Indonesia Pernah Hanya Tinggal Madura, Jawa dan Sumatera Pasca Merdeka, Imbas Konflik dengan Belanda
Indonesia ternyata pernah hanya tinggal Madura, Jawa dan Sumatera saja. Imbas Indonesia konflik dengan Belanda pasca merdeka.
Selain mengecilnya wilayah kekuasaan Indonesia secara de facto, yang dianggap sebagai dampak negatif Perjanjian Linggarjati di antaranya:
- Memberikan waktu Belanda untuk mempersiapkan melanjutkan agresi militer.
- Perjanjian ini ditentang oleh sejumlah masyarakat, seperti Partai Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, dan Partai Rakjat Sosialis.
- Dalam perundingan tersebut, Sutan Syahrir telah dianggap memberikan dukungan pada Belanda.
Sehingga membuat anggota dari Partai Sosialis dan KNIP mengambil langkah penarikan dukungan pada 26 Juni 1947.
Setelah Agresi Militer I, konflik Indonesia-belanda kemudian kembali diselesaikan lewat jalur perundingan Perjanjian Renville.
Namun, lagi-lagi banyak hasil perjanjian Renville yang merugikan pihak Indonesia.
Bahkan, kemudian Belanda kembali melancarkan serangan yang dikenal sebagai Agresi Militer II.
Akibatnya, pihak internasional melakukan tekanan kepada Belanda, dan akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia untuk kembali berunding dengan RI.
Perjanjian Roem Royen dilakukan setelah Agresi Belanda II dan dilanjutkan dengan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang mengantarkan Indonesia kepada pengakuan kedaulatan oleh Belanda.
Hasil dari KMB adalah pengakuan kedaulatan atas wilayah Hindia Belanda dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, namun Papua bagian barat menjadi pengecualian yang kemudian menjadi rangkaian konflik lainnya.