Berita Malang
Kabupaten Malang Rawan Bencana Alam, Pemkab Andalkan Skill Naluriah Masyarakat Hadapi Bencana
Kepala BPBD Kabupaten Malang mengandalkan kemampuan naluriah masyarakat dalam menghadapi bencana.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
TRIBUNMADURA.COM, MALANG - Pejabat sementara (Pjs) Bupati Malang, Sjaichul Ghulam menyadari, wilayah Kabupaten Malang terbilang rawan bencana.
Berbagai macam bencana alam hidrometeorologi bisa saja menerjang Kabupaten Malang pada musim penghujan seperti saat ini.
"Tak heran apabila Kabupaten Malang punya kerawanan bencana yang termasuk kategori tinggi," terang Sjaichul Ghulam usai hadiri apel siap siaga bencana hidrometeorologi di Kodim 0818, Kamis (15/10/2020).
Baca juga: Masuki Musim Hujan, 14 Desa di Kabupaten Madiun Masuk Kategori Rawan Longsor, Warga Diimbau Waspada
Baca juga: Pemkab Bondowoso Belum Menyusun Perda soal Layangan yang Sebabkan Gangguan Listrik Padam
Baca juga: Tak Puas di Ranjang Karena Kemaluan Suami Kecil, Istri Dilaporkan ke Polisi, Diduga Umbar Gosip
Kekhawatiran Sjaichul Ghulam itu didasari pada tipikal topografi Kabupaten Malang yang bervariatif, seperti banyak perbukitan dan pegunungan.
Apalagi, wilayah Malang Selatan juga berdekatan dengan Samudera Hindia.
"Kami harus memperhatikan itu. Dengan cara memperkuat sistem mitigasi bencana," terang Ghulam.
Pria yang menggantikan Muhammad Sanusi karena ikut Pilkada Serentak 2020 itu menyatakan jika wilayahnya telah siap dalam hal mitigasi bencana.
Kesiapan itu ia tegaskan melalui ketersediaan peralatan maupun sumber daya manusia.
"Saya memuji adanya kampung tangguh bencana di Kabupaten Malang," kata dia.
Baca juga: Bayi Kijang Jawa Curi Perhatian Pengunjung Pendopo Tulungagung, Baru Lahir Ditelantarkan Induknya
Baca juga: Puluhan Anak Yatim dan Janda di Parteker Pamekasan Dapat Santunan, Wujud Kepedulian Forpimka Kota
"Kami harap ada partisipasi aktif masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya yang ada di lingkungan setempat," tegas Ghulam.
Di sisi lain, Kepala BPBD Kabupaten Malang, Bambang Istiawan justru mengandalkan kemampuan naluriah masyarakat dalam menghadapi bencana.
Ia yakin, masyarakat yang tinggal di domisilinya masing-masing paham akan karakteristik wilayahnya.
Pemahaman naluriah yang dimaksud Bambang itu juga terkait dengan pengetahuan ketika datangnya bencana hidrometeorologi.
“Sudah paham mereka harus apa. Contohnya tsunami," kata dia.
"Kan mereka contohnya masyarakat pantai pasti sudah paham kalau ada Tsunami," jelas Bambang.
Meski menyakini masyarakat punya insting naluriah soal bencana, Bambang menerangkan, pihaknya tak lupa tugas untuk menanggulangi bencana.
"Kami hanya menyiapkan peralatan dan personel untuk antisipasi bencana,” beber Bambang. (ew)