknya oleh seseorang tersebut dijadikan sebagai latihan kesabaran dan keikhlasan dalam menjalani pengabdian sebagai Bupati Pamekasan.
"Jadi sebagian orang yang bilang saya begitu (PKI) mereka sok menjadi pahlawan baru," kata Baddrut Tamam kepada sejumlah wartawan.
• KPU Sumenep Sebut Belum Terima Rekomendasi dari Bawaslu Soal 1.600 DPS Bermasalah pada Pilkada 2020
Politisi PKB ini juga mengaku tidak yakin bahwa PKI akan bangkit kembali.
Menurutnya, bangsa Indonesia ini memiliki sejarah yang panjang untuk mengenang masa perjuangan yang begitu melelehkan yang tidak hanya mengorbankan jiwa dan raga para pahlawan, tapi juga mengorbankan kepentingan umum yang lain.
Bila memang ada indikasi kebangkitan PKI, ia dengan tegas menyatakan tidak merasa khawatir.
Sebab kata dia, masyarakat Indonesia tidak ada yang ingin berperang, dan ingin memilih hidup tenang.
"Tidak ada suatu bangsa di dunia, apalagi bangsa kita Indonesia yang besar ini menginginkan konflik antar sesama bangsa," ujarnya.
Lebih lanjut Baddrut Tamam mengajak kepada masyarakat jangan terlalu khawatir menanggapi isu tentang PKI.
Menurutnya, isu yang sengaja digelontorkan tentang PKI ini adalah isu yang kurang produktif untuk kemajuan suatu bangsa.
"Tentang isu akan munculnya PKI dan lainnya, tinggal kita waspada saja, kalau khawatir jangan," imbaunya.