Kiai Jember FM Tersangka Pencabulan

BREAKING NEWS - Kiai Jember FM Jadi Tersangka Kasus Cabuli Santri, Tapi Belum Ditahan Polisi

Pengasuh salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Jember, jadi tersangka karena dianggap melakukan pencabulan terhadap sejumlah santriwati. 

Editor: Aqwamit Torik
TribunMadura.com/Imam Nawawi
Kiai Jember berinisial FM (berpeci putih) saat menghadiri pemeriksaan awal di Mapolres Jember - Kini kiai FM menjadi tersangka kasus dugaan pencabulan santrinya 

"Dia bukan korban, tapi sering keluar masuk (kamar) , tapi tidak sampai dilecehkan, hanya dielus-elus kepalanya, kadang sering diberi uang,"katanya.

Dari keterangan santriwati yang mendobrak tersebut kata HA, sering di panggil oleh suaminya tersebut, untuk masuk ke kamarnya.

Bahkan sehari bisa dua hingga tiga kali.

"Bahkan pengakuan dari semua santri katanya sering, sehari bisa tiga kali, pagi, siang dan malam di panggil terus,"tuturnya.

"Malah sama istrinya sendiri jarang, ngomong aja jarang, cek jarangnya," urainya.

Sementara itu, Kanit PPA Satreskrim Polres Jember IPTU Dyah Vitasari membenarkan adanya aduan tersebut. Kini sedang meminta pelapor mendatangkan para saksi.

Baca juga: Update Dugaan Pencabulan dan Perselingkuhan Kiai Jember, Kuasa Hukum FM Rangkap Dampingi Santri

"Ini masih tak suruh bawa santri-santri yang mungkin pernah menjadi korban,"katanya.

Menanggapi adanya laporan tersebut, Pengasuh Ponpes di Jember, FM menyebut kegiatan di tengah malam tersebut, adalah evaluasi pembelajaran santri aja.

"Tidak ada penggerebekan, dan itu kegiatan yang biasa dilakukan santri dalam rangka evaluasi, disini kegiatan selesai jam 11 malam, jadi evaluasi dilakukan setengah dua belas malam,"tanggapnya saat ditemui di Ponpes nya.

FM membantah adanya pisah ranjang dengan istrinya tersebut.

Bahkan saat kejadian, dia mengaku masih bersama sang istri.

"Saya masih tidur dikamar, tidur sama istri saya sama anak saya. Jadi saya pilih diam dengan apa yang dilakukan istri saya, meskipun telah dianggap dzolim, main perempuan atau apa saya pilih diam. Demi menjaga keutuhan keluarga, itu saja,"pungkasnya.

Kiai pernah tuduh keponakan Mahfud MD keturunan PKI

Panglima Besar Nahdliyin Bergerak (NABRAK), Firman Syah Ali mengaku sangat terkejut mendapat kabar viral tentang seorang Kiai asal Jember berinisial F yang saat ini tersandung kasus dugaan predator seks. ala Ustaz Herry Wiryawan Bandung yang divonis mati kemarin.

Viral kiai berinisial F ini memiliki jejak digital serangan dan hinaan masif terhadap NU, ulama NU dan pejuang NU.

Salah satu komunitas pejuang NU yang dihina Kiai berinisial F adalah Nahdliyin Bergerak yang biasa disingkat NABRAK. 

Sekitar November 2021, Kiai berinisial F melontarkan hinaan pedas melalui YouTube bahwa pendiri NABRAK antara lain Firman Syah Ali adalah keturunan PKI.

Tudingan yang keterlaluan dan emosional itu langsung ditanggapi oleh Firman Syah Ali dengan ultimatum agar F segera mencabut tudingan, meminta maaf dan bertaubat. 

Tapi yang bersangkutan malah lebih menantang dengan 1001 argumen dan permainan kata. 

Semua itu terjadi secara terbuka di media sosial.

Menanggapi kasus uang jatuh pada F saat ini, Firman Syah Ali hanya berkomentar singkat agar rekan-rekan Monaslimin aliran 212 paham bahwa NU itu nguwalati, cepat atau lambat.

“Kalau terbukti pemangsa seks terhadap murid-muridnya, pemerintah harus adil, hukuman terhadap Ustaz Herry Wiryawan juga harus diterapkan kepada yang berinisial F,” ujar Pengurus Harian PW LP Ma’arif NU Jatim ini Jumat (6/1/2023).

Ormas NABRAK yang didirikan pada akhir tahun 2021 oleh sekelompok anak muda bertujuan untuk membela NU dari segala hinaan, hinaan, hinaan dan fitnah. 

Momentum dibalik sikap NABRAK adalah kasus penghinaan NU oleh Zubaidi Masajid Sampang dan kasus penganiayaan di Sumenep. 

NABRAK terlibat langsung dalam pelaporan kasus penghinaan, penganiayaan dan sejenisnya terhadap tokoh NU dan NU ke Polda Jatim.

Kiai F, Pemilik Akun Youtube Benteng Aqidah asal Jember, sangat marah dengan aksi nyata NABRAK.

Kemudian, dengan penuh emosi, dia langsung memposting video YouTube yang menuduh para pendiri NABRAK sebagai keturunan PKI.

PBNU minta orang tua selektif pilih pondok pesantren

Kasus Kiai di Jember yang diduga lakukan perselingkuhan dan pencabulan terhadap santrinya membuat banyak pihak miris.

Hal ini membuat PBNU angkat bicara.

PBNU menyebut orang tua kini harus selektif dalam memilih pondok tempat anaknya nanti menjadi santri.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) minta masyarakat lebih selektif dan berhati-hati dalam memondokkan anaknya.

Beragam kasus pencabulan anak yang diduga dilakukan oknum pengasuh pesantren harus diwaspadai.

“Saya prihatin masih saja ada kasus pencabulan santri. Kemarin saya mendengar ada lagi kasus pencabulan santri kali ini di Jember,” kata Gus Ipul, Jumat (6/1/2023).

Menurut Gus Ipul, masyarakat harus berhati-hati dan benar-benar meneliti rekam jejak pesantren dan para pengasuh pesantrennya.

“Masyarakat harus berhati-hati menempatkan di pesantren. Sekarang ini memang banyak pesantren dengan macam-macam latar belakang pengasuhnya. Tidak semuanya sama,” kata Gus Ipul.

Pesantren yang benar pasti rekam jejak pengasuhnya bisa dengan mudah dilacak.

Dia pernah mondok di mana, atau minimal masih satu garis keturunan dari kiai siapa? Pasti akan mudah dicari dan ditelusuri.

Menurut Gus Ipul, Pesantren NU biasanya juga tersambung dengan pesantren-pesantren NU lainnya.

Kalau tidak tersambung karena garis kekeluargaan juga tersambung sanat keilmuan.

“Untuk itu saya berharap masyarakat benar-benar meneliti dengan baik rekam jejak pesantren supaya kita tidak salah dalam memondokkan anak,” kata dia.

Sementara itu kasus pencabulan santri di Jember sendiri, Gus Ipul mendesak aparat penegak hukum bisa memproses secara tuntas sehingga kasus pencabulan tidak terulang lagi.

“Mengecem orang yang menamakan diri sebagai kiai tapi berperilaku cabul. Karenanya kasus ini harus ditindak dan pelaku diberikan hukuman yang berat jika terbukti bertindak cabul,” ujarnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved