Musim Hujan Tiba, Waspadai Penyakit Diare, Demam Berdarah dan Influenza, Simak Cara Mencegahnya
Influenza, diare, dan demam berdarah merupakan penyakit yang rentan terjadi di kala memasuki musim penghujan. Begini cara mencegahnya!
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Elma Gloria Stevani
TRIBUNMADURA.COM, SURABAYA - Musim hujan mulai datang. Biasanya, di saat-saat seperti ini kita rentan jatuh sakit.
Ini hal yang wajar terjadi karena musim hujan biasanya terjadi perubahan suhu lingkungan yang drastis, berkembangnya nyamuk pembawa penyakit, hingga adanya sanitasi lingkungan yang buruk.
Semua faktor tersebut turut memengaruhi kondisi kesehatan kita.
Ada beberapa penyakit yang sering mengintai kita di musim hujan.
Baca juga: Baddrut Tamam Sampaikan Duka Cita Atas Meninggalnya Wakil Bupati Pamekasan: Kami Sangat Kehilangan
Baca juga: Rajae Meninggal Bukan karena Terinfeksi Covid-19, Ini Penjelasan Bupati Pamekasan Baddrut Tamam
Baca juga: BREAKING NEWS - Wakil Bupati Pamekasan, Rajae Meninggal Dunia di RSU Dr Soetomo Surabaya
Baca juga: Dua Hari Sebelum Wabup Pamekasan Meninggal Dunia, Sang Istri Berdoa Ingin Kumpul Bersama Keluarga
Influenza, diare, dan demam berdarah merupakan penyakit yang rentan terjadi di kala memasuki musim penghujan.
Cuaca serba tak menentu; kadangkala panas, kemudian hujan, lalu kembali panas, menjadi pemicu menurunnya imunitas tubuh seseorang.
Menurut Pakar Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr. Santi Martini, dr. M.Kes, meskipun ketiga jenis penyakit itu rentan dialami masyarakat selama musim penghujan disertai cuaca ekstrem.
Namun, memiliki faktor pencetus yang berbeda.
Penyakit Diare
Santi menerangkan bahwa penyakit ini rentan dialami seseorang karena memakan makanan yang kehigienisannya kurang terjaga.
Makanan yang tak terjaga kehigienisannya itu akan sangat rentan dihinggapi hewan serangga lalat.
Kotoran yang dibawa lalat itu terkadang menempel pada makanan, atau sayur, mayur, lauk pauk yang menjadi bahan olahan makanan. Itulah yang menyebabkan sakit perut saat makanan tersebut dikonsumsi.
Ketiga. Terkadang ada sakit perut atau diare. Karena berkaitan dengan imunitas yang menurun, kemudian makanan yang tercemar kuman-kuman yang ditularkan melalui air atau makanan.
"Itu biasanya juga karena ada beberapa area di sekitar lingkungan rumah atau yang lembab karena terkena hujan. Itu bisa menjadi tempat hinggapnya lalat, harus hati-hati," katanya saat dihubungi TribunJatim.com, Minggu (20/12/2020).
Demam Berdarah
Penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aigepty. Jenis nyamuk tersebut banyak bermunculan dan hinggap di genangan air hujan, yang terdapat ditumpukkan sampah atau benda bekas yang berceruk.
"Itu juga harus diantisipasi karena menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes Aigepty. Jadi ketika habis hujan itu kalau ada genangan-genangan itu memang harus dihilangkan," terangnya.
Influenza
Penyakit yang terkadang diikuti dengan demam pada tubuh itu, menurut Santi, rentan terjadi karena kondisi imunitas tubuh menurun.
Bagi mereka yang masih harus beraktivitas di luar ruangan atau saat berkendara dalam kondisi hujan. Tentu akan sangat rentan mengalami kondisi tersebut.
Gejala pilek dan hidung tersumbat, menjadi gejala klinis awal yang bakal terjadi pada tubuh seseorang penderita influenza.
Mengingat saat ini masih dalam situasi pandemi Covid-19, dan gejala klinisnya menyerupai penderita influenza. Santi menyarankan bahwa seseorang yang mulai merasakan gejala klinis tersebut untuk melakukan rapid test atau swab test.
Langkah awal itu dinilai penting untuk memastikan penyakit apa yang sejatinya sedang diidap pasien.
Namun, ungkap Santi, manakala pasien dipastikan negatif Covid-19. Pasien bisa melanjutkan pengobatan untuk menyembuhkan gejala influenza, yakni dengan mengonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter, sekaligus mengonsumsi vitamin.
"Misalnya kalau ketika rapid test itu hasilnya non-reaktif, maka coba seminggu lagi melakukan pemeriksaan lagi. Karena pada saat gejala awal demam tidak terdeteksi, bisa jadi non-reaktif, tapi kalau di swab test, bisa positif," terangnya.
Guna menjaga ketahanan tubuh selama musim penghujan. Santi memberikan empat tips.
Baca juga: Wakil Bupati Pamekasan Rajae Meninggal, Sempat Dinyatakan Positif Covid-19 Sepulang dari Jakarta
Baca juga: Akhirnya MYD Buka Suara Setelah Jadi Tersangka Video Syur Bersama Gisel: Gue Bukan Siapa-siapa
Baca juga: Pemkab Gresik Tunda Belajar Tatap Muka di Sekolah Awal Januari 2021, Begini Penjelasan Nur Maslichah
Baca juga: Kota Malang Berlakukan Jam Malam Pukul 20.00 WIB Sampai 04.00, Masyarakat Diminta Tak Buat Kerumunan
1) Makanan bergizi untuk menjaga imunitas
Makan teratur dan cukup gizi merupakan kunci penting dalam meningkatkan imunitas selama beraktivitas saat musim penghujan atau cuaca ekstrem.
Mengingat kondisi saat ini masih Pandemi Covid-19. Saran mengatakan tidak ada salahnya asupan nutrisi tubuh harian ditambah dengan suplemen atau vitamin
"Karena saat ini kondisi pandemi maka minum vitamin itu memang diharuskan," ujar Santi.
2) Istirahat cukup
Santi menegaskan bahwa tubuh manusia memiliki fase relaksasi atau istirahat di sela aktivitas keseharian. Mengantuk adalah tanda klinis yang lazim dirasakan oleh seseorang tak kala mengalami kondisi lelah.
Santi mengimbau agar kondisi mengantuk jangan dilawan dengan melakukan aktivitas yang kontradiktif dengan kondisi fisiologis tubuh. Seperti menyibukkan diri dengan bermain game ponsel, atau mengudap makanan dan minuman yang menyebabkan terjaga; kopi.
Namun, cara yang tepat adalah dengan menyediakan waktu sejenak untuk istirahat; tidur, hingga keletihan sirna, dan tubuh kembali pulih.
Santi menerangkan waktu ideal orang dewasa untuk beristirahat tidur dengan kurun waktu 6-8 jam sehari.
"Istirahat cukup itu adalah jangan begadang atau hingga lewat tengah malam. Ritme biologis manusia kalau malam itu selalu tidur, itu jangan dilawan," jelasnya.
3) Pola Hidup Sehat dengan Tidak Merokok
"Kemudian melakukan istirahat yang cukup lalu jangan merokok. Itu adalah termasuk pola hidup yang sehat," terangnya.
4) Disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes)
Prokes menjadi poin penting dalam upaya pencegahan penyakit. Menurut Santi sejak lama kampanye kesehatan tersebut terus digaungkan.
Seperti mencuci tangan, makan makanan bergizi, olahraga, dan istirahat yang cukup.
Mungkin saking konvensionalnya, kampanye kesehatan tersebut bak slogan yang masuk telinga kiri dan keluar telinga kanan, dalam beberapa dekade terakhir.
Namun adanya pandemi Covid-19, kampanye kesehatan yang nyaris tidak pernah digubris itu, kini menjadi semboyan penyemangat untuk mentas dari kondisi pandemi Covid-19.
Santi menganggap adanya Pandemi Covid-19 ini seperti turning point atau titik balik mengulang kembali gerakan masyarakat hidup sehat.
Seperti rutin mencuci tangan, memakai masker saat kondisi sakit, tidak terlalu sering bergerombol, dan makan makanan yang sehat juga bergizi.
"Jadi ini juga ada peran media untuk edukasi masyarakat, awareness mengenai potensi terjadinya penyakit sehingga kita bisa melakukan upaya-upaya pencegahan dan promotif," pungkasnya.
Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Tahun Baru 2021, Lengkap Terjemahan, Cocok Dikirim ke Sahabat dan Keluarga
Baca juga: Beredar Story WA Soal Penutupan Jembatan Suramadu Saat Pergantian Tahun, Ini Kata Polres Bangkalan
Baca juga: Malam Tahun Baru, Motor dengan Knalpot Brong di Kabupaten Lumajang Akan Ditindak
Baca juga: Dua Sekolah di Kabupaten Sampang Madura Diganjar Penghargaan Adiwiyata saat Pandemi Covid-19