Ramadan 2023
Hikmah Ramadan: Muhasabah di Senja Ramadan
Ramadan akan berlalu, sudahkan kita muhasabah diri, apakah puasa yang kita lakukan beserta seluruh amal ibadah yang kita kerjakan diterima Allah SWT.
Oleh: Kiai Hasan Ubaidillah, Sekretaris MUI Jawa Timur
TRIBUNMADURA.COM - Bulan Ramadan sudah menapaki fase akhirnya. Masyarakat mulai ramai memadati pusat-pusat perbelanjaan untuk membeli berbagai macam kebutuhan, mulai dari kue lebaran sampai baju lebaran. Ada juga sebagian masyarakat yang memilih untuk tetap berusaha meramaikan masjid dengan ber I’tikaf, Tadarus, berdzikir dan melakukan shalat sunnah malam. Itulah gambaran suasana hati masyarakat, ada yang menyambut dengan antusias penuh kegembiraan dan ada juga yang merasa bersedih karena Ramadan akan segera pergi, mengingat sabda baginda nabi “Seandainya umatku mengetahui keutamaan di bulan Ramadan, maka sungguh mereka akan berharap setahun penuh Ramadan.
Ramadan akan segera berlalu, sudahkan kita melakukan muhasabah diri, apakah puasa yang kita lakukan beserta seluruh amal ibadah yang kita kerjakan diterima oleh Allah SWT, karena Rasulullah SAW mengingatkan kita semua melalui sabdanya: berapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan sesuatu dari puasanya kecuali lapar dan dahaga (HR. An Nasa’i). Tentunya kita tidak ingin apa yang disabdakan nabi tersebut menimpa diri kita, untuk itu kita perlu mengerti dan memahami siapakah yang dimaksud oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang berpuasa tapi hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja tanpa mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Dalam konteks ini terdapat penjelasan Nabi sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ad Dailami, Rasulullah bersabda : Lima hal yang bisa membatalkan pahala orang yang berpuasa yaitu : berdusta (al-kadzibu) , membicarakan aib orang (al-Ghaibah), Mengadu domba (an namimah), melihat dengan Syahwat (An-Nadzru bi al-syahwat), dan sumpah palsu (Yamin al-Ghamus). Mungkin tidak ada orang yang tidak pernah berdusta sepanjang hidupnya, tentu dengan berbagai macam motif yang melatar belakanginya. Dalam sebuah riset yang dilakukan oleh Family and Relation Coach rata-rata manusia bisa melakukan kebohongan atau dusta antara 10 sampai 200 kali per hari minimal karena tiga alasan yaitu: Tidak percaya diri (Insecure), sebagai alat perlindungan diri (Self Protection) dan untuk mengontrol persepsi orang lain.
Baca juga: Hikmah Ramadan: Spirit Memulai Usaha Halal
Di zaman yang saat ini dikenal sebagai era Post Truth (Pasca Kebenaran) Kebohongan atau dusta tumbuh subur dan semakin masif, bahkan sudah dalam taraf melampaui kebenaran dengan memanfaatkan dan menggiring emosi dan persepsi masyarakat agar selaras dengan kemauan sesorang yang dibuat melalui platform media social. Dengan demikian kebenaran dan kedustaan dapat dikonstruksi sesuai dengan keinginan seseorang berdasarkan motif dan tujuan tertentu. tentunya dengan puasa yang kita lakuakan saat ini, berdusta baik melalui kata-kata yang kita ucapkan ataupun melalui informasi dan berita yang kita tulis dimedia social haruslah dihentikan, karena hal tersebut mengakibatkan hilangnya pahala puasa yang kita lakukan.
Sama halnya dengan berdusta, ghibah adalah salah satu perbutan yang harus kita hindari dan jauhkan dari kehidupan kita terlebih ketika sedang menjalankan ibadah puasa. Seringkali kita tidak sadar pembicaraan yang kita lakukan sudah terkatagori ghibah, karena semua pembicaraan terkait dengan orang lain yang tidak disukai orang tersebut adalah ghibah sebagaimana yang telah ditegaskan Rasulullah SAW : Tahukah kalian apakah Ghibah itu ? para sahabat menjawab Allah dan Rasul Nya yang lebih tahu. Kemudian Rasulullah SAW bersabda, Engkau membicarakan sesuatu yang terdapat dalam diri saudaramu mengenai sesuatu yang tidak dia sukai. Lantas salah seorang sahabat bertanya, Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu jika yang aku bicarakan berenar-benar ada pada diri saudaraku ? Rasulullah menjawab, jika yang engkau bicarakan ada pada diri saudaramu, maka sungguh engkau telah menghibahnya. Sedangkan jika yang engkau bicarakan tidak terdapat pada diri saudaramu, maka engkau sungguh telah mendustakannya (HR. Muslim).
Baca juga: Cara dan Niat Salat Lailatul Qadar, Lihat Waktu dan Hukumnya, Kerjakan di 10 Hari Terakhir Ramadan
Dalam hadits Isra’ dan Mi’raj Rasulullah SAW menceritakan Ketika beliau melewati sekelompok orang yang berkuku tembaga sedang mencakar-cakar muka dan dadanya sendiri, lalu aku bertanya kepada Jibril siapakah mereka, Jibril menjawab, mereka adalah orang-orang yang menggunjing keburukan dan menista kehormatan orang lain (HR. Abu Daud). Dengan demiakian jauhilah Ghibah karena perbuatan ini tergolong dalam dosa besar, sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam al-Qurtuby bahwasanya Ghibah itu sebanding dengan dosa zina, pembunuhan dan dosa besar lainnya. Sedangkan menurut Imam Hasan al-Bashri Ghibah itu lebih cepat merusak agama dibandingkan dengan penyakit yang menggerogoti tubuh.
Begitu juga dengan Perbutan mengadu domba (an Namimah), perbuatan ini merupakan kombinasi dari dua hal yang tercela yaitu mengatakan hal yang buruk tentang orang lain serta memiliki niat untuk menghasud dan merugikan orang lain. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW menegaskan Tidak akan masuk surga orang yang melakukan namimah (HR. Muslim). Sama halnya dengan perbuatan Ghibah, Namimah juga termasuk dosa besar sebagaimana yang ditegaskan Abdurrahman al-Jaza’iri yang mengatakan perbuatan namimah termasuk dosa besar yang mengandung dosa-dosa yang sangat banyak. Prilaku tercela ini akan menyeret pelakunya kedalam neraka dan mengharamkanya dari kenikmatan surga. Rasulullah juga menegaskan sesunguhnya manusia yang paling buruk adalah orang yang bermuka dua, yang mendatangi kaum dengan muka tertentu dan mendatangi lainnya dengan muka berbeda ( HR. Buchori).
hapus pahala puasa yang kita lakukan adalah melihat dengan syahwat. Ibn al-Qoyyim al-Jauziyah mengatakan Mata adalah pintu dari segala perbuatan maksiat. Pandangan mata memiliki daya untuk mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dari pandangan mata muncul perasaan yang akan mempengaruhi pikiran seseorang yang selanjutnya berujung kepada keinginan yang diwujudkan dalam perbuatan. Dalam sebuah Riwayat Rasulullah SAW menegaskan Pandangan mata barat panah beracun yang keluar dari busur panah Iblis. Dalam Riwayat lain juga dijelaskan tidak ada fitnah yang lebih besar bagi ummatku setelah kematianku selain Wanita. Saat ini fenomena mempertontonkan kemolekan tubuh dengan mengumbar aurat adalah hal yang jamak terjadi ditempat-tempat umum termasuk pusat perbelanjaan. Maka lebih bijak bagi kita yang berpuasa untuk menahan diri tidak berada pada tempat yang berpotensi menjadi ladang Maksiat bagi pandangan kita.
Baca juga: Operasi Ketupat Semeru 2023, Polres Pamekasan Amankan Arus Mudik, Hingga Balap Liar Jadi Sasaran
Termasuk yang membatalkan pahala puasa kita adalah sumpah palsu. Seringkali untuk meyakinkan orang lain sumpah palsu kita lakukan. Padahal jika kita tahu bahwa Ketika bersumpah dengan nama Allah SWT tapi berdusta, maka dia terjerumus dalam dosa. Oleh karena itu Rasulullah SAW mengingatkan barang siapa bersumpah dengan nama Allah hendaknya dia jujur. Ada kafarat (denda/tebusan) yang harus dilakukan bagi mereka yang bersumpah palsu ini, yaitu dengan memberikan makan sepuluh fakir miskin dengan makanan yang biasa kamu makan, atau dengan memerdekakan budak dan apabila tidak mampu maka dapat menebusnya dengan berpuasa selama tiga hari berturut-turut (QS. Al Maidah: 89).
Sekarang kita semua dapat menilai, apakah dipenghujung bulan Ramadhan ini, lima hal diatas yang dapat menghapus pahala ibadah puasa yang kita lakukan telah sirna dalam diri kita, sehingga kita dapat optimis dan yakin bahwa Ibadah Puasa yang kita lakukan akan diterima Allah SWT dan menjadikan diri kita sebagai orang-orang yang Muttaqien. Amin,
Baca artikel terkait Ramadan 2023 lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunMadura.com
Kiai Hasan Ubaidillah
TribunMadura.com
Sekretaris MUI Jawa Timur
Ramadan
Tribun Madura
shalat sunnah malam
Allah SWT
Rasulullah SAW
madura.tribunnews.com
Orang yang Berhak Mendapatkan Zakat Fitrah di Bulan Ramadan, ada 8 Golongan yang Menerima |
![]() |
---|
Hikmah Ramadan: Spirit Memulai Usaha Halal |
![]() |
---|
Dirut BANI Group dan Brigjend TNI Terry Tresna Purnama Silaturrahmi Sekaligus Santuni Anak Yatim |
![]() |
---|
Hikmah Ramadan: Taubat yang Diterima |
![]() |
---|
Ciri Orang yang Mendapatkan Malam Lailatul Qadar, Kebiasaannya Berubah? Simak Penjelasan Buya Yahya |
![]() |
---|