Berita Viral

6 Cara Mencegah Penculikan pada Anak, Bocah di Makassar Diculik dan Dibunuh, Pelakunya Masih Remaja

Heboh kasus penculikan dan pembunuhan seorang bocah di Makassar. Simak beberapa cara mencegah penculikan pada anak.

Editor: Ficca Ayu
Pixabay
Ilustrasi penculikan - Simak beberapa cara mencegah penculikan pada anak. 

TRIBUNMADURA.COM - Tribunners hati-hati adanya penculikan anak.

Pasalnya, tengah marak kasus penculikan anak.

Misalnya saja kasus penculikan dan pembunuhan seorang bocah di Makassar.

Dilaporkan korbannya seorang bocah berusia 11 tahun berinisial MFS alias Dewa.

Sementara pelaku penculikan dan pembunuhan merupakan dua remaja masing-masing AD (17) dan AMF (14).

Adapun motif kasus ini dilatarbelakangi pelaku yang ingin menjual organ tubuh korban.

Kasus ini bermula dari laporan orang hilang atas nama korban sejak Minggu (8/1/2023).

Poster pencarian MFS kemudian disebar melalui media sosial.

Baca juga: Kabar Penculikan Anak di Lamongan, Polres Lamongan Minta Warga Waspada Meski Isunya Hoaks

Diketahui saat hilang, MFS mengenakan baju orange garis-garis dan celana berwarna hitam.

Tertera juga nomor telepon yang bisa dihubungi masyarakat jika mengetahui keberadaan MFS.

Korban sendiri tinggal bersama orangtuanya di Jl Batua Raya 7, Kecamatan Panakkukang, Makassar.

Kasus ini mulai terungkap saat MFS ditemukan tewas dengan kondisi memilukan pada Senin (9/1/2023).

Jasad MFS terbungkus plastik dan tergeletak di bawah jembatan kawasan Waduk Nipa-nipa, Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros.

Kasi Humas Polrestabes Makassar, Kompol Lando KS membenarkan penemuan korban.

"Iya korban penculikan, lalu korban dibunuh," ucapnya.

Jasad MFS kemudian dibawa ke rumah sakit Bhayangkara untuk diautopsi.

Tidak butuh waktu lama, pihak kepolisian berhasil mengamankan pelaku yang tega menculik dan membunuh korban.

Identitas keduanya AD (17) dan AMF (14) di rumahnya masing-masing.

Adapun motif pelaku menulik bocah tersebut adalah untuk diambil organ tubuhnya seperti ginjal dan paru-paru.

Kedua pelaku ini nekat melakukan aksinya karena terinspirasi dari iklan di internet.

Baca juga: Isu Penculikan Heboh di Pamekasan, Sekolah ini Sarankan Orang Tua Jemput Anaknya Sepulang Sekolah

Kasus penculikan ini menarik perhatian semua kalangan, bahkan tak habis pikir penculikan ini berujung pembunuhan.

Agar tidak terjadi lagi hal demikian, orangtua perlu mewaspadai tindakan penculikan anak- anak mengingat baru-baru ini terjadi kasus penculikan anak.

Orangtua juga perlu ekstra hati-hati karena penculikan bisa mengarah kepada human trafficking atau kejahatan seksual.

Dilansir dari Kontan, dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, Holy Ichda Wahyuni, memberikan tanggapan tentang kasus penculikan anak yang menghebohkan masyarakat baru-baru ini.

Menurut Holy, persoalan perlindungan anak, meski dianggap menjadi tanggung jawab sentral orang tua, namun upaya tersebut akan lebih optimal dengan pelibatan banyak pihak.

"Kita bisa sebut dengan istilah "sekampung menjaga", artinya rasa kepedulian dan awareness juga harus dimiliki oleh setiap individu sebagai bagian dari masyarakat yang memiliki keterkaitan kehidupan bersosial,” kata Holy, dikutip dari situs UM Surabaya.

Ia mencontohkan, ketika seseorang melihat seorang anak sendirian, atau gelisah di tempat yang sepi dan berpotensi menjadi korban tindakan penculikan, atau tindakan kekerasan lainnya.

Oleh karena itu sudah sewajarnya orang tersebut harus sigap menanyai keadaannya, dan mengkonfirmasi apakah dia sedang membutuhkan bantuan.

“Atau jika kita ingin lebih aman, kita bisa meminta bantuan orang di sekitar seperti petugas keamanan untuk turut serta, mengkonfirmasi keadaan anak tersebut,” imbuhnya lagi.

Baca juga: Isu Penculikan Bocah TK Bikin Heboh Warga Tuban, Kapolres Tuban Beri Konfirmasi: Hoaks

Cara mencegah penculikan pada anak

Holy memberikan sejumlah tips untuk melindungi anak dari upaya penculikan.

Menurutnya untuk para orang tua, berikut ini ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan.

1. Meningkatkan pengawasan terhadap anak, terutama ketika bermain di luar rumah, bahkan bila perlu anak didampingi oleh anggota keluarga (orang dewasa, seperti kakak).

2. Memberi edukasi kepada anak, agar lebih waspada dan menolak ajakan orang tidak dikenal serta menolak pemberian orang tidak dikenal

3. Tidak mengenakan perhiasan berlebihan pada anak agar tidak mengundang kriminalitas.

4. Mengajari anak untuk mengetahui nama orang tua, alamat rumah, kontak orang tua.

5. Menghimbau agar anak menghindari menunggu jemputan di luar area sekolah, sebaiknya anak menunggu jemputan di dalam area sekolah.

6. Orangtua harus aktif mengenal lingkungan sekolah anak, termasuk mengenal guru-guru di sekolah, petugas keamanan sekolah.

Baca juga: Video Bule Maling di Pasar Viral di TikTok, Ngaku Kehabisan Uang Meski Faktanya Tak Seperti itu

Hal ini dilakukan agar mereka dapat mawas ketika mengetahui yang menjemput anak bukan orang tua, melainkan orang lain yang dikhawatirkan memiliki maksud jahat.

Sementara itu sekolah memiliki peran untuk bertanggung jawab pada pengawasan bukan hanya saat jam pembelajaran, tetapi juga memastikan orang yang berkomunikasi atau menjemput anak setelah pembelajaran usai adalah benar-benar keluarga terdekat.

“Jika yang menjemput anak, bukan anggota keluarga yang biasanya, sekolah perlu mengonfirmasi dengan menghubungi nomor kontak orang tua siswa,” tegasnya lagi.

Terakhir, sekolah melaks anakan program pemberian edukasi tentang menolak ajakan orang tidak dikenal, menolak pemberian orang tidak dikenal, dan mitigasi ketika sedang diintimidasi orang asing sebagai upaya perwujudan sekolah ramah anak.

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com

Baca berita terkait penculikan anak lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved