Berita Terpopuler

BERITA MADURA TERPOPULER: Orangtua Temukan Mayat Anaknya hingga Oknum ASN Sampang Mesum di Mobil

Ragam Berita Madura terpopuler menyajikan sejumlah berita dari Kabupaten Sumenep, Pamekasan, Sampang, hingga Bangkalan edisi Senin 25 Januari 2021.

Editor: Ayu Mufidah Kartika Sari
istimewa
Kasus mobil goyang yang diparkir di pasar sapi, Sampang, mobil Daihatsu Luxio dan Honda CRV terparkir 

Selain itu ada juga yang mengalami kecelakaan kerja.

Pihak terkait mengakui banyak TKI yang nekat berangkat kerja ke luar negeri, meskipun ilegal.

Dari 52 TKI ilegal yang meninggal dunia tersebut, terdiri dari 29 laki-laki dan 23 perempuan.

Koordinator P4TKI Pamekasan, Hari Sarjana Saputra mengatakan, mayoritas dari puluhan TKI ilegal yang meninggal dunia di tempat kerjanya tersebut karena sakit.

Meliputi, sakit kencing manis, ginjal, jantung dan stroke.

"Tapi, ada lagi beberapa PMI yang meninggal dunia karena kecelakaan kerja," kata Hari Sarjana Saputra kepada TribunMadura.com, Sabtu (23/1/2021).

Pria yang akrab disapa Hari ini juga menjelaskan, puluhan TKI ilegal asal Pamekasan yang meninggal dunia itu tidak mendapat asuransi, karena yang bersangkutan berangkat secara non prosedural (ilegal).

Menurut dia, setiap perusahaan di luar Negeri sudah memiliki standar operasional (SOP) safety belt kerja.

Namun, kebanyakan warga Pamekasan, khususnya Madura yang menjadi TKI di luar negeri, banyak yang abai menggunakan safety belt saat bekerja di ketinggian.

"Orang Pamekasan dan Madura ini yang jadi TKI atau PMI di luar negeri terkenal agak nekat mengabaikan keselamatan diri, dari perusahaan sebenarnya sudah disediakan savety belt untuk keselamatan kerja, tapi terkadang ada sebagian dari mereka yang tidak mau pakai," bebernya.

Menurut Hari, bila terdapat TKI ilegal yang meninggal dunia di luar negeri akibat kecelakaan kerja dan sakit, yang rugi adalah keluarganya sendiri.

Sebab yang bersangkutan tidak mendapatkan asuransi kematian dari pemerintah.

Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada warga Pamekasan, khususnya Madura yang berniat ingin menjadi TKI, sebisa mungkin berangkat secara prosedural.

"Hasil kerja jerih payah dari TKI ini kan yang ditunggu-tunggu oleh keluarganya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, kalau ada kejadian seperti ini kan yang rugi keluarganya," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved